Kamu pernah mendengar kisahnya?
historyoftheancientworld.com
Yunani kuno dikenal sebagai lahirnya kolektif modern dalam peradaban. Bagi banyak orang, peradaban Yunani merupakan dunia yang penuh dengan progresif, demokratis, dan damai, yang dihuni oleh raja-raja filsuf, guru, atlet, seniman, dan pendeta. Dan merupakan tempat lahirnya peradaban Barat, hadirnya dongeng, gagasan, sains, dan pemerintahan.Tapi tidak ada masyarakat atau peradaban yang sempurna. Setiap dunia akan dirundung oleh masa tergelapnya. Orang-orang Yunani Kuno bisa kejam, curang, dan tak kenal ampun dalam mengejar dominasi Aegean. Berikut ini ada kekacauan yang pernah dilakukan orang Yunani Kuno, yang mungkin tidak kamu pikirkan sebelumnya.
1. Pengembangan senjata kimia untuk pertama kalinya
Penggunaan senjata bahan kimia yang pertama kali diketahui berasal dari pengepungan Plataea pada 429 SM, ketika tentara Spartan menyulut tumpukan kayu dengan belerang, melepaskan gas sulfur dioksida ke udara dan akhirnya menyebabkan masyarakat Plata mengungsi demi menghindari senjata kimia tersebut. Beberapa catatan juga menyebutkan bahwa orang Sparta meracuni persediaan air di kota-kota Athena selama Perang Peloponnesia. Ide tersebut kemungkinan besar mereka dapatkan dari masyarakat Skit yang telah menguasai kota Cirrha beberapa ratus tahun sebelumnya menggunakan metode yang serupa.
Yang paling terkenal dari perang kimia waktu itu adalah Greek fire, zat berbahan minyak bumi yang ditemukan oleh orang-orang Yunani Bizantium pada abad ketujuh yang tidak bisa dipadamkan dengan air, lalu ditembakkan dari tabung yang dipasang di haluan kapal-kapal Yunani.
2. Demokrasi dengan twist yang suram
Orang-orang Yunani Kuno sering dipuji karena penerapan demokrasi mereka sebagai metode pemerintahan. Namun faktanya adalah bahkan suatu sistem yang dihormati seperti demokrasi, ternyata bisa disalahgunakan untuk tujuan yang jahat. Tidak ada gambaran yang lebih baik tentang kejadian ini selain Mytilenian Debate pada 427 SM.Selama Perang Peloponnesia, kota Mytilene berusaha mati-matian untuk membebaskan diri dari pengaruh Kekaisaran Athena. Namun pemberontakan mereka gagal, dan orang-orang Mytilenia terpaksa tunduk kembali ke Athena. Dilansir dari Thucydides, dalam kemarahan Athena, akhirnya mereka memutuskan untuk mengeksekusi seluruh populasi pria dewasa di Mitylene dan juga mereka yang ditahan di Athena, termasuk para wanita dan anak-anak.
Sebuah kapal dikirim ke Mytilene. Namun masyarakat Athena khawatir jika keputusan mereka untuk membakar seluruh kota di Mytilene dianggap terlalu tergesah-gesah, dan mereka akhirnya melakukan debat lain untuk masalah ini. Pemungutan suara baru diambil dan diputuskan bahwa hanya "dalang utama" dalam pemberontakan (sekitar seribu orang) yang akan dieksekusi atau dibunuh. Itu mengapa kita mengenal pro dan kontra saat ini.
3. Brazen Bull, alat penyiksaan terburuk
Cerita-cerita dari zaman kuno ternyata mengandung banyak hal mengerikan yang mungkin tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Dan yang paling terkenal adalah brazen bull. Kisah ini diceritakan oleh orator Romawi Cicero dan seorang sejarawan Sisilia yang dikenal sebagai Diodorus. Menurut mereka, penguasa tiran Phalaris memerintahkan untuk membuat perunggu besar dalam bentuk banteng. Sebuah pintu dibuat di sisi banteng, di mana korban akan dimasukkan ke sana. Pintunya akan ditutup dan api kemudian dinyalakan di bawah banteng itu. Ini seperti hukuman memanggang orang hidup-hidup.Padahal orang-orang Yunani bisa dibilang tidak haus darah seperti orang-orang Romawi. Kisah Phalaris dan bantengnya merupakan kasus dari penguasa terburuk yang pernah dilakukan bangsa Yunani.
