Bahkan ada yang menjadi orang terkaya di dunia saat itu
listverse.com
Tidak ada yang abadi dalam hidup ini. Tuhan memang memberikan semuanya secara cuma-cuma, namun semua hanyalah titipan, termasuk nyawa seseorang. Begitulah hidup yang selalu diwarnai dengan perubahan. Seperti tenggelamnya kapal Titanic yang mengambil ratusan nyawa dalam satu detakan jantung saja. Tragedi itu mengubah dunia, juga, dengan mengambil nyawa orang-orang yang berpengaruh pada masanya. Meninggalkan keluarga, kerabat, karya, dan kekayaan. Lalu, siapa sajakah mereka? 1. Mayor Archibald Butt
Di tengah-tengah iklim politik yang tidak nyaman inilah, Presiden Taft meminta Butt untuk cuti dan liburan ke Eropa. Liburan itu seharusnya berlangsung enam minggu, tetapi karena Butt lebih mementingkan pekerjaannya, dia malah melakukan kunjungan diplomatik ke Vatikan dan Paus Pius X, padahal waktu cutinya masih panjang. Menurut arsip nasional, Paus memberinya surat untuk disampikan kepada Presiden Taft.
Ia pulang dengan menaiki kapal Titanic yang bernasib buruk. Menurut seorang saksi, ia terakhir terlihat di Ruang Merokok dengan Francis Millet setelah dia membantu membawa penumpang ke sekoci. Dilansir dari Biography, seorang saksi mendengar ucapan Butt yang mengancam para pria, yang memaksa untuk naik ke sekoci, "wanita terlebih dahulu, atau aku akan mematahkan setiap tulang di tubuhmu." Surat Paus kepada Presiden tidak pernah ditemukan, dan begitu pula jenazah Butt.
2. Benjamin Guggenheim
Dikutip dari Britannica, Meyer Guggenheim adalah seorang imigran Swiss yang membeli dua tambang tembaga Colorado pada tahun 1880-an, membangun kerajaan penambangan dan mewarisinya kepada putra-putranya. Salah satu putranya itu bernama Benjamin, yang menjalani bisnis keluarganya pada saat usianya 20 tahun, yang kemudian mengembangkan dan menemukan Perusahaan Pompa Uap Internasional.Benjamin meninggal di Titanic. Awalnya ia dijadwalkan untuk kembali ke Amerika dengan kapal Lusitania, namun kapal itu sedang diperbaiki. Sebagai gantinya, ia memilih untuk menjadi bagian dari sejarah, dan mengambil pelayaran perdananya di Titanic.
Menurut Biography, salah satu putrinya, Peggy Guggenheim, menjadi pencetus di museum seni Guggenheim di Venesia. Benjamin sendiri, sebelumnya pernah menulis surat wasiat, bahwa hartanya yang senilai 115.000 US dolar akan disumbangkan untuk amal. Hari ini, uang itu sekitar 3 juta US dolar.
3. Daniel Warner Marvin
Daniel Warner Marvin ketika itu baru berusia 18 tahun saat kapal Titanic tenggelam dan merenggut nyawanya. Meskipun begitu, ia adalah seorang insinyur dan berkontribusi pada warisan film keluarganya. Keluarga Marvin bekerja di belakang kamera. Ayahnya adalah salah satu pendiri American Mutoscope and Biograph Company. Menurut berbagai sumber, banyak pembuat film yang bermitra dengan Marvin untuk membuat film mereka.Saat itu Marvin baru saja menikah. Dia dan istrinya kembali ke Amerika Serikat menaiki kapal Titanic setelah bulan madu selama tiga minggu. Setelah membawa istrinya yang sedang hamil ke sekoci, dia berkata, "Tidak apa-apa, gadis kecil. Kamu pergilah. Aku akan tetap tinggal." Putrinya lahir beberapa bulan kemudian, dan istrinya yang depresi memutuskan untuk menghancurkan semua rekaman pernikahan mereka. Perusahaan keluarganya? Masih berjalan, sekarang dikenal sebagai Biograph.
