Cari tahu di sini
brewminate.com
Tapi beberapa penggambaran mengenai Sparta bisa dibilang fiktif dan hanya untuk konsumsi publik. Faktanya, Sparta adalah pabrik prajurit terotomatisasi yang menghasilkan beberapa pria terkekar yang pernah hidup, yang berhasil mengalahkan Kekaisaran Persia dan kemudian mengalahkan Athena dalam Perang Peloponnesia. Dan fakta menyedihkannya adalah, Sparta kuno merupakan tempat yang penuh dengan budak, penghinaan publik, dan kekerasan. Berikut adalah beberapa hal tentang kehidupan Sparta.
1. Para budak di Sparta
Secara etnis, helot adalah penduduk asli Laconia dan Messenia, mereka dijadikan ras budak setelah berhasil ditaklukkan karena menyerang orang-orang Dorian. (Orang-orang Dorian adalah suku-suku Makedonia dari utara yang menaklukkan Peloponnese; warga Sparta secara etnik adalah orang Dorian.) Setiap helot tidak memiliki hak politik atau hak suara, meskipun mereka diizinkan menikah dan memiliki hak terbatas untuk memiliki properti setelah membayar bagiannya kepada tuannya. Menurut sejarawan Plutarch, orang-orang Sparta memperlakukan para helot itu "dengan keras dan kejam."
2. Kelas non-metaphorical Sparta
Dalam masyarakat aristokrat dan oligarki, warga negara Sparta adalah kelas minoritas. Menurut sejarawan Herodotus, pada abad kelima ada tujuh helot untuk setiap warga negara Sparta pada Pertempuran Plataea. Ketidakseimbangan dalam jumlah ini mengartikan bahwa Sparta takut pada helot.Dan bangsawan Sparta nyatanya takut akan adanya potensi pemberontakan, karena ada sejumlah upaya pemberontakan, termasuk rencana jendral Pausanias dan pemberontakan gagal yang mencoba memanfaatkan kekacauan yang disebabkan oleh gempa bumi besar di 464 SM. Xenophon mengatakan kalau kelas bawah Sparta sangat membenci kelas atas.
Karena ketakutan yang sangat nyata akan pemberontakan kelas bawah, Sparta mengambil langkah-langkah keras. Selain tindakan penghinaan publik, Plutarch mengatakan setiap musim gugur ketika dewan penguasa yang dikenal sebagai ephor berkuasa, mereka menyatakan perang terhadap helot sehingga warga negara Sparta dapat membunuh mereka dengan impunitas. Setiap tahun hal ini terjadi.
3. Cerita anggota Krypteia
Alat terpenting yang dimiliki Sparta untuk mengendalikan populasi helot adalah sejenis polisi rahasia bernama krypteia, yang terdiri dari para pemuda yang menjalani pelatihan keras untuk menjadi warga negara penuh dan mengabdi kepada negara untuk membela negara. Setelah menyelesaikan pelatihan, mereka akan mendapatkan posisi militer yang lebih tinggi.Setelah ephor mendeklarasikan perang terhadap helot setiap musim gugur, anggota muda krypteia akan pergi pada malam hari ke pedesaan untuk memburu helot. Setiap helot yang mereka temui, akan mereka bunuh, terutama helot terkuat, untuk mengurangi kekuatan populasi budak. Selain itu, mereka akan berkeliaran di desa-desa helot, memata-matai populasi budak dan mencari bukti kerusuhan dan potensi pemberontakan. Setiap helot yang bisa memicu pemberontakan akan dieksekusi.
Para anggota krypteia menjalani langkah-langkah pelatihan yang lebih brutal daripada Sparta pada umumnya. Mereka fokus pada stealth, bekerja sebagai kelompok kecil dan individu, dan menguntit masyarakat pinggiran Sparta daripada melindungi kota.