4. Eksekusi dan bunuh diri paksa
Standar eksekusi di Athena adalah penyaliban tanpa darah. Korban akan diikat ke papan yang melibatkan pergelangan tangan dan pergelangan kakinya, lalu kerah di leher akan diperketat secara perlahan untuk mencekik korban sampai mati. Jika eksekusi dilakukan di medan perang, korban akan dipenggal dengan pedang. Eksekusi juga bisa ditukar dengan metode eksekusi menggunakan hemlock untuk meracuni diri sendiri. Pilihan eksekusi itu hanya berlaku bagi orang kaya, karena dosis hemlock yang cukup manjur membuat harganya sangat mahal.Khusus untuk kejahatan politik, seperti pengkhianatan, ketidaksopanan, dan perampokan di kuil, akan diabadikan melalui prasasti agar kasus kejahatan tersebut dikenang selama berabad-abad.
5. Anak-anak Spartan
Ketangguhan anak-anak Spartan pertama kali ditulis dalam hukum oleh pendiri negara-kota Lycurgus, yang mengharuskan mereka untuk berani, kejam, dan disiplin di atas segalanya.Seorang anak lelaki Spartan akan dibesarkan oleh ayahnya hingga usia 7 tahun, dan setelah itu ia akan pergi ke sebuah kamp militer yang dikelola pemerintah dan tinggal sampai ia berusia 30 tahun. Mereka dilatih untuk bertahan hidup dengan kekurangan makanan, dilatih tanpa henti untuk menyempurnakan seni pertempuran dan hanya mempelajari versi dasar dari mata pelajaran yang diajarkan anak-anak Yunani lainnya, seperti musik dan matematika. Seringkali mereka terpaksa mencuri untuk bertahan hidup. Gadis-gadis Spartan juga diberikan pendidikan umum. Mereka akan berolahraga di luar ruangan dan mengikuti kompetisi atletik, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan tubuh mereka agar melahirkan anak-anak yang kuat dan sehat.
6. Intrik dari pengucilan
Pengucilan adalah aspek dari kehidupan politik di Athena. Konsepnya sederhana, setiap orang Athena akan melakukan pemungutan suara setiap tahun untuk menilai kinerja politisi mereka. Jika seseorang dianggap sebagai ancaman terhadap prinsip-prinsip demokrasi Athena, ini akan diperjelas dalam pemungutan suara. Beberapa bulan kemudian, majelis akan memutuskan. Setiap warga negara akan memilih siapa yang harus dikucilkan dengan mencoretkan nama pilihan mereka ke selembar tembikar yang rusak. Seseorang yang mengumpulkan suara terbanyak akan diasingkan dari Athena selama 10 tahun.Seorang politisi yang licik menggunakan suara pengucilan ini sebagai senjata untuk menjatuhkan saingannya, asalkan saingannya itu dalam posisi yang lebih lemah. Pada 417 SM, dua politisi bernama Alcibiades dan Nikias bergabung untuk menyingkirkan pesaing ketiga mereka, Hyperbolos. Namun akhirnya sistem ini tidak berlangsung lama.
7. Ritualistik pedofilia
Pederasty cukup terkenal di Yunani Kuno, dan dirayakan secara aktif pada masa itu. Pederasty berasal dari Kreta, yang menerapkan bentuk ritual pedofilia melalui tindakan penculikan di mana seorang anak laki-laki akan "diambil" (dengan izin ayahnya). Mereka akan dibawa ke hutan belantara untuk diajak berburu, berpesta, dan melakukan hal-hal dewasa. Mereka kemudian akan kembali ke kota asal mereka dengan membawa bocah itu sebagai "kawan" dan tinggal bersamanya. Bocah itu akan diperlakukan secara tidak pantas, yang mungkin merupakan hukuman terberat bagi pelecehan seksual yang pernah ada dalam sejarah manusia.Meskipun ritual ini berasal dari Kreta, namun praktik serupa menyebar ke seluruh Yunani termasuk Athena, Sparta, dan Thebes. Kejadian itu sering digambarkan dalam seni dan sastra dari periode tersebut.
