Penuh perjuangan dan pengorbanan
thoughtco.com
Perang Saudara Amerika bukan saja momen yang sulit untuk pria, tetapi juga wanita. Setiap kali perang terjadi di wilayah suatu negara, beberapa tempat bisa menjadi medan perang. Kesulitan ini yang dirasakan kaum wanita selama Perang Saudara Amerika. Tidak hanya pria yang harus pergi berperang, dan meninggalkan semua tanggung jawabnya sebagai suami ataupun ayah.
Tetapi beberapa wanita bahkan harus terlibat dalam perang. Mereka bertempur, memata-matai, merawat, dan mengikuti tentara agar mereka tetap bertahan hidup. Kehidupan wanita selama Perang Saudara itu sangat sulit, menyakitkan, dan penuh perubahan. Dan berikut adalah sejarah dengan kisah-kisah yang luar biasa, menginspirasi, dan memilukan, yang wajib kamu tahu.
1. Tentara wanita yang bertempur dan berperang di garis depan
Mereka lolos setalah melakukan pemeriksaan fisik. Para wanita itu memotong rambutnya, mengenakan pakaian longgar, agar mirip seperti pria. Wanita memiliki tingkat promosi 14 persen, yakni 4 persen lebih tinggi daripada pria.
2. Wanita menjadi perawat untuk kali pertama
Perawat Perang Saudara bekerja di British Florence Nightingale dalam Perang Krim tujuh tahun sebelumnya. Nightingale membantu menentukan konsep-konsep keperawatan modern, dan membuat profesi tersebut dapat diterima oleh wanita, terutama di kelas menengah dan atas. Ini pertama kalinya dalam sejarah Amerika ketika perempuan diizinkan menjadi bagian penting dari perang.Union memimpin Komisi Sanitasi Amerika Serikat, dan Dorothea Dix ditunjuk sebagai pengawas perawat wanita dari pasukan Union oleh sekretaris perang. Dia memiliki peraturan yang sangat ketat untuk karyawannya, salah satunya, mereka harus berusia 30 tahun ke atas dan memiliki riwayat yang sehat. Clara Barton dan Louisa May Alcott adalah dua wanita yang mendaftarkan diri. Mereka menjadi perawat serikat yang dibayar 40 sen sehari, dan bekerja selama tiga bulan.
Hanya empat negara bagian yang memiliki lembaga bantuan formal, dan tidak ada organisasi nasional untuk Konfederasi. Para wanita yang menjadi sukarelawan tidak menerima pelatihan yang sama, tetapi banyak pula yang melakukan pekerjaan luar biasa.
Phoebe Pember mengelola fasilitas medis terbesar di Selatan, Rumah Sakit Chimborazo, sementara Sally Tompkins menyumbangkan uangnya untuk membiayai rumah sakit. Ditambah lagi, dia adalah satu-satunya wanita yang secara resmi ditugaskan di pasukan Konfederasi.
3. Di negara bagian utara, kaum wanita mendominasi manufaktur dan menggantikan pekerjaan kaum pria
Para wanita yang berada di negara bagian utara Amerika lebih beruntung, karena wilayah itu tidak masuk dalam zona peperangan. Mereka akan menyiapkan perbekalan untuk pasukan serta bekerja sebagai aktivis dan perawat. Banyak dari mereka yang memasuki dunia kerja laki-laki untuk pertama kalinya.Menurut Essential Civil War Curriculum, negara bagian utara memiliki keunggulan besar atas negara bagian selatan pada awal perang, itu karena separuh negara bagian utara memiliki pabrik dan manufaktur serta banyak perusahaan lainnya. Saat perang pecah, para laki-laki yang bekerja di ladang, pergi berperang. Yang akhirnya membuat perempuan dan anak-anak mengambil alih.
Washington State University mengatakan bahwa mereka mengambil alih pekerjaan pabrik, termasuk membuat amunisi yang digunakan oleh tentara Union. Para perempuan juga bekerja di kantor atau pemerintahan. Pada akhir perang, perempuan merupakan sepertiga dari pekerja manufaktur, dan pemerintah Amerika Serikat dikuasai wanita.
