Tidak boleh disepelekan, lho
themoviedb.org
Satu dari lima orang ibu baru akan menderita depresi postpartum, atau gangguan mood perinatal. Dalam kasus yang parah, wanita dapat mengalami psikosis, bahkan bisa bunuh diri, atau akhirnya mengambil nyawa bayi mereka sendiri. Seram ya kedengarannya! Karena statistik dan fakta yang menyedihkan inilah banyak sineas yang mencoba untuk menceritakan lebih dalam peristiwa ini melalui sebuah film.
1. Susanna (2013)
Namun, Katie mengalami depresi pascapersalinan yang parah dan karenanya harus dirawat di rumah sakit. Susanna pun yang akhirnya turun tangan untuk merawat bayi itu. Sudut pandang cerita ini diwarnai dengan emosional dan perjuangan seorang wanita yang menderita masalah kesehatan mental karena menjadi ibu baru dan hal itu ternyata dapat mempengaruhi anggota keluarga disekitarnya.
2. When the Bough Breaks (2017)
Diambil dari sudut pandangan kisah nyata (non-fiksi) mengenai masalah depresi pascapersalinan, sutradara Jamielyn Lippman mengungkap masalah kesehatan yang diderita satu dari lima ibu baru setelah melahirkan. Film ini berpusat pada Lindsay Gerszt, seorang ibu yang telah berjuang dengan kondisi postpartum selama enam tahun, dari mula dia menderita depresi hingga melakukan terapi pemulihan. Namun semua itu tidak semudah yang dibayangkan.
Sementara itu, film ini juga memberikan wawasan tentang wanita yang tidak mendapatkan pertolongan karena masalah ini, yang sampai pada akhirnya melakukan pembunuhan terhadap bayinya sendiri, atau ibu baru yang bunuh diri karena depresi pascapersalinan. Ini fakta yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Film ini menyajikan visual yang mengerikan sekaligus kegigihan seorang ibu baru yang berharap bisa menemukan jawaban dan memecahkan masalah yang mereka hadapi.
3. The Stranger in Me (Das Fremde In Mir) (2008)
Sutradara dan penulis Emily Atef menawarkan visual terkait depresi pascanatal yang efisien dan sangat menyentuh hati dalam filmnya The Stranger in Me. Kisah ini mengikuti pasangan muda bernama Rebecca dan kekasihnya Julian yang mengharapkan anak pertama mereka.
Namun, ketika momen itu tiba dan Rebecca yang diperankan oleh Susanne Wolff melahirkan, ia justru ditimpa depresi dan ketidakmampuannya untuk menjalankan perannya sebagai orangtua. Justru semuanya memburuk setiap hari. Karena menghadapi momen yang sulit, Rebecca akhirnya dirawat di rumah sakit, di mana dia harus menjalani pemulihan untuk menyelamatkan dirinya dan bayinya.
4. A Happy Event (2011)
Diadaptasi dari novel otobiografi terlaris dari penulis Eliette Abecassis di tahun 2005, buku tersebut diangkat ke layar lebar oleh sutradara Bezancon. Dikisahkan dari pasangan muda yang berharap ingin memiliki anak, namun justru mengalami keraguan setelah kelahiran anak pertama mereka.
Barbara mengalami transformasi fisik-psikologis dari awal kehamilannya sampai ia akhirnya melahirkan. Barbara maupun Nicolas ternyata belum cukup siap menjadi orang tua. Sementara Nicolas berusaha menjadi ayah yang baik, Barbara justru terpaku dalam depresinya yang menyedihkan. Sifatnya tak seceria dulu, Nicolas pun menyadari perubahan istrinya itu.
5. Tully (2018)
Memiliki anak itu mudah, tapi menjadi orangtua yang baik itu sulit. Memiliki tiga anak, dan salah satunya adalah bayi yang baru lahir, merupakan tantangan tersendiri bagi setiap orang tua, terutama ibu. Penulis Diablo Cody dan sutradara Jason Reitman menyiratkan kisah tersebut dengan sebuah drama terbaru mereka, "Tully."
Ini terjadi pada seorang ibu bernama Marlo (Charlize Theron), yang harus berjuang untuk mengatasi bayinya yang baru lahir ditambah lagi dengan dua anaknya yang masih kecil, dia pun menyerah dan mengalami depresi, sampai akhirnya ia mempekerjakan seorang pengasuh. Tully adalah pengasuh muda yang berwawasan luas (Mackenzie Davis). Dia bukan saja merawat bayi itu, tetapi juga mengatasi kecemasan dan depresi yang dialami Marlo.
Dengan berbagi cerita tentang wanita yang menderita depresi pascapersalinan, film-film ini bertujuan untuk membuka pandangan masyarakat tentang penyakit mental yang disertai stigma serius. Para pembuat film berharap bahwa dengan meningkatkan kesadaran tentang prevalensi gangguan mood ini, mereka dapat membantu ibu baru mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan, dan bisa menyelamatkan kehidupan mereka.
Sumber:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2724169/
0 komentar