8. Dikotomi aneh dalam Yunani Kuno
Pedofilia bukan satu-satunya sisi buruk dari ideologi seksual orang Yunani. Mereka juga memiliki keyakinan kuat bahwa perzinahan adalah tindakan yang lebih buruk daripada pemerkosaan. Pemerkosaan tidak dianggap sebagai masalah kekerasan terhadap hak asasi orang Yunani. Seorang pemerkosa hanya akan dihukum dengan denda. Sementara perzinahan, dianggap memiliki dampak yang buruk pada keluarga besar di Yunani Kuno. Pezina bisa dibunuh di tempat jika tertangkap basah, dan jika dilakukan dengan istri orang lain, istrinya akan segera diceraikan secara hukum.Gagasan dikotomi aneh ini mengungkapkan bahwa kesejahteraan wanita dianggap tidak penting daripada stabilitas keluarga, yang pada dasarnya identik dengan stabilitas masyarakat. Ini merupakan konsekuensi dari sikap orang Yunani Kuno terhadap wanita secara umum, yang memperlakukannya secara tidak baik.
9. Perempuan dipandang negatif oleh bangsa Yunani Kuno
Sejak awal, ketidakpercayaan terhadap perempuan tertanam dalam jiwa Yunani Kuno. Menurut Jorunn Økland, seorang genderis klasik, perempuan dipandang sebagai "artefak yang sangat menarik tetapi dianggap sebagai parasit." Bahkan Aristoteles percaya dan menganggap kalau perempuan adalah laki-laki yang cacat, diciptakan karena terjadi kesalahan dalam rahim ibu mereka. Plato bahkan memperingatkan para lelaki untuk tidak berubah menjadi perempuan ketika mereka bereinkarnasi.Kepercayaan ini menyebar kerealitas kehidupan masyarakat. Perempuan tidak diizinkan untuk memilih, memiliki tanah, atau mewarisi properti. Bayi perempuan bahkan sering ditinggalkan saat lahir dan pendidikan anak perempuan lebih difokuskan pada persiapan untuk membesarkan anak daripada stimulasi intelektual. Gadis-gadis juga menjadi sasaran pederasty. Biasanya mereka menikah di usia 13 atau 14 tahun.
10. Pembunuhan ritualisme
Pada tahun 2016, sisa-sisa kerangka seorang remaja ditemukan di Gunung Lykaion yang agaknya merupakan korban ritual. Sebuah studi yang mempelajari tentang masalah ini menyimpulkan bahwa orang Yunani kemungkinan tidak menawarkan manusia kepada dewa-dewa mereka, dan beberapa akademisi tetap skeptis dalam menghadapi penemuan ini.Akan tetapi, kisah klasik tentang pengorbanan manusia memang ada. Gunung Lykaion sendiri telah dikaitkan dalam sumber-sumber sastra kuno dengan pengorbanan anak laki-laki dan hewan, karena sisa-sisa arkeolog yang ditemukan di gunung itu. Pembunuhan ritualisme juga digambarkan dalam teks-teks kuno pada 480 SM oleh Themistocles, seperti Trojan melawan gadis-gadis Locrin, dan melawan kambing hitam manusia yang dikenal sebagai pharmakoi di kota-kota besar Yunani.
Mungkin sekarang kita sudah mengerti bahwa karakteristik suatu peradaban tidak luput dari banyaknya kesalahan dan kekurangan, meskipun peradaban itu pernah berjaya sekalipun. Yunani Kuno menjadi buktinya.
Sumber:
https://antiquitynow.org/2013/11/14/chemical-warfare-in-the-ancient-world/
https://blogs.lse.ac.uk/lseih/2017/04/25/a-brief-history-of-chemical-warfare-from-sparta-to-syria/
https://www.britannica.com/technology/Greek-fire
http://www.thelatinlibrary.com/imperialism/readings/thucydides6.html
https://www.livius.org/articles/person/phalaris/bull-of-phalaris/
http://www.stoa.org/projects/demos/article_punishment?page=5
https://www.ancient.eu/article/342/the-spartan-education/
https://www.ancient.eu/article/123/the-women-of-sparta-athletic-educated-and-outspoke/
https://web.archive.org/web/20170422043657/https://www.nytimes.com/2003/07/24/opinion/ostracized-in-athens-ancient-greeks-knew-how-to-dump-bad-pols.html
https://www.historyextra.com/period/ancient-greece/a-brief-history-of-sex-and-sexuality-in-ancient-greece/
https://www.spectator.co.uk/2014/10/why-the-ancient-greeks-thought-adultery-was-worse-than-rape/
https://sarahjoconnor.com/2017/01/11/deformed-males-and-lazy-parasites-ancient-views-of-women/
https://www.ancient.eu/article/927/women-in-ancient-greece/
0 komentar