Hari ini dunia digoncangkan dengan fenomena-fenomena mengerikan. Mulai dari bencana alam seperti banjir, tanah longsor, erupsi gunung berapi, hingga yang sekarang sedang marak yakni virus corona (COVID-19). Tapi sepertinya, fenomena wabah bukanlah fenomena baru ya bagi kita, terutama bagi kita yang telah membaca sejarah peradaban.
Momen mengerikan dalam sejarah ini memang terdengar tidak asing, terutama ketika kita melebarkan benang merahnya di jaman mesir kuno. Mari kita perdalam masalah ini satu per satu.
Tulah belalang, adalah salah satu dari 10 bencana bagi orang Mesir dalam Kitab Keluaran. Dan diperjelas di dalam Al-quran dalam surah Al-A'raf 7: Ayat 133.
Allah SWT berfirman:
فَاَ رْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَا نَ وَا لْجَـرَا دَ وَا لْقُمَّلَ وَا لضَّفَا دِعَ وَا لدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍ ۗ فَا سْتَكْبَرُوْا وَكَا نُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ
fa arsalnaa 'alaihimuth-thuufaana wal-jarooda wal-qummala wadh-dhofaadi'a wad-dama aayaatim mufashsholaat, fastakbaruu wa kaanuu qoumam mujrimiin
"Maka, Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 133)
Sayangnya, mengapa fenomena ini kembali terjadi pada abad ini? Di media masa, dilaporkan adanya kawanan besar belalang yang mengamuk di Ethiopia, Somalia, Kenya, Arab Saudi hingga Yaman yang merusak ratusan ribu hektar tanaman, padang rumput dan hutan, dan fenomena ini membawa kita kembali ke Mesir kuno Musa dan firaun. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Bumi kita? Apakah hal ini berulang?
Bahkan, badai yang ganas, kebakaran hutan dan banjir yang terus menerus terjadi hampir diberbagai tempat di belahan dunia - dan tentu saja yang baru-baru ini melanda, yakni wabah Covid-19. Apakah semua bencana-bencana ini berkaitan satu sama lain? Tetapi terlepas dari kesengsaraan yang dihadapi umat manusia, peristiwa-peristiwa ini terjadi bersamaan di hampir setiap saat. Wajarkah kita bertanya, apakah Tuhan marah kepada kita?
Banyak dari kita yang menyadari bahwa Tuhan memang marah dengan manusia. Tapi apakah kita menyadari, kesalahan apa yang pantas mendapatkan dosa atau tulah seburuk itu? Hingga mungkin, manusia-manusia yang tak bersalah seperti bayi dan anak-anak, mendapatkan penderitaan yang sama?
Namun kesimpulan yang bisa kita ambil dari sejarah Mesir Kuno itu adalah bahwa kerajaan firaun yang saat itu dipimpin oleh Ramses menganggap dirinya kuat. Dia berpikir bahwa dunia mematuhi kehendaknya dan tidak ada yang lebih tinggi dari perintahnya. Mungkinkah hal yang sama terulang kembali? Dimana kekuasaan manusia (hukum buatan manusia) lebih diagungkan dari pada hukum Tuhan?
Lalu, apa sebutulnya kita ini? Bagaimana manusia modern tercipta di balik lahirnya Revolusi Industri? Modernitas itu sering kali dikaitkan dengan kecanggihan manusia menguasai penciptaan. Dimulai di Eropa sekitar 500 tahun yang lalu, sebuah ideologi tentang dominasi tanpa batas muncul. Kemunculan agama menekankan gagasan bahwa manusia berada di atas dunia alamiahnya (fitrahnya), untuk menaklukkan Bumi dan semua makhluknya.
(Faktanya, seperti yang telah lama ditunjukkan oleh para sarjana Alkitab, manusia diperintahkan untuk memelihara dan mengolah (shamar) Taman Eden. Kata memelihara berarti "melayani", yang kedua diterjemahkan sebagai - untuk menjaga "atau" untuk melestarikan".)
“Penemuan” Dunia Baru tentunya membuka wilayah baru yang lebih luas (dan masyarakat yang seharusnya menyatu dengan alam, tidak lagi demikian). Yang akhirnya, alam dikendalikan, dikuasai, dieksploitasi, dan ditransformasikan secara berlebih. Revolusi ilmiah menjadikan kekuatan alam semesta, yang terlihat atau tidak terlihat, dipahami, dikategorikan, dan dibentuk untuk melayani kebutuhan manusia.