4. Seluruh Sparta adalah prajurit
Kelas penguasa elit dari warga negara Sparta dikenal sebagai Spartiates, atau Homoioi (yang berarti "mereka yang sama," karena mereka masing-masing menikmati status yang sama, mirip dengan istilah bahasa Inggris "peerage"). Elit Spartiate, adalah pria etnis Doric yang telah menyelesaikan rejimen pelatihan agog, yang memiliki hak istimewa dalam masyarakat Sparta, mereka memiliki kendali pemerintah dan pembebasan dari semua tenaga kerja manual atau komersial. Semua pekerjaan seperti berdagang di pasar atau bertani di ladang dilakukan oleh perioikoi atau helot.Sparta terkenal dengan kekuatan militernya, itu karena tentaranya yang mengabdikan seluruh hidup mereka untuk dinas militer. Para pemuda yang menjalani agoge, orang-orang Spartiate ditugaskan ke ruang mess komunal yang dikenal sebagai syssitia tempat di mana mereka akan terikat seumur hidup, tinggal di barak-barak sampai mereka tua, dan hanya bisa melihat keluarga mereka dengan sembunyi-sembunyi. Setiap Spartiate diberi sebidang tanah untuk dikelola, satu-satunya sumber pendapatan bagi setiap warga negara Spartan. Sebagian besar dari pendapatan itu digunakan untuk membayar iuran keanggotaan mereka. Layanan militer akan dimulai pada usia 20 tahun, kewarganegaraan penuh akan ditetapkan pada usia 30, dan partisipasi dalam tentara diharapkan sampai usia 60 tahun.
5. Bayi Lelaki Sparta akan dimandikan dengan air anggur
Kata agoge berasal dari kata Yunani yang berarti "memimpin" dan tergantung juga pada konteksnya, yang berarti "bimbingan," "pelatihan," atau "membesarkan anak." Pelatihan ketat ini diperlukan untuk setiap warga negara laki-laki Spartan. Adanya rejimen yang keras dan sangat kejam ini untuk menciptakan tentara dari warga negara yang berani, tangguh, dan kuat yang akan mempertahankan kota mereka, apa pun yang terjadi. Dan Spartan tidak main-main, karena agoge dimulai saat seseorang lahir.Setelah seorang anak laki-laki lahir, bocah lelaki Spartan dimandikan dengan air anggur, karena mereka percaya hal ini akan membuat bayi lebih tangguh. Kemudian anak itu akan dibawa ke gerousia, dewan penatua Spartan, untuk diperiksa. Para penatua akan memeriksa bayi itu untuk melihat apakah dia cukup sempurna untuk kehidupan Spartan. Setiap bayi yang mengalami cacat atau bahkan hanya dianggap lemah akan berangkat ke pangkalan Gunung Taygetus selama berhari-hari untuk tes sekunder.
6. Grader ke-5 Sparta
Anak laki-laki akan meninggalkan rumah mereka pada usia 7 tahun untuk memulai pelatihan agoge, meninggalkan keluarga mereka dan menjadi bangsal negara bagian. Pada titik ini anak-anak lelaki ditempatkan di barak komunal, di mana mereka akan menghabiskan sebagian besar sisa hidup mereka. Di sini mereka berada di bawah pengawasan seorang payonomos, atau "gembala lelaki," yang tugasnya mendidik anak-anak lelaki di bidang akademik, olahraga, berburu, dan peperangan.Pada usia 12 tahun, anak laki-laki hanya akan dikasih satu pakaian dalam setahun, yakni jubah merah yang disebut Phoinikis. Bocah lelaki itu juga sengaja jarang diberi makan sehingga mereka akan terbiasa dengan kelaparan dan kehausan yang akan terjadi di medan perang. Selain itu, untuk menguji keberanian pada anak laki-laki, mereka diminta mencuri makanan untuk menambah jatah makanan mereka yang sedikit, di bawah ketentuan jika mereka tertangkap mereka harus siap dipukuli.
7. Wanita Sparta
Anak laki-laki bukan satu-satunya yang mengalami kondisi tidak manusiawi ketika tumbuh dewasa. Meskipun benar bahwa anak perempuan tidak dimaksudkan untuk menjadi pejuang, mereka masih diharapkan untuk melahirkan pejuang, yang berarti mereka juga menerapkan gaya hidup yang cukup ketat. Wanita Sparta menikmati kehidupan yang jauh lebih bebas.Para gadis Sparta diberi pendidikan publik, termasuk berpuisi, musik, dan peperangan dan diizinkan untuk berlatih atletik di luar ruangan. Gadis dan wanita dilarang mengenakan riasan atau barang apapun untuk meningkatkan kecantikan. Mereka mendapat uang dari kepemilikan tanah milik keluarga mereka. Tujuan dari semua ini adalah agar gadis-gadis Sparta menjadi mesin pembuat bayi yang kuat dan tangguh.
