Pertama saya akan mengenalkan diri sebagai penulis amatir, penulis lepas, dan penulis apapun yang ingin kalian sematkan kepada saya. Karena saya sendiri pun bingung saya ini penulis apa. Kalau dalam buku, genre saya itu banyak. Jadi, saya menulis apapun yang saya suka.
Awalnya mengenal blogger itu satu tahun sebelum saya masuk ke SMK. Pada saat itu saya iseng-iseng membuat blog tanpa bantuan siapapun. Hanya bermodalkan notebook lemot *yang kalau dihidupkan membutuhkan waktu setengah jam untuk tiba di dekstop* bayangkan setengah jam itu saya bisa sumpah serapah dihadapan si notebook butut, hitung-hitung olahraga mulut.
Ditambah lagi dengan koneksi internetnya yang super duper lemot, seperti kembali ke jaman batu. Pada waktu itu memang belum ada 4G, dan saya masih memakai modem GSM dengan kartu telkomsel. Entah, kenapa begitu lemot. Mungkin jaringannya terpapar kelemotan notebooknya.
Dengan semua kelemotan itu, untung otak saya tidak lemot. Karena saya berhasil membuat blog pertama saya. Sebagai amatiran, saya mengisinya dengan puisi alay jaman SMP. Judul puisinya "Cinta Pertama". Sejenis cinta monyet atau cinta kampret yang bertepuk sebelah tangan. Cerita cinta yang agak klasik memang dan juga monoton.
Ketika masuk ke SMK, guru saya meminta murid-muridnya membuat blog untuk menaruh tugas di sana. Untunglah saya tidak perlu repot-repot membuat blog, karena saya sudah membuatnya dan tinggal memasukan tugas sekolah saya di sana. Jadi blog ini sudah berdiri sekitar delapan tahun lamanya. Dan keterima adsense dari google setelah dua tahun lamanya, dan itu pun tidak lolos ditahap kedua. Jujur, memang pengunjung blog saya sedikit. Karena tulisannya pun jelas tidak berfaedah.
Kembali ke fokus pembicaraan. Menulis di blog itu bisa dibilang hanya untuk menyalurkan passion menulis saya. Karena selama ini saya menulis di buku jurnal yang hanya bisa saya nikmati sendiri. Isi tulisannya pun sekedar kata-kata motivasi dan puisi-puisi melankolis.
Baru-baru ini saya mulai mengembangkan blog saya, setelah sekian lama blog ini hanya berisi pepesan kosong. Kalau ada pepesan teri atau tahu saya mau! Daripada dibiarkan tak layak huni, maka mulailah saya membuat tulisan yang lebih bernilai, setidaknya untuk saya sendiri. Saya memang tidak pintar mencari audience untuk blog saya. Saya jarang bertegur sapa antara sesama blogger, saya juga tidak menyematkan backlink. Jadi biarlah SEO dan google yang bekerja.
Jujur saja, menulis di blog jika tidak diseriusi dan tak ditekuni tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali kepuasan batin semata. Seperti yang saya rasakan. Saya memang sangat senang berbagi curahan hati melalui tulisan, baik itu berupa fiksi. Sebenarnya saya tidak pernah rugi selama menulis di blog saya sendiri. Entah itu menulis tulisan yang hanya sekedar hobi semata atau berbagi informasi dan ilmu. Karena inilah passion saya.
Namun perlahan, saya sudah mulai keluar dari zona nyaman dan tidak selalu bermain di kandang sendiri. Saya mulai mengenal platform UGC. Platform yang pertama kali saya jumpai adalah IDN Times. Waktu itu saya tidak sengata menemukan sebuah lomba yang diadakan IDN Times, saya mulai mendalami platform tersebut dan akhirnya tercebur menjadi Community Writer pada Juni 2017 hingga sekarang.
Saya akan membagi kelebihan dan kekurangan menulis di blog dan platform UGC. Pertama, menulis di blog memiliki keuntungan berupa kesenangan batin. Ya, saya sudah mengatakannya tadi. Di samping itu saya tidak perlu pusing mencari materi dan sumber-sumber penting dari tulisan saya, karena yang saya butuhkan hanyalah niat. Saya juga tidak perlu menunggu berhari-hari agar tulisan saya bisa dipublikasikan. Jika dilihat dari segi materi, kekurangannya jelas terlihat. Mengembangkan blog tidak semudah itu, apalagi jika berharap blog kamu di pasang iklan dari google adsense, mending kamu banyak-banyak berdoa dan jangan lupa usaha. Waktumu bakalan terkuras untuk menentukan tampilan blog, belajar html, mengoptimalkan SEO, serta masih banyak tetek bengek lainnya. Jadi jangan berharap blogmu banyak dikunjungi sama orang-orang jika kamu tidak pandai dalam mengembangkan blogmu. Apalagi tulisan blogmu hanya curhatan receh tidak bermutu seperti saya, jelas yang baca dikit. Yang terpenting kamu harus pandai mempromosikan blog, dan usahakan kamu memiliki konten tulisan yang bermanfaat, kecuali kalau kamu hanya ingin di baca sama robot.txt.
