Jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain
Unsplash/Tom Sodoge
Dan inilah sisi gelapnya jika kamu kecanduan selfie, bisa merubah persepsi yang buruk lho!
1. Mengurangi kehangatan suatu hubungan
Mungkin kamu perlu berpikir ulang ketika kamu memutuskan untuk posting foto ke Facebook ataupun instagram secara berlebihan. Jika tujuan kamu untuk mengesankan teman atau followers mu dengan kegiatanmu sehari-hari, kiranya tidak semua orang peduli dengan apa yang kamu lakukan, kecuali jika dia benar-benar mencintaimu atau dia sangat membencimu.Seperti yang dilansir dari Time, ada sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Birmingham, Heriot-Watt, dan Edinburgh menemukan bahwa peningkatan frekuensi berbagi foto diri di media sosial, mampu menurunkan tingkat hubungan terhadap seseorang. Yang berarti jika kamu memposting banyak selfie, hubunganmu mungkin terasa hampa dan tak bermakna.
Jika kamu si selfie dengan tingkat kronis, ada sisi positif dari hubungan online yang mungkin bisa kamu kembangkan di media sosial, tapi kamu akan mengasingkan orang-orang terdekat, seperti teman dan keluarga. Karena kebanyakan, si ratu selfie ini selalu kurang puas dengan hasil selfie dirinya, jadi dia terus-menerus melakukan selfie sampai mendapatkan foto yang dinilai pas untuk diposting.
2. Selfie bisa menjadi obsesi yang berbahaya
Menurut ABC, sering melakukan selfie yang narsis, secara tidak langsung kamu mulai terobsesi dengan kesempurnaan, itu merupakan tanda gangguan dysmorphic, yang merupakan kelainan psikologis yang sangat umum, ditandai dengan rasa takut jika orang lain menilai selfie mu di media sosial, karena hasil selfie atau penampilan fisik yang kurang sempurna.Gangguan dysmorphic diderita sekitar 1 persen dari populasi Amerika, dan paling umum terjadi pada remaja. Penderita memiliki keyakinan yang tidak realistis kalau semua orang mengharapkan kesempurnaan fisik dari hasil selfie, dan pandangan yang menyimpang dari penampilan mereka sendiri. Mereka melihat ketidaksempurnaan kecil yang tak dilihat orang lain sebagai ketidaksempurnaan yang mengerikan. Dalam kasus yang parah, orang dengan gangguan dysmorphic bisa mengisolasi diri dari teman dan keluarga, dan bahkan mencoba bunuh diri. Selfie adalah cara bagi penderita untuk membedakan penampilan mereka sendiri, selfie yang sempurna bisa mereka bagikan dengan dunia sebagai cara untuk memenuhi harapan fiksi kesempurnaan.
3. Delusi karena selalu merasa diperhatikan
Media sosial merevolusi cara kita tetap berhubungan dengan orang-orang yang tidak kita kenal. Ketika kamu menjalani hidup di forum publik online, kamu mungkin berpikir tidak realistis tentang berapa banyak orang yang memperhatikan postinganmu. Dengan kata lain, kamu mungkin menganggap dirimu sebagai semacam selebritas minor.Media sosial adalah cara bagi sebagian orang untuk menjadi pusat perhatian, tetapi dalam kebanyakan kasus, perasaan itu adalah ilusi. Common Sense Media menyebut ini "the imaginary audience," atau gagasan khayalan diri bahwa setiap orang yang kamu kenal memikirkan dan berbicara tentangmu. Selfie memicu delusi karena like dan komentar sepertinya memberikan konfirmasi bahwa orang-orang memang memerhatikan.
Common Sense Media juga mengatakan bahwa selfie gak selalu menjadi hal buruk bagi anak-anak dan remaja, karena mereka masih belajar untuk berteman dan menemukan diri mereka sendiri. Tetapi secara umum anak-anak juga cenderung berpikir tidak realistis tentang media sosial, jadi itu suatu peringatan untuk memastikan orang tua mengenali dan mendidik anak-anak mereka tentang oversharing, terobsesi dengan diri sendiri, dan aspek buruk dari selfie.
4. Kematian akibat selfie lebih tinggi dibandingkan kematian akibat serangan hiu
Kamu mungkin tidak menyadari ada berita tentang selfie yang meresahkan akhir-akhir ini, seperti seseorang yang meninggal karena selfie ekstremnya atau selfie di tengah-tengah bencana, seolah hilangnya rasa kemanusiaan. Faktanya, Conde Nast Traveler membandingkan kematian akibat selfie dengan kematian akibat serangan hiu dan menyimpulkan bahwa kematian akibat selfie sudah terjadi sejak tahun 2015, jumlah kematian akibat serangan hiu tidak terlalu tinggi dibandingkan akibat selfie. Hiu biasanya membunuh sekitar enam orang setiap tahun.Sebagian besar kematian akibat selfie terjadi ketika seseorang berada dalam situasi yang berisiko, seperti berdiri di depan rel kereta, selfie di atas tebing atau berpose dengan granat aktif. Dalam satu tragedi, ada pasangan dari Polandia meninggal di depan anak-anak mereka sendiri setelah mereka berusaha untuk mengambil foto narsis di tepi tebing.