Di banyak daerah pedesaan di Utara, perempuan mengambil alih dengan mengelola pertanian. Ditambah lagi, para wanita juga harus merawat anak-anak dan melakukan tugas domestik reguler. Begitulah perang, memberi perempuan tanggung jawab besar dan kemandirian yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.
4. Negara bagian selatan adalah tempat terburuk selama Perang Sipil
Negara bagian selatan menjadi tempat yang mengerikan selama Perang Saudara. Hanya sedikit orang yang bertahan, kekurangan persediaan, lumpuhnya jalur transportasi, dan banyak pertempuran. Menurut New Georgia Encyclopedia, wanita kaya memiliki tekad yang kuat seperti wanita di negara bagian utara akibat perang.Mereka mengambil bagian dalam ruang publik, menyuarakan pendapat mereka, dan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan pria. Ketika para lelaki pergi berperang, para wanita mengambil alih perkebunan dan bisnis. Mereka mengajukan diri sebagai perawat dan mengumpulkan dana untuk tujuan itu.
Jenderal Serikat William T. Sherman terlibat perang dalam perjalanannya ke laut. Rumah mereka dibakar. Orang-orang dari pasukan Union "meneror" wanita kulit putih yang mereka temui, termasuk serangan seksual.
5. Pengikut kamp yang membantu pekerjaan para tentara
Selama Perang Sipil, memasak dan mencuci pakaian tentara menjadi tugas para wanita. Wanita-wanita ini disebut "pengikut kamp," dan Cape May County Herald mengatakan bahwa beberapa dari wanita ini mengikuti suami mereka untuk berperang. Daripada tinggal di rumah dan berjuang sendirian, para wanita ini memutuskan untuk melakukan tugas patriotik dan bergabung dengan tentara.Para wanita ini memang tidak masuk ke dalam daftar resmi, tetapi mereka tetap dibayar untuk pekerjaan itu. Ancestry melaporkan bahwa tukang cuci digaji sekitar 40 US dolar dalam sebulan dengan mencuci seragam tentara.
Beberapa pengikut kamp adalah pengungsi, terutama budak yang melarikan diri. Banyak dari wanita yang bergabung karena kesulitan mencari sesuap makanan, bahkan mereka sudah cukup puas hanya diberi imbalan makanan yang cukup dari pekerjaannya.
Para tentara pun cukup senang dengan kehadiran wanita. Seperti yang dinyatakan oleh Herald, perampasan, kelaparan, penyakit, kekerasan, dan kesepian yang diderita oleh para prajurit perang ini, berkurang karena kehadiran para wanita.
6. Beberapa wanita menjual diri selama Perang Sipil kepada tentara
Prostitusi menjadi bagian besar dari Perang Saudara. Menurut Case Western Reserve University, para tentara menghabiskan waktu luangnya dengan mabuk dan menyewa pelacur. Akibatnya, banyak tentara yang terserang penyakit kelamin. Para pemimpin militer pun berpikir kalau peristiwa itu bisa mengancam kesiapan militer.Union sendiri memiliki 183.000 kasus penyakit seksual yang tercatat, dan ada banyak pria yang meninggal sebelum mereka mendapatkan perawatan medis. Karenanya, lebih dari 110.100 pasukan Union tewas dalam pertempuran selama perang.
Pemerintah akhirnya melegalkan prostitusi. Dengan catatan, para pelacur di Nashville dan Memphis harus memiliki lisensi, menjalani pemeriksaan medis secara teratur, dan mencari perawatan jika mereka menderita penyakit seksual menular. Dengan pengaturan tersebut, tingkat penyakit kelamin pada tentara menurun tajam.
