Krisisnya sangat mencekik kehidupan warganya
Krisis global kemanusiaan yang diperkirakan IRC akan memburuk selama tahun mendatang. (rescue-uk.org)
Memasuki 2021, virus COVID-19 terus mengamuk dan mengacaukan kehidupan serta perekonomian dunia. Tetapi nyatanya, ada bahaya dan krisis lain yang memengaruhi seluruh dunia saat ini.
International Rescue Committee/Komite Penyelamatan Internasional, atau IRC, adalah organisasi nirlaba yang "menanggapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan membantu kehidupan dan mata pencaharian mereka yang hancur karena konflik dan bencana, serta memulihkan masa depan mereka," seperti yang dikutip situs web IRC.
Pasalnya, baru-baru ini IRC merilis Daftar Pantauan Darurat tahunan, yakni daftar krisis kemanusiaan di seluruh dunia yang mereka perkirakan akan semakin memburuk selama tahun 2021. Apa saja ya itu?
1. Krisis berkelanjutan di Mozambik, Afrika
Di urutan nomor 10 yang masuk Daftar Pantauan Darurat, ada negara Afrika di Mozambik. Selain masih dalam proses pemulihan dari dua bencana topan yang melanda pada tahun 2019, negara ini juga berjuang melawan konflik yang terjadi di provinsi Cabo Delgado pada akhir Desember 2020.Menurut United Nations Refugee Agency, atau UNHCR, lebih dari 530.000 orang mengungsi. IRC memperkirakan bahwa dari 31,3 juta penduduk di Mozambik, 1,3 juta diantaranya membutuhkan bantuan. Akses jalan yang bermasalah dan efek perubahan iklim juga menambah krisis di negara tersebut.
2. Krisis panjang di Venezuela masih terus berlangsung
Urutan kesembilan dalam daftar selanjutnya adalah krisis ekonomi panjang di Venezuela, yang semakin diperburuk oleh COVID-19. Sejak runtuhnya industri minyak Venezuela, sistem kesehatan negara tersebut terpuruk dan warga mengalami krisis pangan serta mengungsi. Tetapi, adanya COVID-19 juga mempersulit masyarakat untuk meninggalkan negara itu, dan perbatasan yang tertutup mempersulit upaya bantuan kemanusiaan untuk masuk.3. Krisis kemanusiaan paling mematikan ada di Nigeria
Krisis kemanusiaan paling serius di urutan kedelapan ditemukan di Nigeria, di mana konflik selama 10 tahun, membuat hampir 3 juta warga mengungsi dan banyak orang yang kelaparan. Dengan adanya COVID-19, kondisi kelaparan lebih mungkin terjadi di bagian timur laut negara tersebut. IRC menyebut Nigeria sebagai "negara dengan krisis paling mematikan bagi penduduknya pada tahun 2020 dari 20 negara dalam Daftar Pantauan Darurat." Diperkirakan, 8,9 juta penduduknya membutuhkan bantuan khusus.4. Krisis kesehatan di Sudan Selatan
Ketujuh adalah Sudan Selatan, di mana pemerintah persatuan baru mulai berkuasa pada tahun 2020. Pemulihan negara tersebut dari perang saudara yang berkepanjangan justru sangat berisiko di tengah krisis ekonomi, kekerasan yang terus berlanjut, dan sistem perawatan kesehatan yang lemah. Menurut Global Health Workforce Alliance, Sudan Selatan rata-rata hanya memiliki satu dokter untuk setiap 65.574 orang, dan 47,6 perawat dan bidan untuk setiap 39.088 orang.5. Krisis pengungsian di Burkina Faso
Burkina Faso berada di urutan keenam dalam daftar IRC, diklasifikasikan sebagai "krisis pengungsian dengan pertumbuhan tercepat di dunia." Negara ini memasuki daftar pada tahun 2020 untuk pertama kalinya, dan konflik sipil menjadi salah satu pencetusnya. Lebih dari 1 juta penduduk mengungsi, dan ada risiko kelaparan akibat dari konflik dan gangguan ekonomi akibat COVID-19.6. Konflik, perubahan iklim, dan kelaparan di Ethiopia
Ethiopia berada dalam daftar IRC dalam tiga tahun berturut-turut, negara ini menderita karena konflik di wilayah Tigray antara pemerintah federal dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), yang menurut Britannica dimulai pada tahun 1975 serta diperburuk juga oleh kekeringan dan kelaparan di Ethiopia dari pertengahan 1980-an.Ethiopia juga diserang "wabah belalang terbesar dalam sejarah," yang dikombinasikan dengan bahaya dari perubahan iklim dan COVID-19. Negara ini pun disebut membutuhkan bantuan tertinggi kedua di dunia.
7. Republik Demokratik Kongo berada di urutan keempat
Republik Demokratik Kongo sedang mengalami krisis kelaparan besar-besaran; Dari 89,6 juta penduduk negara itu, 19,6 juta warga membutuhkan bantuan. Negara ini berada dalam dekade keempat dari apa yang IRC sebut sebagai "krisis kemanusiaan besar" karena konflik serta wabah Ebola dan COVID-19, menempatkan mereka di urutan keempat dalam daftar.8. Suriah menjadi negara dengan krisis paling serius diurutan ketiga
Dari 17,5 juta warga Suriah, 13 juta warganya membutuhkan bantuan akibat konflik selama satu dekade. Banyak warga yang menderita karena lemahnya sistem perawatan kesehatan, seperti yang dilansir IRC. Serangan terhadap pekerja, warga sipil, dan rumah sakit menjadi hal yang biasa, dan wanita serta anak-anak di Suriah sangat berisiko karena COVID-19, Suriah pun dianggap sebagai negara dengan krisis paling serius ketiga.9. Afghanistan dan Yaman menduduki dua posisi teratas
Sebelumnya Afghanistan berada diurutan keenam pada tahun 2020, tetapi masuk ke posisi nomor dua pada tahun 2021 karena ancaman bahaya konflik yang tiga kali lipat lebih parah, COVID-19 dan perubahan iklim, di samping proses perdamaian stop-and-go antara pemerintah dan Taliban. Dari 38,9 juta penduduk negara itu, 18,4 membutuhkan bantuan - dua kali lipat sejak daftar tahun 2020.Terakhir, Yaman menduduki puncak daftar IRC untuk tiga tahun berturut-turut, dengan 24,3 juta warga dari 29,8 yang membutuhkan bantuan. Konflik selama lima tahun, kekurangan dana, dan COVID-19 menjadikan kemanusiaan ke ambang kehancuran. Negara itu menghadapi krisis kelaparan.
Dunia ini diliputi kepiluan dan tetes air mata yang tak kunjung kering. Kita sepatutnya malu dengan krisis yang dialami 10 negara di atas, karena tidak ada apa-apanya dengan penderitaan kita.
Sumber:
https://www.rescue.org/who-we-are
https://www.rescue.org/article/top-10-crises-world-should-be-watching-2021
https://www.unhcr.org/en-us/news/briefing/2020/12/5fdc6bc84/530000-displaced-mozambiques-conflict-torn-north.html
https://www.who.int/workforcealliance/countries/ssd/en/
https://www.britannica.com/topic/Tigrayan-Peoples-Liberation-Front
0 komentar