Peradaban China sudah sangat tua. Saat kaisar terakhir meninggalkan takhta pada tahun 1911, bangsa China menjadi salah satu yang terbesar yang pernah ada. Lebih dari 4.000 tahun, sekitar 49 dinasti telah memerintah.
Nasib dan cerita semua kaisar sangat bervariasi. Hanya setengah dari kaisar yang turun takhta karena pilihan. Setengah lainnya memilih "pensiun" karena pembunuhan, turun takhta, bunuh diri, atau pemberontakan. Beberapa kaisar menyalahgunakan kekuasaan seiring dengan berjalannya pemerintahan. Kehidupan sebagai seorang kaisar di Middle Kingdom tidak seperti yang kamu bayangkan. Lalu seperti apa itu?
1. Pengalihan kekuasan diantara Kaisar-Kaisar China
Awalnya, Tiongkok adalah negara yang penuh dengan kekerasan. Qin Shi Huang (Qin diucapkan "Chin"), menjadi kaisar pertama dari China yang bersatu pada tahun 221 SM. Pencetus awal perang total, di mana Qin melakukan segala cara untuk memenangkannya, seperti yang diungkapkan Peter Bol dari Harvard University kepada BBC pada 2012.
Kaisar pertama dari Dinasti Qin, memegang kekuasaan dengan mengendalikan segala aspek dan dikenal karena "membakar buku-buku dan membunuh para sarjana." Putra dan penggantinya Shi Huang juga melanjutkan tradisi kekerasan ayahnya dengan membunuh hingga tiga puluh saudara laki-laki dan perempuannya saat ingin naik takhta.
Kekerasan juga tidak berhenti di situ. Dinasti Tang (618-907 CE) dianggap sebagai yang terbesar dari dinasti China, tetapi sistem suksesinya sangat tidak stabil sehingga 12 pewaris takhta tidak bertahan lama. Dan pembunuhan terus berlanjut. Kaisar Qing Yongzheng, dari dinasti kekaisaran terakhir China, Qing (1644-1911 M), tidak hanya berperang dengan saudara-saudaranya selama bertahun-tahun untuk mendapatkan takhta tetapi juga dituduh membunuh ayahnya sendiri terlebih dahulu.
2. Kaisar-Kaisar China yang mengalami kegagalan
Ketika dinasti Jin runtuh (266-420 M) pada abad keempat dan kelima, China terpecah menjadi beberapa kerajaan yang bersaing. Saat naik takhta salah satu kerajaan ini, Fu Sheng berjuang keras untuk mendapatkan gelar "one-eyed tyrant," seperti yang dikutip laman World of Chinese. Ia melarang kata-kata seperti "hilang" atau "tanpa," dan berani membunuh siapa pun yang mengatakannya di hadapannya. Dia digulingkan dan dibunuh hanya dalam dua tahun kekuasaannya karena kebodohan dan kekejamannya yang dianggap berlebihan.
Liu Shan adalah kaisar kedua dan terakhir dari dinasti Shu Han (221-263 M), memulai pemerintahannya pada usia 17 tahun. Sebagai putra panglima perang yang disegani dan berada di bawah asuhan Zhuge Liang, salah satu jenderal terhebat di zaman itu, Owlcation melaporkan bahwa Liu Shan membawa kerajaannya ke dalam kehancuran. Dia akhirnya menyerahkan kerajaannya dengan damai ke kerajaan Wei, dan pensiun dengan nyaman di ibu kota mereka.
