Banyak berita yang melaporkan nasib emas Nazi, terakhir dilaporkan oleh The New York Times pada tahun 1997. Meskipun telah dilakukan penelitian dan penyelidikan selama beberapa dekade tentang keberadaan harta karun emas batangan Nazi, namun hal ini masih menjadi spekulasi.

Pada tahun 2016, Deutsche Welle memuat cerita tentang penduduk setempat di Walbrzych, Polandia, barat daya Wroclaw, yang secara pribadi mendanai penggalian situs yang diduga "kereta emas Nazi". Penggalian itu sendiri menelan biaya sekitar 131.000 US dolar sehari, dan ekskavator bahkan menawarkan tur berpemandu ke situs tersebut. Menurut Majalah Smithsonian, kereta tersebut bisa memuat hingga 300 ton emas.

Tapi ini hanyalah salah satu aspek kecil dari kisah emas Nazi. Ketika Nazi kalah berperang, apa yang terjadi dengan penjarahan mereka? Mari kita ungkap lebih dalam! 

Selain tertarik pada penaklukan dan holocaust, Nazi juga gemar menjarah dan menimbunnya. Hitler, misalnya, terobsesi mengumpulkan seni dari museum orang Yahudi, seperti yang dikutip dari The New York Times. Tetapi, bagaimana dengan emasnya? 

Menurut University of Pennsylvania, Jerman tidak memiliki sumber daya alam yang memadai untuk menopang upaya perang multi-front. Hjalmar Horace Greeley Schacht - penasihat keuangan Hitler, menganjurkan filosofi autarki, atau kemandirian ekonomi, yang sangat cocok dengan masalah Nazi tentang dominasi dunia-melalui-genetik.

Jerman memiliki besi untuk membuat senjata genggam, tetapi tidak memiliki tungsten atau wolfram untuk membuat tank dan pembom. Mereka juga tidak memiliki cukup minyak, tidak dapat memproduksinya secara sintetis, dan harus membelinya dari Rumania. Kromium mereka dapatkan dari Turki, dan bantalan bola dari Swedia

Dan untuk mendukung itu semua, mereka harus memiliki banyak uang. Tetapi Reichsmark Jerman tidak diterima di seluruh dunia, terutama karena bencana keuangan tahun 1920-an mendevaluasi beberapa mata uang. Untuk mengatasi masalah itu adalah emas. Nazi melakukan pencurian yang dimulai dengan pasukan Jerman memasuki Austria, dan memulai kampanye yang menghasilkan 19 miliar US dolar emas curian.