Kita sekarang hidup di bawah kendali gagasan ini. Pada Agustus 2016, Kongres Geologi Internasional secara resmi menyatakan bahwa kita (manusia) adalah anthropocene. Anthropocene (Antroposen) adalah istilah yang diciptakan oleh Paul Crutzen dan Eugene Stoermer pada tahun 2000 untuk menunjukkan era geologis baru di mana banyak kondisi dan proses di Bumi secara mendalam diubah oleh dampak manusia. Ini didefinisikan sebagai "periode sejarah Bumi di mana manusia memiliki pengaruh pada keadaan, dinamika, dan masa depan sistem Bumi". Pada dasarnya, manusia telah membuat dunia baru, di mana tidak ada lagi perbedaan yang jelas antara manusia dan alam.
Virus corona, dalam arti tertentu, merupakan akibat dari lahirnya anthropocene. Tetapi, tidak ada yang baru tentang kemungkinan lahirnya pandemi. Tetapi kecepatan penyebaran virus corona ini adalah manifestasi secara dramatis dari sifat zaman baru. Dan seperti kebakaran hutan dan banjir, virus berhasil membongkar kelemahan terbesar manusia. Kesimpulannya, egosentris manusia berada dititik tertinggi, yang mengakibatkan kita jauh dan tidak lagi mengenal Tuhan.
Manusia sendiri justru mengalami degradasi. Manusia tidak dapat menghentikan banjir yang menenggelamkan ladang dan jalanan-jalanan ibukota, atau kebakaran hutan. Manusia bahkan kesulitan mengatasi penyebaran virus itu sendiri.
Lalu ada fakta mengejutkan bahwa coronavirus didapat dari bahasa Latin, yang berarti sebuah mahkota. Virus ini datang untuk memberi tahu kita bahwa ia adalah raja dunia yang mampu menguasai kita. Manusia berhasil membuat Bumi murka, karena kebodohan kita, keserakahan kita, kerapuhan kita dan ketidakmampuan kita untuk membayangkan konsekuensi sampai alam itu sendiri yang mengetuk pintu hati kita.
Mungkin inilah cara alam menuju keseimbangannya. Yang berarti, hari ini kita berada di zaman kegelapan. Seperti pada zaman Firaun pada masa itu. Yang tertulis di Alkitab (Keluaran 10:21-29) kegelapan. Inilah yang disebut sunatullah kehidupan atau ketetapan Tuhan. Yang artinya akan terus berulang.
Bukankah sekarang ini kita kembali ke zaman pada waktu Firaun berkuasa. Mengikuti sistem buatan manusia. Bahkan kita lupa dengan fitrah kita sendiri sebagai manusia. Kita mengartikan Tuhan sebagai sesuatu yang harus disembah. Padahal, Tuhan mengingkan kita untuk melayani-Nya, untuk mengabdi hanya kepada-Nya. Tunduk patuh dalam sistem Tuhan Yang Maha Benar. Dan sistemnya ini bersifat universal, tidak membeda-bedakan manusia dalam segala sisi dan segala segi. Sistemnya berlaku untuk semua umat manusia di dunia.
Sesuai dengan namanya, Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita tidak dibiarkan tersesat dan terlena begitu saja. Itu sebabnya Dia mengutus seorang Rasul/Mesias/Juru Selamat untuk umat manusia, agar kembali ke Jalan-Nya.
Selain itu, Tuhan juga memberikan manusia tiga sarana, yakni mata untuk melihat kondisi dan situasi yang terjadi saat ini. Telinga untuk mendengar tanda-tanda kebesaran Tuhan. Dan otak (akal pikiran) untuk berpikir dan merenungi semua ini. Jika tiga sarana ini tidak dipergunakan dengan baik, terutama akal, maka kita tak jauh berbeda dengan hewan ternak.
Seperti yang tertulis dalam ayat berikut.
Allah SWT berfirman:
وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
wa laqod zaro`naa lijahannama kasiirom minal-jinni wal-insi lahum quluubul laa yafqohuuna bihaa wa lahum a'yunul laa yubshiruuna bihaa wa lahum a
azaanul laa yasma'uuna bihaa, ulaaa`ika kal-an'aami bal hum adholl, ulaaa`ika humul-ghoofiluun
azaanul laa yasma'uuna bihaa, ulaaa`ika kal-an'aami bal hum adholl, ulaaa`ika humul-ghoofiluun
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)
Kesimpulannya, jadi wabah pandemik yang menyerang dunia ini adalah bentuk teguran Dia terhadap umat manusia. Agar kita kembali ke jalan yang benar.
Perhatikan video di bawah ini.
Source:Youtube/Swarna Channel
Terimakasih sudah berbagi info dan ilmunya, semoga bermanfaat,.
ReplyDeleteJangan lupa kunjungi juga www.barracudaessece.com