3. Kaisar-kaisar China berada diambang ancaman
Menjadi anggota keluarga kerajaan yang kuat sering kali dirundung ancaman. Para bangsawan bahkan tidak aman di rumah mereka sendiri. Sudah lama dalam tradisi China untuk mengeksekusi seluruh generasi dari keluarga musuh kerajaan yang memiliki hak, dan itu tidak hanya kaisar yang berkuasa tetapi juga kerabat yang berpotensi membuat kerusuhan.Banyak pemberontakan yang biasanya dipimpin oleh orang-orang yang ingin memusnahkan kawanan kekaisaran. Salah satunya Pemberontakan Lu-shan melawan dinasti Tang. Atlas Obscura mengatakan bahwa Kaisar Hongzhi adalah satu-satunya kaisar monogami dalam sejarah Tiongkok, sebagian besar karena ibunya dibunuh oleh selir ayahnya.
4. Kehidupan selir dalam kekaisaran
Selama hampir satu milenium, perempuan China kelas atas, termasuk sebagian besar selir, mempraktikkan regimen kecantikan yang menyakitkan dan dikenal sebagai pengikatan kaki, melansir laman Smithsonian. Mulai sekitar usia lima atau enam tahun, anak perempuan mematahkan lengkungan dan jari kaki mereka sehingga tumit dan telapak kaki saling bersentuhan; semakin pendek kaki, wanita tersebut semakin diidamkan - ukuran 3 inci adalah bentuk kesempurnaan.Awal dinasti Jin (266-420 Masehi) selir juga wajib militer, dipilih sesuai dengan kriteria tertentu dari dinasti atau kaisar itu. Selama lebih dari seribu lima ratus tahun, perempuan dan anak perempuan diculik dari (atau) diberikan oleh keluarga mereka sendiri dan diharuskan tinggal bersama kaisar, untuk memberi anak laki-laki kepadanya.
South China Morning Post mengatakan adanya hierarki di antara para wanita kaisar, yang sering diwarnai kecemburuan dan persaingan - para wanita saling menyerang, meracuni, dan bahkan membunuh. Sebagai bagian dari rumah tangga kerajaan, para selir kerap menjadi sasaran kerajaan juga, dibunuh oleh putra atau panglima perang yang saling bersaing.
5. Kaisar-kaisar China yang menghancurkan kerajaannya demi wanita cantik
The Four Beauties adalah wanita paling cantik di Tiongkok kuno. Kisah-kisah mereka berasal dari empat dinasti yang berbeda dan melambangkan cita-cita kecantikan China selama berabad-abad lamanya, mirip dengan Helen of Troy. Dua dari The Four Beauties adalah selir, dan pernah menjatuhkan kerajaan.
Salah satu dari mereka, Xi Shi, disebut sebagai yang paling cantik. Ada juga Bao Si yang memiliki kecantikan yang luar biasa tetapi tidak pernah tersenyum. Kemudian ada Raja You, raja terakhir dari dinasti Zhou Barat (1046-771 SM), dikutip China Knowledge, ia menyingkirkan istri dan putranya sendiri demi wanita lain.
6. Kaisar-kaisar China terlibat dalam invasi berkelanjutan
Ancaman invasi adalah peristiwa yang sering terjadi di China kuno dan penjajah asing berhasil mengakhiri banyak dinasti. Qin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok memulai pembangunan Tembok Besar China lebih dari dua ribu tahun yang lalu untuk mencegah Xiongnu, perantau utara yang dianggap sulit untuk ditaklukkan. Dinasti Han akhirnya menaklukkan Xiongnu setelah 200 tahun berperang.Jenghis Khan dan cucunya Kublai Khan membutuhkan waktu 60 tahun untuk menyelesaikan invasi Mongol dan pengambilalihan China. Dan banyak orang Cina yang terbunuh selama penciptaan Kekaisaran Mongolia, menurut peneliti iklim Universitas Stanford Julia Pongratz, begitu banyak orang Asia yang tewas karena invasi Mongol mengubah tingkat karbon dioksida global.
Kerajaan China yang mereka dirikan, dinasti Yuan, bertahan lebih dari 200 tahun. Dinasti Kekaisaran China terakhir, Qing, berakhir karena agresi selama lebih dari satu abad dan adanya campur tangan oleh kekuatan kekaisaran lain yang dikenal sebagai "Abad penghinaan."
