Sekian lama, baru terlihat sudah
Berjalan dalam desiran angin
Mengayomi langkah menuju ketegaran
Saat tubuh terjaga
Kalian mengalun seraya kaleidoskop
Ayah… Ibu… Anakmu mencengkram segenggam impian
Aku mengepalnya kuat-kuat
Supaya kalian meyakini
Ketidakhadiran kalian memberikan animo dahsyat
Anakmu percaya
Mimpi tidaklah berakhir seperti aku kehilangan kehadiran kalian
Dahulu, anakmu ini kolot
Tak berani mengungkapkan kalimat berlebihan kepada kalian
Meski kata-kata buaian hanyalah eufemistis
Mungkin kalian sudah bersandar bersama-Nya
Tetapi, protektif kalian tak pernah mati
Layaknya perisai baja
Ada kado istimewa untuk kalian di sana
Gelora dan etos tinggi untuk meraih mimpi
Peluh panas yang mengalir di pembuluh darah
Hitamnya kantung mata atas nama kerja keras
Kupersembahkan untuk kalian
Bogor, 21 Januari 2017
Lihat juga [PUISI] Animo, Kado Istimewa
Lihat juga [PUISI] Animo, Kado Istimewa
0 komentar