Nah, untuk menulis di platform UGC, pertama-tama kamu harus memiliki niat yang besar dulu. Jangan sampai baru ditolak sekali sudah merasa minder dan putus asa. Butuh nyali besar. Keuntungannya juga bisa dibilang lebih memuaskan, untuk kepuasan batin jelas kamu akan mendapatkannya. Jika diterima, tulisanmu akan dibaca banyak orang di seluruh Indonesia. Selain itu kamu tidak perlu repot-repot belajar html untuk menyempurnakan tampilan web. Dan bahagianya kamu tidak perlu menguasai ilmu SEO. Tugasmu hanyalah menulis, no copy paste, no hoax, dan memiliki sumber yang terpercaya. Belum lagi kamu bisa mendapat fee, seperti di IDN Times. Yang terpenting, kuncinya tekun saja. Ya, lagi-lagi kerugiannya juga sepadan dengan keuntungannya. Sebenarnya tidak rugi, mungkin lebih kepada kesulitannya.
Bersiaplah untuk mencari inspirasi yang segar dan baru. Di sini lah yang menjadi tantangan terberat. Karena kamu akan bersaing dengan ribuan penulis di seluruh dunia yang mungkin sudah menuliskan ide yang baru terpikirkan di kepalamu. Yang kedua, tulisanmu tidak semudah itu untuk dipublikasikan. Platform UGC memiliki editor handal yang siap mengoreksi tulisanmu, dari mulai tataan dan ejaan tulisan yang rapi dan benar, sumber tulisan yang kamu sematkan serta beberapa aspek lainnya. Jika tulisanmu tidak sesuai dengan kemauan mereka, sudah jelas akan ditolak. Meskipun tulisan itu sangat bagus dan bermanfaat menurutmu, tapi kalau mereka tidak yakin dan tidak tertarik, sudah pasti bakalan di tolak juga.
Selain itu, tidak semua platform UGC memberikanmu bayaran yang sepadan. Bro, ingat! Menjadi penulis konten tidak semudah yang kalian bayangkan! Dan percayalah, jika ingin menjadikan pekerjaan penulis sebagai pekerjaan utamamu, kamu harus bekerja keras seperti para karyawan lain di luar sana. Tetapi tenang saja, kamu tidak memiliki bos. Jadi kapanpun kamu menulis, kamu tidak akan dimarahi. Sebagian platform memberikanmu bayaran, seperti halnya IDN Times. Tapi kamu harus pintar-pintar menulis artikel, dan jangan pernah kapok kalau tulisanmu hanya bertengger di status pending selama berminggu-minggu. Itu tandanya tulisanmu tidak diterima dan kamu harus menulis artikel lain.
Ingat, jika ingin mengejar penghasilan, bersiaplah untuk menulis dengan banyak topik. Itulah sebabnya kamu keluar dari zona nyaman. Karena menulis di platform UGC tidak semudah kamu menulis curhatan receh di blogmu. Kamu harus mencari data dan sumber terpercaya. Dan percaya aja, deh. TIDAK ADA YANG MAU BACA TULISAN RECEHMU, kecuali kamu memberikan opini yang tersusun rapi dan informasi yang bermanfaat.
Kesimpulannya, apapun tulisan dan dimanapun kamu menulis, yang terpenting adalah kamu menyukainya. Jika kamu tidak merasa terbebani, pasti semua akan terasa mudah. Tidak peduli tulisanmu hanya sedikit pembacanya, ataupun tulisanmu sulit diterima editor. Karena jika menulis sudah menjadi kebutuhan kamu pasti tidak akan pernah merasa kecewa, bahkan kamu akan terus menikmatinya.
Berbagi hiburan, informasi ataupun ilmu melalui tulisan merupakan suatu yang baik. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang selalu menyebarkan hal-hal baik, tanpa menjatuhkan martabat orang lain. (Kecuali jika tulisan memang cara terampuh untuk menusuk pikiran para manusia yang buta akan ilmu dan informasi.) Tulisan merupakan bentuk kejujuran. Kebanyakan para penulis menampar para pembaca dengan tulisannya, bukan dengan tangannya. Jadi, teruslah mengasah diri. Karena para penulis tidak terlahir dengan status penulis. Mereka berjuang dari nol untuk mencapai itu.
Source image: unsplash.com
0 komentar