Seberapa besar kemungkinannya?
skymetweather.com
Dunia dianggap sebagai tempat yang penuh misteri dan ketakutan, banyak hal-hal yang dapat mencelakai atau bahkan membunuh manusia dengan cara yang mengerikan. Nyatanya, ada lebih banyak ancaman di luar sana daripada yang bisa kita bayangkan.
Kita semua tahu tentang masalah besar yang sedang dihadapi dunia seperti perubahan iklim dan mencairnya es di kutub, tetapi apakah kamu tahu bahwa jembatan bisa saja runtuh sewaktu-waktu? Atau seberapa besar kemungkinan identitas kita bisa dicuri melalui mobilmu sendiri? Apapun itu, inilah ancaman terbesar di dunia yang hanya disadari sedikit orang.
1. Kerentanan dalam teknologi cerdas dalam mobil
Pada tahun 2017, Vice melaporkan mengenai studi yang dilakukan oleh para peneliti di sebuah perusahaan keamanan. Mereka menemukan bahwa ketika kita menyinkronkan ponsel pintar dengan mobil kita, otomatis ia akan menyimpan informasi seperti email, kontak, dan data lainnya langsung di sistem infotainment mobil.
Komputer, tablet, dan ponsel pintar dirancang dengan sistem keamanannya sendiri, tapi mobil tidak. Siapa pun bisa saja meretas mobil seseorang melalui program malware dengan mentransmisikannya melalui hotspot Wi-Fi. Ya, mirip seperti di film-film, deh.
2. Kerentanan infrastruktur di berbagai belahan Dunia
Menurut Infrastructure Report Card, empat dari sepuluh jembatan di AS usinya sudah lebih dari 50 tahun. Pada tahun 2016, ada 188 juta perjalanan setiap hari di 56.007 jembatan yang dianggap secara struktural kurang aman.Dan itu bukan saja dialamai AS. Forum Ekonomi Dunia mengatakan kalau masalah itu bersifat global, lebih dari 300 jembatan di Italia juga berada di ambang kehancuran. Mereka memperkirakan bahwa 97 triliun US dolar dibutuhkan untuk memperbaikinya.
3. Malware menjadi ancaman besar
Malware dikenal sebagai program yang jahat, yang menyebar ke perangkat kita melalui internet. Itu sebabnya komputer yang berisi informasi, sangat sensitif terbongkar. Itu mengapa komputer yang memiliki celah ini merupakan target bagi peretas. Bahkan sekarang ini, peretas tidak memerlukan koneksi internet untuk masuk ke komputer tersebut.Pada 2013, Ars Technica melaporkan bahwa ada kemungkinan untuk menciptakan malware yang mampu menembus komputer hanya dengan bantuan mikrofon dan beberapa speaker, lho. Namun dengan cara itu, mereka hanya bisa mendapatkan sejumlah kecil data. Di 2018, ZDNet mengatakan bahwa ada metode lain yang telah dikembangkan. Misalnya, peretas dapat menargetkan lampu LED, menggunakan frekuensi magnetik komputer untuk menarik data melalui sangkar Faraday, dan bahkan masuk melalui saluran listrik. Jadi ya, itu bisa menjadi ancaman besar.
4. Wall Street yang dijalankan oleh algoritma
Menurut BBC, sekarang ini, Wall Street cukup banyak dikendalikan oleh algoritma perdagangan online, pakar algoritma Kevin Slavin mengatakan hal ini pada konferensi TEDGlobal 2011: "Kami menulis hal-hal ini yang tidak lagi bisa kita baca. Kami telah membuat sesuatu yang tidak terbaca. Dan kami kehilangan pengertian tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia yang kami buat ini. "6 Mei 2010 adalah hari yang disebut Flash Crash 2,45, dan ingat apa yang terjadi terakhir kali ketika pasar saham jatuh? Ya. Pada saat itu, sekitar 70 persen perdagangan Wall Street dijalankan oleh algoritma yang mampu memutuskan dalam sekejap kapan saatnya untuk membeli dan menjual untuk memaksimalkan keuntungan. Algoritma komputer ini memutuskan sudah waktunya untuk menjual 75.000 saham senilai lebih dari 3 miliar US dolar hanya dalam waktu 20 menit. Wow, mirip seperti Skynet ya!
5. Dampak Amazon
Ancaman Amazon menjadikannya efek domino. Karena mereka dapat menjual lebih murah daripada toko offline, dan mampu mengirimkan barang lebih cepat dan lebih murah daripada pengecer online lainnya, Amazon seolah menyingkirkan pesaingnya. Menurut The American Interest, pada 2017, sebanyak 8.600 toko gulung tikar, dan antara 2001 sampai 2017, jumlah pekerjaan department store turun sekitar setengah juta. Dari situ, banyak orang yang kehilangan pekerjaan.Amazon - yang memiliki nilai lebih tinggi dari PDB tahunan beberapa negara bagian - memiliki pengaruh yang mengejutkan. Menurut Vox, perusahaan (yang memojokkan 49 persen dari semua penjualan online pada 2018) itu ada di zona Washington. Semakin tinggi kekuatan pasar yang didapat Amazon, semakin banyak bisnis kecil akan tutup atau gulung tikar, dan akan semakin sedikit pilihan yang dimiliki konsumen. Ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa Amazon bisa menjadi satu-satunya tempat orang Amerika untuk membeli barang-barang.
