Kau terlahir dari ketiadaan, hanya
tetesan hina
Aku menunggu di atas sana
Siapakah keluarga yang akan kumiliki
kelak?
Aku tak bisa memilih, ini bukan ajang doorprize
Oh, di sini lah aku berada
Di sinilah aku tinggal
Berinda dalam karut-marut
Keluarga telah menciptakan neurosis
Namun dianggap generik
Bagiku,
semua ini hanya frasa
Tak
dapat diprediksi dalam alunan konvensional
Mereka
menyadari namun tak dapat mengatasi
Berindaku
hanya aku dan mereka yang memahami
Maka,
ku hanya dapat berkata, “Sadarlah! Dan perbaiki!”
Bogor, 21 Juli 2017
0 komentar