Bila titik tertajam adalah waktu. Maka, esok hari, dia akan menjadi titik kulminasi dalam pembelajaran berharga.
Aku tidak pernah merasa sekokoh ini sebelumnya, berdiri di atas rumput runcing di depan halaman rumah yang baru. Mencium aroma klorofil pada daun. Sesekali, kupu-kupu menukik di atas pohon dan terbang melewatiku.
Tak ada salahnya bukan, bila aku ingin memutar waktu dan berbagi kisah sepahit empedu. Aku pernah merasa hampir tumbang, namun sekuat tenaga aku menahan tubuh ini dengan tali agar tidak benar-benar terjatuh. Payahnya lagi, aku harus menerima kenyataan bahwa aku adalah manusia biasa. Aku tidak bisa menutupi sifat naluriah ini. Adakalanya aku sungguh-sungguh terjatuh. Tapi percayalah, aku selalu menikmati setiap prosesnya.
Aku tak tahu di mana jati diri itu. Harapan itu remang-remang disanubari. Jika aku bisa memutar balik waktu, aku akan membisikannya, bagaimana caranya menghargai setiap detik yang ada.
Mungkin banyak simpati dan empati berdatangan padaku. Tapi mereka tak cukup memahaminya. Menjalani kehidupan dengan kebisuan dan kesunyian yang membakar setiap detiknya. Namun disaat bersamaan, aku memilih berdiri dan berjalan, meski harus terseok-seok dan terhuyung-huyung.
Perlahan, aku membangun pondasi yang lebih kuat agar tak ada orang atau keadaan yang berani menghancurkanku kembali. Tetapi, aku percaya kepada harapan. Bukan harapan yang selalu hadir di dalam tidurku dan membuatku berpikir keras ketika aku terbangun. Tetapi harapan yang tumbuh bersama kerja keras dan pengorbanan. Di mana kantung mata ini semakin melebar setiap harinya. Jari tangan ini semakin lincah disetiap ketukannya. Dan pikiran ini selalu memasuki dimensi lain setiap harinya.
Sebuah cerita perjalanan yang syarat akan pengorbanan dan perjuangan yang tiada henti. Kisah pahit untuk dikenang dalam sebuah buku. Sewaktu-waktu dapat menyadarkanku bahwa inilah mahakarya yang bisa kubuat dalam keadaan sekaratku. Dan yang terpenting aku masih bertahan dalam kesekaratan tersebut. Lalu menggantinya dengan senyum simpul.
“Harapan” merupakan satu hal yang fundamental dalam diri seseorang sebagai bentuk kepekaan dirinya terhadap kehidupan sekitar. Dan dia akan tegak tak tertandingi jika terus dieksplorasi dengan moto terbaiknya, “Jangan berhenti dan terus bergerak.” Atau dia akan mati dan tak akan dikenang.
0 komentar