6. Masalah perdagangan organ manusia
Menurut ACAMS Today, sekitar sepuluh persen dari semua transplantasi organ didapati dari perdagangan organ. Untuk bisa mendapatkan organ, seseorang harus menunggu bertahun-tahun. Dan meningkatnya permintaan, perdagangan organ di pasar gelap tidak bisa dihindari. Organisasi Kesehatan Dunia menyerukan untuk merevisi pedoman untuk masalah transplantasi organ, termasuk perlindungan baru bagi sektor populasi yang paling rentan di dunia - yakni orang miskin, yang besar kemungkinan tergoda untuk menjual ginjal mereka.Pada tahun 2016, The Washington Post melaporkan bahwa adanya serangan di Islamabad, di mana 24 orang ditahan saat sedang menunggu untuk dibawa ke sebuah klinik untuk melakukan pengambilan organ mereka. Biasanya, permintaan datang dari negara-negara maju. Dan orang-orang di negara-negara berkembang cenderung setuju untuk menjual organ mereka.
Pada 2019, The Guardian melaporkan kasus lain yang cukup mengerikan. Para migran yang mencoba melarikan diri dari negara-negara yang dilanda kekerasan dan konflik, menjual organ-organ mereka demi mendapatkan uang untuk menyelamatkan diri dan keluarga mereka.
7. Populasi lebah menurun, dan ini kabar buruk bagi Dunia
Para peneliti dari Harvard dan University of Vermont, menurut PBS, mengamati bagaimana kehidupan manusia tanpa adanya populasi lebah madu dunia. Dari sana mereka menemukan bahwa lebah adalah bagian penting dari pertanian, sehingga tanpa adanya lebah, manusia akan mengalami kelaparan yang meluas. Contohnya saja Mozambik, lebih dari setengah populasi lebah di negara itu punah, mengakibatkan krisis pangan hingga terjadinya kelaparan dan kekurangan gizi.National Geographic mengatakan bahwa ternyata lebah berkontribusi sekitar sepertiga dari produksi makanan kita, lho. Jadi, bukan saja kekurangan madu, berkurangnya lebah juga akan berdampak pada buah-buahan dan sayur-mayur lainnya.
Lebah mengalami penurunan populasi sejak pertengahan 2000-an. Pada musim dingin 2018-2019, sekitar 50 miliar lebah mati. Mengapa? Banyak faktor yang mempengaruhinya, mulai dari pestisida, penyakit, hilangnya habitat mereka, serta hilangnya keanekaragaman habitat mereka yang tersisa.
8. Antibiotik menjadi kurang efektif
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, resistensi antibiotik adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan - dan persediaan makanan di abad ke-21. Pada dasarnya, bakteri yang menyebabkan infeksi dan penyakit seperti pneumonia, TBC, dan berbagai jenis keracunan makanan menjadi semakin resisten terhadap antibiotik. Yang berarti semakin sulit untuk mengobati penyakit, dan lebih banyak orang yang akan meninggal, yang sebenarnya bisa dengan mudah ditangani beberapa tahun yang lalu. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperkirakan bahwa dari 2,8 juta orang yang terinfeksi bakteri super baru ini setiap tahunnya mencapai sekitar 35.000 orang yang tewas.Masalahnya menjadi tidak terkendali karena beberapa alasan. Para profesional kesehatan sudah terlalu lama meresepkan antibiotik. Dan sektor pertanian juga sudah lama menggunakan antibiotik pada hewan mereka agar meningkatkan ukurannya dan menambah keuntungan.
9. 760 tahun akan menjadi ancaman besar
Dilansir Vox, ahli astrofisika Princeton J. Richard Gott III mencetuskan gagasan bahwa segala sesuatu memiliki permulaan, pertengahan, dan akhir. Dia menemukan bahwa durasi masa lalu berkorelasi dengan durasi masa depan.Para ahli statistik memperkirakan ada 100 miliar orang yang lahir sebelum kita. Persamaannya mengatakan itulah titik tengahnya, dan ketika 100 miliar orang lagi lahir, kita akan berada di titik akhir. Karena ada sekitar 130 juta orang yang lahir setiap tahun, yang berarti itu akan mencapai angka sekitar 760 tahun, pada saat itu manusia memiliki peluang 50/50 untuk berakhir sebagai spesies. Ada banyak kritik terhadap teori ini. Bagaimana menurutmu?
10. Manusia tidak dapat memprediksi apa yang ditemukannya justru berakhir merusak
Umat manusia mengagumi segala penemuan baru yang mampu mengubah masa depan. Dari segi mesin, teknologi, mega-struktur, dan banyak hal lainnya. Tetapi manusia tidak bisa diandalkan dalam hal meramalkan beberapa bencana terbesar dalam sejarah.Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa kita benar-benar tidak sadar ketika harus memprediksi peristiwa paling dahsyat yang akhirnya terjadi. Manusia sangat senang ketika pertama kali menemukan radiasi dan tenaga nuklir, namun mereka tidak mampu meramalkan bahwa kemungkinan penemuan ini akan menciptakan senjata yang bisa mengakhiri semua kehidupan. Lihatlah perubahan iklim. Manusia dengan gembira membuat mobil super kuat, menggunakan lebih banyak sumber daya alam yang justru berakhir dengan segala kerusakan, baik di darat maupun di lautan.
Sebenarnya ada penjelasannya, lho, dan Atlantic mengatakan bahwa itu terjadi karena manusia adalah makhluk yang sangat optimis. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa secara keseluruhan, semakin kita menginginkan sesuatu terwujud, semakin besar kemungkinan kita berpikir demikian. Di sisi lain, semakin sedikit kita menginginkan sesuatu, semakin kecil kemungkinan kita akan memikirkannya.
Wah, dari 10 ancaman di atas, kira-kira mana ya yang sudah kamu sadari?
Sumber:
0 komentar