Entah kenapa film ini langsung menarik perhatian saya ketika pertama kali melihat trailernya di bioskop.
Visualisasinya menggambarkan seorang pemuda yang tinggal dengan serigala di dalam sebuah gua. Saya pikir, dari penyajian trailernya saja sudah membuat saya tergugah untuk segera menontonnya. Karena, sebuah film yang berkaitan dengan hewan pasti asik untuk disaksikan. Misalnya saja seperti film Haciko dan A Street Cat Named Bob yang pernah saya tonton. (Berharap bisa menemukan hewan sesetia mereka, selain kucing yang selalu sombong jika saya panggil-kecuali kalau dikasih makanan)
Visualisasinya menggambarkan seorang pemuda yang tinggal dengan serigala di dalam sebuah gua. Saya pikir, dari penyajian trailernya saja sudah membuat saya tergugah untuk segera menontonnya. Karena, sebuah film yang berkaitan dengan hewan pasti asik untuk disaksikan. Misalnya saja seperti film Haciko dan A Street Cat Named Bob yang pernah saya tonton. (Berharap bisa menemukan hewan sesetia mereka, selain kucing yang selalu sombong jika saya panggil-kecuali kalau dikasih makanan)
Tapi kali ini saya tidak ingin mengulas tentang si kucing pemalas itu, nanti kalau dia browsing dan baca tulisan ini bisa-bisa saya di cakar -_- (Sekian dulu ngelawaknya, gak lucu!)
Sedikit info, film Alpha ini disutradarai oleh Albert Hughes dan dibintangi oleh Kodi Smit-McPhee yang berperan sebagai Keda.
Film ini dikisahkan pada 20.000 tahun yang lalu di Eropa, saat itu merupakan zaman es. Seorang Keda, anak dari pemimpin suku, yang mengajak anaknya untuk melatih dan berburu di alam bebas. Saya melihat seorang Keda sebagai pemuda yang tidak terlalu tangguh, pasalnya, saat berburu seekor babi dia tidak berani untuk membunuhnya. Namun dia sangat lihai dalam membuat pisau dari batu di bandingkan teman-temannya yang lain.
Dalam perburuan mereka, mereka bertemu dengan kawanan bison. Miris, saat itu Keda harus takluk dihadapan seekor bison yang mengamuk, dan akhirnya menyeret dirinya ke dalam jurang. Keda terjatuh dan terbentur di bebatuan tebing yang curam, beruntungnya, raganya masih tersangkut di atas bebatuan tebing meskipun sudah tak sadarkan diri.
Ayahnya dan sekelompok teman-temannya berpikir kalau ia sudah meninggal, sampai akhirnya dia ditinggalkan di sana tanpa berhasil diambil jasadnya.
Saya tidak akan mengulas bagaimana Keda selamat, saya ingin mengulas bagaimana dia bertemu dengan serigala yang akhirnya ia namai sebagai "Alpha". Disuatu hari, Keda dikepung oleh sekawanan serigala yang berusaha memangsanya di atas pohon tandus. Namun seekor serigala berhasil ia tusuk dengan pisau batu buatannya.
Setelah sekawanan serigala menyerah, satu serigala yang terkapar di tanah masih berjuang melawan rasa sakitnya akibat senjata tajam yang menyayat lengannya. Sehari kemudian, Keda menggendong serigala tak berdaya itu dan membawanya ke dalam gua untuk berlindung dari musim dingin yang mulai datang.
Source Image: hdqwalls.com
Dari sanalah perjalanan berat dan penderitaan mereka berdua dipersatukan. Ketika ketidakberdayaan dan perbedaan mengikat emosional dan hati sanubari dari dua makhluk hidup yang saling bertolakbelakang.
Keda tahu kalau Alpha memiliki naluri hewan dan kebuasan dalam dirinya, namun ia yakin kalau Alpha bisa menjadi teman perjalanannya. Keda bersikeras untuk mengurus dan merawat Alpha dalam keadaan dirinya yang juga tidak berdaya. Dan hasilnya, kebaikan hati dan ketulusannya tersebut mampu melunakkan naluri hewan yang dimiliki Alpha.
Perlahan namun pasti, Alpha menjadi teman yang setia kepada Keda. Ia menuruti semua perkataan yang diucapkan Keda kepadanya. Berburu bersama, dan menghadapi rintangan bersama dalam perjalanan pulang.
Dari sini bisa saya ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya manusia dan hewan bukanlah musuh. Kita saling terikat, dan kita bisa saling menghargai satu sama lain. Hewan memiliki fitrah yang mulia dan kedekatan khusus kepada Sang Pencipta Alam Semesta, begitu pula dengan manusia. Namun bedanya, HEWAN SELALU SETIA SAMPAI AKHIR HAYATNYA, SEMENTARA MANUSIA TERKADANG LUPA FITRAH DIA YANG SESUNGGUHNYA.
Tidak masalah ketika singa memangsa hewan yang lebih lemah untuk bertahan hidup. Karena begitulah fitrahnya dia sebagai hewan. Mengapa kita mesti menganggap itu suatu hal yang buruk dan menakutkan? Ketika di luar sana para manusia membunuh satu sama lain demi kepentingan personal, dan kelompok, atau bahkan negara.
Film ini bisa menjadi rekomendasi bagi kalian yang ingin menyaksikan persahabatan antara manusia dan hewan. Sungguh tidak mengecewakan karena IMDb sendiri memberikan rating 6,8 untuk film ini, dan Rotten Tomatoes memberikan penilaian yang jauh lebih baik sekitar 81% dari suara para penikmat film.
Source Image: hdqwalls.com
Artikel ini juga terbit di Hipwee dengan judul "Review Film; Alpha (2018), Ketika Penderitaan Menyatukan Dua Sisi yang Berbeda"
0 komentar