4. John Jacob Astor IV
Dilansir dari Biography, John Jacob Astor IV bertanggung jawab atas hotel Waldorf-Astoria (dan beberapa hotel lainnya di daerah itu), dia juga orang yang multitalenta. Dia pernah menulis novel fiksi ilmiah, menciptakan mesin turbin angin, dan menjadi orang terkaya di dunia. Nilai kekayaannya sulit untuk dijabarkan, tetapi diperkirakan dia memiliki kekayaan sekitar 58,7 miliar US dolar untuk nilai mata uang sekarang ini, seperti yang dilaporkan CNBC.
Skandal dan kontroversinya terjadi ketika Astor menceraikan istri pertamanya dan menikahi wanita lain, yang setahun lebih muda dari putranya sendiri. Saat dirinya diterpa isu tak sedap oleh media, ia dan istrinya memutuskan untuk pergi ke Eropa. Sepulangnya dari sana, mereka kembali ke New York dengan menaiki kapal Titanic. Madeleine (istrinya) berhasil selamat dan melahirkan putra mereka yang dinamai John Jacob, sementara jasad Astor ditemukan pada 22 April, dan dimakamkan di New York.
5. Isidor dan Ida Straus
Ada kisah tentang cinta sejati, sikap dermawan dan pengorbanan diri. Persis seperti itulah kisah Isidor dan Ida Straus. Pasangan itu juga filantropi yang menyumbangkan sejumlah besar kekayaan mereka di New York.Setelah menyeberangi Atlantik dari Jerman, mereka menetap di Georgia. Karena mata uang Konfederasi tidak bernilai setelah akhir Perang Sipil, mereka jadi bangkrut. Straus ingin melunasi semua hutang mereka sebelum pindah ke New York. Di sana, Isidor bekerja di R.H. Macy & Co., dan menjadi anggota Kongres, serta pemilik perusahaan.
Semua karyawan yang mengenal mereka terharu hingga menangis karena berita kematian mereka di Titanic. Meskipun Ida sebenarnya mendapat tempat di sekoci, dia menolak untuk meninggalkan suaminya, dan memilih untuk mati di sisinya. Dia memberikan tempat di sekoci dan mantelnya kepada pelayannya. Jasad Ida tak pernah ditemukan, namun jasad Isidor berhasil ditemukan.
6. Henry Forbes Julian
Henry Forbes Julian adalah seorang metallurgist kelahiran Irlandia, ia juga seorang penjelajah Afrika, yang merupakan salah satu dari segelintir pria Eropa yang pertama kali melihat Air Terjun Victoria. Dia melakukan perjalanan jauh melalui Meksiko dan Eropa, mendokumentasikan artefak arkeologis dan memetakan wilayah yang belum dijelajahi, semua itu dia lakukan sambil memelopori teknik baru dalam metalurgi dan pertambangan. Saat bekerja sebagai seorang insinyur dan konsultan tambang di Afrika, ia juga menulis dan mengajukan hak paten.Menurut Encyclopedia Titanica, dia telah melakukan 13 perjalanan melintasi Atlantik. Pada saat dia naik Titanic, dia mengirim pesan kepada saudara iparnya, dan mengatakan kalau ia tidak terlalu terpesona oleh fasilitas tambahan di Titanic. Namun sayangnya, tubuhnya tidak pernah ditemukan.
7. Quigg Edmond Baxter
Quigg Edmond Baxter pernah masuk Klub Hoki Montreal Shamrocks. Namun, ia kehilangan setengah penglihatannya karena olahraga tersebut. Menurut Encyclopedia Titanica, Baxter menjadi salah satu orang berpengaruh di penyelenggaraan turnamen hoki internasional pertama di Paris, dan sedang dalam perjalanan pulang ke rumah ketika ia naik Titanic.Saat itu dia membawa ibu, saudara perempuan, dan calon istrinya menaiki kapal Titanic. Ia mengantarkan mereka semua ke sekoci, dan memberikan sebuah termos perak. Setelah itu, tubuhnya tidak pernah ditemukan.