Tentu saja, invasi tidak harus datang dari luar. Sebelum penyatuan, dan ketika Tiongkok terpecah menjadi beberapa kerajaan yang bersaing, negara itu terlibat dalam beberapa perang internasional paling berdarah di dunia. Bahkan, di abad ke-20, empat dari 10 perang paling berdarah dalam sejarah manusia adalah perang sipil Tiongkok.
7. Kaisar-kaisar China menghadapi pemberontakan
Sebagian besar sejarah dinasti China diliputi oleh banyaknya pemberontakan dan revolusi. Banyak buku yang membahas tentang pemberontakan, mulai dari Dinasti Han (206 SM-220 M), Ming (1368-1644 M), dan Qing (1636-1911 M).Mengutip laporan Ancient History Encyclopedia, dinasti Song (960-1279 M) dikenal oleh para sejarawan dengan ekonominya yang makmur dan dinamis secara budaya, akan tetapi tidak stabil secara politik. Enam pemberontakan terjadi dalam 80 tahun pertama dinasti Song, negara itu terbelah dua pada tahun 1127, dan diliputi oleh kerusuhan selama beberapa dekade sebelum akhirnya menyerah pada bangsa Mongol. Pemberontakan yang melahirkan perpecahan juga menginspirasi salah satu dari empat klasik sastra Tiongkok, kisah 108 penjahat yang dikenal "To Render Justice for Heaven and Save the People."
Kaisar China dilanda oleh beragam gerakan-gerakan kemerdekaan dan etnis selama berabad-abad, yang berkontribusi besar pada kejatuhan dinasti. Han mencetuskan pemberontakan Red Eyebrow, kemudian menghadapi Five Pecks of Rice Rebellion sebelum diturunkan oleh Turban Kuning. Teratai Putih, sebuah kelompok politik dan agama yang dimulai pada masa dinasti Song, yang melemahkan Qing sebelum pemberontakan yang anti-imperialis, dan kekaisaran itu runtuh pada tahun 1911.
8. Kaisar China wanita pertama yang memiliki kisah keluarga yang unik
Ancient History Encyclopedia menyatakan bahwa permaisuri Dinasti Tang (618-097 M) Kaisar Wu Zetian, menjadi satu-satunya raja perempuan dalam sejarah Tiongkok dan yang dianggap sangat efektif, meski kontroversial. Dia menjadi selir kerajaan pada usia 14 tahun, masuk ke posisi permaisuri pertama, kemudian menjadi permaisuri janda, sebelum memerintah sebagai kaisar wanita pertama China. Wu juga membunuh putrinya yang masih bayi dan menuduh istri kaisar yang akhirnya dia bunuh juga.9. Kaisar China yang berhasil mengendalikan kekaisaran
The Encyclopedia Britannica mencatat bahwa Janda Permaisuri Cixi merupakan penguasa terakhir dari dinasti Qing dan kekaisaran China. Setelah China kalah telak di Perang Tiongkok-Jepang Pertama, kaisar putra Cixi, mengejar Seratus Hari Reformasi untuk memodernisasi negara dan membentuk kembali pemerintah.Janda Permaisuri ini mendukung kudeta terhadap putranya sendiri, membalikkan kebijakan reformasi, dan mengambil alih kekuasaan. Cixi memerintah (dari belakang layar literal, seperti yang dijelaskan oleh National Geographic) hingga kematiannya pada tahun 1908.
Contoh yang lebih umum adalah Liu Bang, sebelum menjadi kaisar Han pertama, ia bergabung dengan pemberontakan melawan Qin untuk membatalkan kebijakan represif mereka. Atau reformis Kaisar Wang Bang, satu-satunya kaisar dari dinasti Xin yang bernasib buruk (9-23 M), yang terbunuh oleh pemberontakan para petani atas upayanya.
