nationalgeographic.com
Namun, hal itu bukanlah perubahan kecil, karena jika hewan raksasa ini lenyap dari keberadaan lautan, nyatanya dunia akan berada dalam kondisi yang jauh lebih buruk, lho. Begini penjelasannya.
1. Mampu mengimbangi jejak karbon mereka sendiri
Paus merupakan anugerah besar bagi lingkungan, dilansir dari Reuters, paus sperma Samudra Selatan mengimbangi jejak karbon mereka dengan buang air besar. Itu karena kotoran mereka memiliki banyak zat besi, yang membantu membuat plankton tumbuh dan berkembang biak. Plankton menggunakan karbon dioksida yang dihirup paus, mengubahnya menjadi energi selama fotosintesis.2. Paus mampu menyerap sekitar 400.000 ton karbon, lho
Seekor paus sperma tunggal menghasilkan sekitar 50 ton kotoran setiap tahunnya, dan kotorannya tersebut menyerap karbon dua kali lipat dari yang dikeluarkan oleh paus itu sendiri. 12.000 paus yang diperkirakan hidup di Samudra Selatan pada 2010 menyerap sekitar 400.000 ton karbon, lho. Kalau bukan karena adanya perburuan paus, sebenarnya paus-paus itu mungkin berhasil menghilangkan 2 juta ton karbon dari atmosfer Bumi. Dengan kata lain, paus sperma mampu membantu melawan perubahan iklim tanpa bersusah payah.3. Jika paus tidak ada, apa yang bisa terjadi?
Bahkan, menurut Scientific American, paus dapat membantu manusia di Kepulauan Pasifik untuk memenuhi pengurangan karbon atas kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) dari gas rumah kaca dalam Perjanjian Paris. Paus menyerap karbon dalam dua cara. Pertama melalui kotorannya dan kedua dari gerakan mereka - terutama ketika menyelam, mereka cenderung mendorong nutrisi dari dasar laut ke permukaan, di mana mereka memberi makan fitoplankton dan flora laut lainnya yang menyedot karbon, serta ikan dan hewan kecil lainnya.Jadi jika populasi paus menyusut hingga tidak ada sama sekali, muatan kapal yang melintasi Pasifik akan menghasilkan lebih banyak karbon yang membawanya ke atmosfer.
4. Jika paus tidak ada, lingkaran kehidupan atau rantai makanan akan terganggu
Menurut Museum Sejarah Alam di Tring, bangkai paus dapat memberi makan seluruh ekosistem. Bakteri, ikan raksasa, dan gumpalan air lainnya memakan daging itu. Bahkan makhluk yang disebut "zombie pemakan tulang" bisa menikmati kerangka paus besar tersebut. Paus yang sudah mati dapat menyediakan pasokan makanan laut selama 10 tahun, dan seperti yang ditunjukkan Science Mag, paus juga berkontribusi terhadap penyebaran nutrisi di darat. Jika mereka mati, lingkaran kehidupan mungkin juga mati.Nah, sudah tahu kan bagaimana jika paus tidak ada lagi di lautan. Mungkin ekosistem dan keberlangsungan hidup hewan di laut khususnya akan terganggu, begitu juga dengan Bumi kita ini. Intinya, semua makhluk hidup memiliki fungsinya masing-masing bagi kehidupan.
0 komentar