8. W.T. Stead
W.T. Stead adalah orang pertama yang memelopori gagasan jurnalisme investigatif. Sebagai putra seorang menteri, ia juga seorang jurnalis surat kabar London. Pada tahun 1885, ia mengguncang masyarakat London dengan berita "The Maiden Tribute of Modern Babylon," di mana ia membeberkan kota London sebagai kota kumuh dan dunia prostitusi anak.Bahkan Stead pernah melakukan investigasi seorang diri dan menyamar untuk "menyewa" seorang gadis berusia 13 tahun, dan kemudian menulis serta menerbitkan semua detail faktanya mengenai hal itu. Dia ditangkap dan dipenjara karena cerita yang dimuatnya tersebut, namun kerja kerasnya itu justru membawa perubahan dalam hukum Inggris.
Stead percaya bahwa jurnalisme harus memiliki tujuan, dan itu bukan saja tentang menyiarkan berita kepada massa. Namun untuk menghasut orang agar mengubah dunia menjadi lebih baik, alat untuk reformasi sosial, dan untuk membentuk pemerintahan mereka sendiri, menegakkan ketidakadilan saat mereka menyaksikannya.
Karyanya memiliki dampak yang cukup besar sehingga ia dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian, dan ia memenangkannya pada tahun 1912. Sayangnya, ajalnya menjemput dalam tragedi Titanic, dan seperti jasad yang lainnya, jasadnya juga tidak pernah ditemukan.
9. Francis Davis Millet
Dikutip dari Encyclopedia Titanica, Francis Davis Millet memulai kariernya sebagai pemain drum dan asisten ahli bedah dalam Perang Saudara, lalu menjadi reporter dan editor untuk Boston Courier. Namun keahliannya sebagai senimanlah yang membuatnya mendapat pengakuan, dan pada saat ia mengabdikan diri untuk karier seninya, ia memenangkan penghargaan dan pengakuan di Eropa. Bahkan ketika dia bekerja sebagai koresponden perang dalam Perang Rusia-Turki dan Spanyol-Amerika, dia masih menyempatkan diri untuk melukis, mengamati, menulis, dan mencari inspirasi.Karena kegemarannya itu, ia juga mengumpulkan artefak. Yang menginspirasinya untuk menciptakan beberapa mural dan lukisan. Karyanya ditempatkan di Tate Gallery London dan New York City's Met. Catatan penelitian, tulisan, dan ceritanya ada dalam koleksi di Smithsonian, bersama dengan pakaian dan artefak lainnya yang ia kumpulkan selama perjalanannya ke Orient, Alaska, dan Panama.
10. Jacques Heath Futrelle
Kamu tahu penulis Agatha Christie, kan? Nah, Agatha Christie adalah inspirasi dari karya-karya Jacques Heath Futrelle. Sebelum ia meninggal di atas kapal Titanic, ia menulis lebih dari 40 cerita tentang seorang detektif bernama Profesor Augustus SFX Van Dusen, yang seperti Sherlock Holmes, terkenal karena pemikiran detailnya dan mampu mengungkap misteri yang sulit terpecahkan.Futrelle sukses besar di Amerika Serikat, dan pada tahun 1912, ia dan istrinya pergi ke Eropa untuk menerbitkan karya-karyanya di sana, serta menandatangani beberapa kontrak. Untuk merayakan keberhasilannya, mereka memesan perjalanan pulangnya dengan kapal paling mewah di sana, yaitu Titanic.
Futrelle meminta istrinya untuk masuk ke sekoci dan ia berjanji akan masuk ke sekoci berikutnya. Namun, dia tidak pernah melakukannya. Ada saksi yang mengatakan, dia terakhir terlihat sedang berdiri di geladak bersama John Jacob Astor IV. Setelah kematian suaminya, istrinya merilis dua cerita lagi.
Kapal Titanic memang salah satu kapal termewah pada saat itu, jadi sudah tak mengherankan lagi jika para penumpangnya adalah orang-orang penting. Meskipun begitu, kisah dan kenangan mereka masih diingat hingga hari ini.
0 komentar