10. Kaisar-kaisar China sangat terisolasi
Pemimpin yang hidup terpisah dari rakyatnya bukanlah hal yang aneh, bahkan itu telah menjadi standardisasi. Salah satunya dinasti terakhir China, Ming dan Qing, yang menetapkan standar isolasi. Kaisar China telah lama menjauhkan diri dari warga negara mereka.Selama lebih dari dua ribu tahun, siapa pun yang mendekati, atau didekati oleh kaisar harus bersujud; sujud dengan dahi menyentuh tanah. Ancient History Encyclopedia mengatakan bahwa sang kaisar juga memiliki jalan pribadinya sendiri yang tidak boleh digunakan orang lain.
Warna kuning dikaitkan dengan kaum bangsawan sejak dinasti Han, tetapi dinasti Ming dan Qing menerapkannya dan warna itu ilegal bagi siapa pun. Kota Terlarang di Beijing bukan hanya pusat kekuasaan kekaisaran, seperti namanya, kota ini memiliki haknya sendiri.
11. Ada banyaknya pemberontakan
Mandat Langit yang diberikan kepada semua kaisar Tiongkok bisa saja dicabut. Kaisar yang membuat negara jatuh ke dalam kemiskinan atau kekacauan bisa kehilangan Mandat dan disingkirkan dengan paksa, oleh jenderal mereka sendiri.Ancient History Encyclopedia mengatakan dinasti Song dimulai dengan kudeta militer, tetapi dinasti Song memiliki periode yang makmur dari segi ekonomi, seni berupa patung, sastra, dan musik China. Setelah berabad-abad damai dengan tetangga mereka, kekaisaran Song harus jatuh ke tangan orang Mongol.
Ada kudeta besar-besaran yang melibatkan jutaan orang dan berlangsung selama bertahun-tahun, seperti pemberontakan yang dipimpin oleh Jenderal An Lushan terhadap dinasti Tang yang berlangsung delapan tahun dan menelan hingga 36 juta jiwa. Lalu ada peristiwa seperti kudeta 1461 oleh Jenderal Ming Cao Qin, yang gagal dalam satu hari, dan menewaskan hampir semua orang yang terlibat.
12. Korupsi yang merajalela
Sejak zaman kuno, pemberian hadiah tersebar luas dalam budaya Tiongkok, terutama dalam bidang politik dan bisnis, yang digambarkan sebagai guanxi. Bahkan hari ini, tulis Mary Stzo dalam Fordham International Law Journal, "Guanxi, yang secara harfiah berarti 'hubungan' atau 'koneksi,' penting untuk keberhasilan transaksi bisnis di China."Pemerintah bisa hancur karena korupsi dan mengingat banyak dinasti Tiongkok digulingkan dalam pemberontakan serta banyaknya reformis terkemuka dalam sejarah Tiongkok, Tiongkok kuno bisa dibilang korup. Suap sangat subur, dan dilakukan dengan berani, sehingga nama-nama pejabat yang korup masih diketahui ratusan tahun kemudian, menurut People's Daily.
Pada akhir era kekaisaran, selama hampir lima abad, China tertutup dari dunia luar dan seiring dengan meningkatnya tradisi yang membatasi pergerakan kaisar, maka beberapa tradisi mendorong korupsi sedemikian rupa sehingga pemasukan gelap di dinasti Ming dan Qing dihitung memiliki 14 hingga 20 kali lipat dari pendapatan resmi menurut para peneliti Universitas Missouri.
Hingga akhirnya, korupsi Qing memburuk sehingga badan bea cukai internasional didirikan untuk memungut pajak atas sebagian besar bisnis impor / ekspor karena pejabat lokal tidak dapat dipercaya, yang merupakan sepertiga dari seluruh pendapatan yang mencengangkan.
Itulah 12 peristiwa dalam sejarah kaisar-kaisar China. Memang ya begitu banyak kisah yang bisa jadi pelajaran.
0 komentar