Ada saatnya kau ingin meredupkan semua. Dan tak mendapati dirimu dalam keramaian.Terbangun
Menjalani rutinutas yang sama
Berharap mendapat lebih
Nyatanya kita hanya membuang-buang waktu
Dengan pekerjaan yang menjemukan dan detakan jam yang mengkhawatirkan
Malamnya kita berdoa, agar hari esok semakin membaik
Nyatanya kita terjebak, dalam banyaknya kesalahan dan kekeliruan
Ah, persetan!
Kesalahan itu bisa kita lupakan dengan makan malam di restoran cepat saji dan berbelanja di mall
Lalu lusa kita bertanya, "kenapa waktu begitu cepat berlalu?"
Aku pun berpikir hal yang sama. Beginikah cara kita menempuh hidup?
Aku takut, jika semua yang kulalui hanya menjadi kenangan untuk diriku sendiri
Hanya menjadi santapan tangisan di masa depan
Hanya menjadi obrolan ringan yang mengundang tawa
Dan terlupakan begitu saja ketika aku tiada
Belum lagi, bagaimana dengan nasib-nasib mereka yang kurang beruntung?
Pantaskah semua karut-marut ini menghiasi bumi yang kian membara?
Atau kita hanya sejenis makhluk egosentris modern
Terkadang, berpikir menjadi tiada itu hal yang kita butuhkan
Redup sejenak
Meredupkan kisah-kisah usang yang pernah kita alami
Meredupkan segala wewenang jahat yang tertanam di diri
Lalu meredupkan kelopak mata untuk kembali
0 komentar