Misteri romance yang gagal nembus pasar
Awal pertama saya terjun ke dunia novel itu waktu SMP. Mulanya cuma senang aja sih baca novel, pertama kali baca novel tuh terbitan Gramedia, novel genre romance gitu, tapi lupa judulnya apa, pokoknya tentang pangeran kecoa gitu, deh.
Jadi dulu pas masih tinggal di jakarta ada tetangga depan seberang rumah yang cuci gudang barang-barang dia. Mulai dari baju, buku-buku kaya novelnya dijualin dengan harga murah. Entah kenapa saya tertarik beli buku-bukunya, cuma goceng kalau tidak salah.
Sangking senangnya punya buku baru, saya langsung baca seharian, berhenti cuma buat makan doang. Soalnya, selama ini saya cuma bisa baca buku pelajaran yang saya suka doang sebelum punya novel, salah satunya buku ilmu pengetahuan alam, karena saya tertarik banget sama sains.
Mulai lah saya nulis novel, waktu itu bermodal buku tulis biasa doang, soalnya belum punya komputer atau laptop. Novel iseng ini saya beri judul "Skeleton". Ya, semacam cinta dua dunia kaya Edward sama Bella, kalian tahu lah ya kalau dulu pernah nonton film " Twilight". Hahah...
Skip... Ceritanya kepanjangan. To the point langsung ke Afeksi Lampau aja ya.
Afeksi lampau ini tercipta karena saya suka banget baca novel genre thriller dan misteri ala ala Agatha Christie. Jadi novel ini saya buat genre remaja, misteri-romance gitu. Sinopsisnya bisa kalian baca di sini ya. Sinopsis Afeksi LampauNaskah ini awalnya saya bawa ke kantor gramedia langsung. Entah mengapa saya terlalu percaya diri untuk mengirim naskah novel ini ke penerbit besar itu. Dan kalian pasti sudah menduganya bukan. Yes... Yes... Yes... Naskah novel ini DITOLAK.
Tapi saya tidak menyerah begitu saja. Hidup tetap berjalan, kawan, meskipun nasib buruk terus terjadi. Disinilah saya mulai membaca ulang dan merevisi lagi. Sampai akhirnya saya kembali mengirim novel ini ke penerbit besar sekelas Dee Lestari, Bentang Pustaka. Ya, ada apa dengan saya yang terlalu percaya diri ini. 😄 Lagi-lagi novel ini ditolak karena tidak menarik katanya.
Lalu kebetulan gramedia bikin acara untuk revisi naskah singkat bagi siapapun yang mau naskahnya diterbitkan gramedia. Selain itu banyak acara seru seperti seminar-seminar dari penulis terkenal gitu. Waktu itu aku papasan sama penulis Bernard Batubara. Hehe baru pertama kali lihat penulis terkenal. Nah, nama acaranya ini Gramedia Writers and readers forum. Setelah dibedah langsung oleh editor gramedia, tepat di depan hadapan saya, beliau mengatakan bahwa novel saya terlalu tebal, isinya terlalu bertele-tele. Banyak detail cerita yang seharusnya tidak usah diceritakan. Kata mba editor, masyarakat Indonesia lebih suka novel yang singkat, padat, dan jelas. Katanya sih masyarakat Indonesia itu malas baca buku yang tebal-tebal. Tapi, menurutnya, saya itu berbakat menulis cerita. Hehe tersanjung dikit. Katanya, storytelling saya bagus, hanya saja ya itu tadi, terlalu bertele-tele. Saya pun disarankan untuk merevisi novel saya kembali, dan membuang cerita-cerita yang tidak perlu. Setelah itu, saya diminta untuk mengunggahnya ke website gramedia, saya lupa websitenya apa. Intinya forum penulis-penulis novel gitu. Nanti yang tulisannya bagus, biasanya akan dilirik editor dan akan diterbitkan di gramedia. Yah, karena sudah lelah. Akhirnya saya menyerah. Jangan ditiru, ya.
Akhirnya minat saya untuk mengirimkan naskah novel ini pudar, ya sudah saya share ke blog saja ya. Kalau menarik terus pantengin blog ini untuk baca Afeksi Lampau, ya.
Dok. Pribadi
Awal pertama saya terjun ke dunia novel itu waktu SMP. Mulanya cuma senang aja sih baca novel, pertama kali baca novel tuh terbitan Gramedia, novel genre romance gitu, tapi lupa judulnya apa, pokoknya tentang pangeran kecoa gitu, deh.
Jadi dulu pas masih tinggal di jakarta ada tetangga depan seberang rumah yang cuci gudang barang-barang dia. Mulai dari baju, buku-buku kaya novelnya dijualin dengan harga murah. Entah kenapa saya tertarik beli buku-bukunya, cuma goceng kalau tidak salah.
Sangking senangnya punya buku baru, saya langsung baca seharian, berhenti cuma buat makan doang. Soalnya, selama ini saya cuma bisa baca buku pelajaran yang saya suka doang sebelum punya novel, salah satunya buku ilmu pengetahuan alam, karena saya tertarik banget sama sains.
Mulai lah saya nulis novel, waktu itu bermodal buku tulis biasa doang, soalnya belum punya komputer atau laptop. Novel iseng ini saya beri judul "Skeleton". Ya, semacam cinta dua dunia kaya Edward sama Bella, kalian tahu lah ya kalau dulu pernah nonton film " Twilight". Hahah...
Skip... Ceritanya kepanjangan. To the point langsung ke Afeksi Lampau aja ya.
Afeksi lampau ini tercipta karena saya suka banget baca novel genre thriller dan misteri ala ala Agatha Christie. Jadi novel ini saya buat genre remaja, misteri-romance gitu. Sinopsisnya bisa kalian baca di sini ya. Sinopsis Afeksi Lampau
Tapi saya tidak menyerah begitu saja. Hidup tetap berjalan, kawan, meskipun nasib buruk terus terjadi. Disinilah saya mulai membaca ulang dan merevisi lagi. Sampai akhirnya saya kembali mengirim novel ini ke penerbit besar sekelas Dee Lestari, Bentang Pustaka. Ya, ada apa dengan saya yang terlalu percaya diri ini. 😄 Lagi-lagi novel ini ditolak karena tidak menarik katanya.
Lalu kebetulan gramedia bikin acara untuk revisi naskah singkat bagi siapapun yang mau naskahnya diterbitkan gramedia. Selain itu banyak acara seru seperti seminar-seminar dari penulis terkenal gitu. Waktu itu aku papasan sama penulis Bernard Batubara. Hehe baru pertama kali lihat penulis terkenal. Nah, nama acaranya ini Gramedia Writers and readers forum.
Akhirnya minat saya untuk mengirimkan naskah novel ini pudar, ya sudah saya share ke blog saja ya. Kalau menarik terus pantengin blog ini untuk baca Afeksi Lampau, ya.
0 komentar