7. Kaum wanita yang menjadi budak
Menurut Encyclopedia Virginia, saat konflik dimulai, banyak orang yang dipaksa menjadi budak untuk membangun benteng militer, bekerja untuk petugas Konfederasi, atau dikirim ke pabrik. Akibatnya, para wanita menanggung beban berat untuk mengurus semua pekerjaan perkebunan. Mereka pun diminta untuk bekerja dengan sebaik mungkin seperti yang biasanya dilakukan para lelaki.Terlepas dari Proklamasi Emansipasi, para budak masih terus diperbudak. Para laki-laki lebih mungkin untuk melarikan diri, yang membuat para perempuan terkena amuk majikannya. Jika tentara Union mendekati perkebunan mereka, peluang mereka untuk melarikan diri jauh lebih besar.
8. Peran wanita berkulit hitam
Sojourner Truth menjadi abolisionis dan pembela hak-hak wanita pada saat perang terjadi. Selama konflik, History melaporkan bahwa dia merekrut tentara kulit hitam ke tentara Union. Dia juga bekerja untuk National Freedman's Relief Association, mendorong untuk menyumbangkan makanan dan pakaian kepada pengungsi kulit hitam yang melarikan diri ke Selatan.Harriet Tubman terkenal karena tindakannya yang luar biasa di Underground Railroad. Dia membantu para budak melarikan diri sejak tahun 1851 - aksinya itu cukup berbahaya dan mengancam nyawanya. Tetapi menurut Library of Congress, dia juga memata-matai dengan bekerja sebagai juru masak untuk tentara. Selain itu, ia menjadi perawat yang sangat efektif, karena dia tahu banyak obat tradisional dari sejak ia kecil. Ramuannya mampu menyelamatkan banyak prajurit yang terserang disentri.
9. Wanita yang menjadi mata-mata
Banyak perempuan yang menjadi mata-mata selama Perang Saudara. Harriet Tubman merekrut orang kulit hitam untuk kembali ke Selatan dengan menyamar sebagai budak untuk mengumpulkan informasi, mengorganisir misi untuk pasukan Union agar membebaskan budak yang sebenarnya, dan bahkan memimpin sendiri ekspedisi bersenjata, dengan mengganggu jalur pasokan musuh dan membebaskan 700 budak.Elizabeth Van Lew membantu tentara Union melarikan diri dari penjara. Setelah direkrut secara resmi sebagai mata-mata, dia menjalankan seluruh aksinya dengan bantuan pelayannya, Mary Bowser. Dia mengumpulkan informasi dan mengirim pesan berkode kepada petugas Union. Dia bahkan menghabiskan hartanya untuk kegiatan spionase dan meninggal dengan keadaan miskin.
Lalu ada Belle Boyd. Walaupun dia seorang remaja, tetapi dia berhasil mendapatkan informasi penting dari Jenderal Stonewall Jackson dan ditangkap oleh pasukan Union beberapa kali.
10. Keterlibatan istri pejabat politik
Menurut Cokie Roberts, penulis Capital Dames: The Civil War and the Women of Washington, tahun 1848-1868, wanita tidak saja memiliki akses kepada jabatan suami mereka sebagai politisi, tetapi juga bisa memberikan pendapat mereka tentang berbagai hal, yang secara serius dapat mempengaruhi kebijakan dan keputusan.Misalnya, Varina Davis, ibu negara Konfederasi yang baru berusia 35 tahun ketika suaminya menjabat, memiliki peran penting. Universitas Negeri Ohio melaporkan bahwa dia tidak terlepas dari sisi suaminya selama perang. Varina memberikan pendapat mengenai masalah militer, dan ketika suaminya sakit, dia mengendalikan akses suaminya sebagai kepala staf. Keterlibatannya yang berlebihan membuat suaminya, Jefferson Davis dikritik karena mengizinkan Varina terlibat dalam masalah politik, dan dalam beberapa kasus, bahkan membantu membuat keputusan penting.
Siapa bilang wanita tidak memiliki power? Keberanian mereka memang patut diacungi jempol, meski beberapa dari mereka juga mengalami takdir dan nasib yang buruk.
0 komentar