Gadis kecil itu tidak berarti bermimpi indah meskipun terlihat tertidur pulas.
Buku itu belum tentu menarik hanya karena sampulnya yang semarak.
Hanya ada dua kemungkinan kenapa orang lebih memilih diam dan tidak peduli.
Pertama dia terlalu sadar untuk pengkhiatan yang sering dia terima, atau dia sudah cukup lelah untuk peduli.
Sesekali, jembatan itu memang harus runtuh. Biar orang-orang yang menaikinya sadar kalau ada masanya jembatan itu bisa ringkih, dan memilih mengakhiri.
Ini bukan soal anak yang harus pergi ke sekolah, bukan pula tentang seorang ibu yang ingin pergi ke pasar, atau seorang ayah yang harus bekerja, ini soal beban yang ditanggung jembatan selama ini.
Mungkin inilah aku sekarang, jembatan yang runtuh itu. Atau mungkin, aku adalah bangunan yang dipaksa runtuh oleh cengkraman buldoser.
Tidak ada seorang pun yang akan menyadarinya kalau keruntuhan itu belum terjadi. Toh, di luar sana, sering terjadi longsor dan banjir, tapi semua orang masih menebang pohon dan membuang sampah.
Keruntuhan itu dampaknya harus besar, kalau tidak, mereka tidak akan pernah mengerti.
Barangkali mereka memang tidak akan pernah mengerti, kecuali membiarkannya hancur begitu saja.
Bukankah kita lebih senang membangun, merusaknya, lalu membangunnya lagi?
Bagaimana dengan jiwa? Jiwa yang hancur? Pantaskah diperbaiki, atau harus dimusnahkan?
Aku lebih senang mengatakannya, "Keep mysterious, don't lose your magic!"
Karena menjadi misteri bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan. Dalam hal itu, aku bisa menyembunyikan segala bentuk kegelapan, dan mengubahnya menjadi keajaiban.
0 komentar