5. Selfie bisa membahayakan orang lain
Ketika kamu mengambil foto diri sendiri, kamu cenderung tidak menyadari segala sesuatu yang terjadi di sekitarmu. Kamu sibuk sendiri, memastikan cahaya yang tepat, angle yang bagus, dan rambut yang tidak berantakan. Tetapi jangan sekali-kali kamu melakukannya di depan umum, karena bisa membahayakan hidup orang lain.Dilansir dari ABC, selfie menciptakan masalah di Tour de France 2014, karena beberapa penonton sangat bersemangat untuk mengambil selfie diri mereka sendiri di acara tersebut, mereka berjalan ke jalur pengendara sepeda dan membalikkan punggung mereka. Satu pembalap dilaporkan cedera lutut karena harus menghindari si selfie-taker.
Pengendara sepeda Tour de France bukan satu-satunya orang yang khawatir tentang bahaya selfie-takers tapi juga masalah dengan pengemudi. Bahkan ada tag di Instagram #drivingselfie, yang pada akhir 2018 memiliki lebih dari 31.000 postingan. Mereka melakukan selfie saat mengemudi. Seperti yang dilaporkan Nationwide Insurance, ada lebih dari 3.300 kematian per tahun akibat driving selfie tersebut.
6. Selfie bisa membuatmu pergi ke dokter bedah plastik
Selfie itu berkaitan dengan harga diri, tetapi sampai sejauh mana? Dilansir dari CBS, sejumlah orang melakukan operasi plastik untuk merubah diri mereka secara permanen. Sekitar 55 persen ahli bedah plastik di Amerika Serikat mengatakan bahwa pasien-pasiennya menganggap selfie sebagai kontribusi terhadap keinginan mereka untuk melakukan bedah plastik.Selfie bisa memberi citra diri yang terdistorsi dengan cara yang tak terduga. Ketika kamu selfie dengan kamera dalam jarak dekat, kamu pasti merasa cemas karena angle atau pencahayaannya kurang bagus, dan kamu takut jika hasilnya terlihat jelek. Kamu beranggapan kalau hidungmu terlihat besar atau pipimu terlalu tembam. Karena hal tersebut, sebagian orang justru memutuskan untuk mengambil langkah yang agak drastis seperti mengubah wajah agar menarik di kamera.
7. Selfie bisa meningkatkan daya saing dalam hirarki sosial
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences menemukan bahwa para wanita yang cenderung melakukan selfie dengan pakaian super seksi paling banyak hidup di daerah-daerah yang mana terdapat kesenjangan sosial ekonomi.Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terlihat miskin atau tidak beruntung bisa meningkatkan daya saing dan status kecemasan di antara orang-orang dengan tingkatan hirarki sosial, membuat mereka peka terhadap tempat mereka berada di tangga sosial. Mereka yang kekurangan kesempatan pendidikan atau keuangan, mungkin melakukan selfie seksi dengan harapan bahwa penampilan dapat memberinya beberapa keuntungan di media sosial.
8. Memposting banyak selfie merupakan tanda narsis
Beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang memposting banyak selfie merupakan orang-orang narsis. Menurut sebuah penelitian di Ohio State University pada 2015, pria yang mengambil banyak foto selfie cenderung mendapat skor lebih tinggi pada ukuran narsisme dan psikopat. Psikopat adalah kata yang ambigu, jadi perlu diingat bahwa itu bukan gangguan kepribadian, itu adalah kombinasi dari sifat-sifat kepribadian, dan sebagian besar "psikopat" adalah anggota masyarakat yang produktif dan tanpa kekerasan. Tetapi memposting selfie bisa menjadi salah satu tolak ukur.Sudah tahu kan sisi gelap dari selfie atau swafoto yang sering kita lakukan. Sebenarnya gak ada yang salah dengan mengambil foto, apalagi untuk mengabadikan momen tertentu. Namun hal itu menjadi salah jika kamu mulai terobsesi bahkan melanggar norma-norma yang ada. So, mulailah bijak dengan selfie mu, ya!
Sumber:
http://newsfeed.time.com/2013/08/14/how-selfies-are-ruining-your-relationships/
https://abcnews.go.com/Health/seeking-perfect-selfies-dangerous-obsession/story?id=24966745
https://www.cbs46.com/news/expert-selfies-reveal-personality-traits-that-could-turn-off-employers/article_d2370153-627e-5ee9-820e-959b571e84ed.html
https://www.commonsensemedia.org/blog/the-science-of-selfies
https://www.cntraveler.com/stories/2015-09-15/selfies-vs-shark-attacks-which-is-more-deadly-for-travelers?tw=social
https://www.sciencedaily.com/releases/2018/02/180205154146.htm
http://time.com/4257429/selfie-deaths/
https://abcnews.go.com/International/couple-dies-selfies-cliff-edge-portugal/story?id=24935613
https://abcnews.go.com/International/cyclists-fuming-dangerous-tour-de-france-selfies/story?id=24457374
https://blog.nationwide.com/teen-safe-driving/
https://www.cbsnews.com/news/snapchat-dysmorphia-selfies-driving-people-to-plastic-surgery-doctors-warn/
https://newsroom.unsw.edu.au/news/science-tech/new-study-reveals-why-women-take-sexy-selfies
https://news.osu.edu/hey-guys-posting-a-lot-of-selfies-doesnt-send-a-good-message/
https://www.psychologicalscience.org/news/releases/psychopathy-a-misunderstood-personality-disorder.html
0 komentar