8. Kecerdasan Sparta
Selain kekuatan dan kecakapan dalam pertempuran, kecerdasan adalah kebajikan yang sangat dihargai di kalangan Sparta. Faktanya, bahkan hari ini, manusia menggunakan frasa "laconic wit" atau "laconic phrase" untuk merepresentasikan ide. (Kata "Laconic" berarti "dari Laconia," wilayah di mana Sparta berada.)Raja Philip II dari Makedonia (ayah dari Alexander Agung) mengadakan kampanye besar-besaran untuk menaklukkan seluruh Yunani. Untuk mendorong orang-orang Sparta agar tunduk pada kehendaknya, dia mengirim pesan yang mengatakan, "Jika saya membawa pasukan saya ke wilayahmu, saya akan menghancurkan pertanian kalian, membunuh rakyatmu, dan merobohkan kotamu." Namun Sparta hanya mengucapkan satu kata balasan: "Jika."
Kecerdasan singkat ini bukan bakat alami. Hal ini dipraktekkan dan ditanamkan ke Sparta melalui pelatihan.
9. Festival Sparta
Selain merasakan kekurangan makanan, dan kondisi kehidupan yang tidak berperasaan, anak laki-laki Sparta juga dipukuli secara fisik dalam suasana keagamaan. Ritual cambuk ini merupakan jantung dari diamastigosis, daya tarik utama di Festival Whips, sebuah upacara tahunan yang dilaksanakan di kuil Orthia, seorang pemburu Sparta lokal dan dewi kesuburan yang kemudian diidentifikasi dengan Artemis.Menurut Xenophon, ritual itu dimulai sebagai permainan seremonial untuk menangkap bendera, tetapi dengan keju. Keju akan diletakkan di sepanjang altar, dan satu kelompok pemuda akan mencoba untuk mencuri keju sementara kelompok lain akan menjaga altar dengan menggunakan cambuk. Akan tetapi, menurut ahli geografi Yunani Pausanias, permainan itu sudah ditiadakan, namun satu-satunya kompetitif yang tersisa adalah untuk melihat bocah mana yang bisa bertahan dari cambukan. Seorang pendeta akan berdiri di dekat altar memegang patung kayu Orthia. Ini adalah ritual lain yang dilakukan untuk menguatkan anak laki-laki Sparta, tetapi juga dimaksudkan sebagai bentuk hiburan.
Mungkin sejauh ini kita jadi cukup paham ya mengenai kehidupan Sparta yang sebelumnya hanya bisa kita lihat di film.
Sumber:
https://www.britannica.com/topic/helot
http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A2008.01.0047%3Achapter%3D28%3Asection%3D4
http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.01.0126%3Abook%3D9
http://perseus.uchicago.edu/perseus-cgi/citequery3.pl?dbname=GreekFeb2011&query=Thuc.%201.132.4&getid=1
http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=thuc.+1.101.1
http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.01.0206%3Abook%3D3%3Achapter%3D3%3Asection%3D5
https://www.thoughtco.com/ancient-spartans-murderous-secret-police-4031226
https://www.csun.edu/~hcfll004/sparta-c.html
http://www.classics.upenn.edu/myth/php/tools/dictionary.php?regexp=SYSSITIA&method=standard
http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Da)gwgh%2F
https://historyplex.com/agoge-education-training-system-of-spartans
https://www.ancient.eu/article/123/the-women-of-sparta-athletic-educated-and-outspoke/
https://www.greekboston.com/culture/ancient-history/laconic-phrase/
https://classicalwisdom.com/politics/wars/thermopylae-battle-in-the-shade/
https://books.google.com/books?id=q-0fAQAAIAAJ&pg=PA351&lpg=PA351&dq=sparta+boys+punished+not+answer+laconically&source=bl&ots=62NVOLeHyq&sig=jW4h0CwrL2G6ZK7C7A8oqDmXMHw&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwivhNOftvjOAhXD5yYKHZGKAPcQ6AEIQTAG#v=onepage&q=sparta%20boys%20punished%20not%20answer%20laconically&f=false
http://www.civilization.org.uk/greece/greece-extra/sparta/the-shrine-of-artemis-orthia
0 komentar