Cari tahu di sini
![Jarang Diketahui, 9 Fakta Unik dan Sejarah Tentang Mumi](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2020/04/67423-gettyimages-931540122-mummies-acf107915c1a3f2257dae4921676ebce_600x400.jpg)
Mumi sudah menjadi sejarah Mesir Kuno yang tak bisa terbantahkan. Bahkan, banyak film Hollywood yang menampilkan Mumi sebagai tokoh jahat di film horor. Akan tetapi, hanya sedikit orang yang tahu kebenaran sebenarnya tentang mumi dan bagaimana mumi mempengaruhi dunia sepanjang sejarah. Beberapa fakta ini akan mengungkapkan sejarah dan fakta unik tentang mumi yang mungkin belum kamu ketahui.
1. Mumifikasi adalah proses yang mahal
Keluarga-keluarga yang hanya bisa memilih opsi-opsi yang lebih murah, biasanya akan menanggung malu. Tapi ada juga mitos yang mengatakan bahwa keluarga-keluarga yang melakukan pembalseman dengan opsi murah untuk salah satu anggota keluarganya, maka mereka akan dihantui oleh almarhum.
2. Slitter, pekerjaan yang menuai kontroversi
Orang Mesir memiliki beberapa tradisi yang justru menciptakan konflik moral selama proses mumifikasi. Mumifikasi biasanya dilakukan dengan mengiris dan memotong mayat untuk membuka semua organnya, sehingga orang Mesir yang mengerjakan proses ini disebut slitter.Setelah slitter melakukan proses ini, biasanya slitter akan melarikan diri. Kenapa mereka harus lari? Nah, slitter harus lari dari gerombolan pelempar batu sebagai hukuman karena melukai mayat. Begitulah ritual mumifikasi berjalan.
3. Opening of the mouth
Proses mumifikasi orang Mesir juga termasuk ritual yang secara harfiah dikenal sebagai "opening of the mouth." Mulut mayat dibiarkan terbuka agar memudahkan bernafas. Karena orang Mesir percaya bahwa kehidupan masih berlanjut setelah seseorang mati, yang artinya bahwa ritual itu dapat meremajakan indra orang tersebut. Meskipun tidak rasional, ritual itu pernah dilakukan.Para mumi dengan mulut terbuka diyakini bisa menikmati makanan dan minuman yang dibawakan keluarga selama kunjungan ke makam.
4. Mumi pernah menjadi ajang atraksi populer
Seperti yang diketahui, banyak budaya Mesir kuno yang mempercayai kehidupan setelah kematian dan menjaga tubuh untuk bekal di akhirat. Namun, mumi pernah menjadi ajang atraksi di Inggris. Selama zaman Victoria, mumi menjadi tontonan publik di lingkungan akademik, dengan tujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang Mesir kuno. Namun, pameran-pameran ini justru memukau publik, dan bahkan sering dihadiri oleh banyak orang yang tidak terlibat dalam mempelajarinya. Namun daya tarik semacam ini hilang pada awal 1900-an.5. Mumi digunakan untuk membuat cat lukisan
Setelah mumi dibeli, sudah tidak terbungkus, dan tidak lagi digunakan sebagai ajang tontonan, mayat-mayat itu dijual kepada produsen. Setelah dibeli oleh produsen, sisa-sisa mumi ini digiling dan digunakan untuk membuat pigmen cat yang disebut Mummy Brown.Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh Scientific American, seniman akan menggunakan cat ini dalam karya seni mereka. Jadi beberapa lukisan lama mungkin dibuat menggunakan bagian-bagian tubuh mumi-mumi ini, seperti lukisan Martin Drolling tahun 1815.
Meskipun warnanya "figuratif", Mummy Brown "mudah pudar". Tapi itu tidak menghentikan produsen cat untuk membuatnya. Tidak sampai tahun 1960-an perusahaan cat berhenti memproduksi Mummy Brown karena mereka kehabisan mumi.
6. Pengobatan dari mumi
Pada abad ke-17, mumi juga digiling untuk membuat obat semacam Tylenol, yang diperkirakan dapat menyembuhkan apa saja mulai dari sakit kepala hingga pendarahan internal.Tengkorak mumi adalah bagian yang dianggap sangat berharga, karena lumut yang kadang tumbuh di atasnya setelah penguburan dianggap memiliki kualitas penyembuhan yang sempurna. Lumut itu akan ditumbuk dan dicerna untuk menghilangkan mimisan dan gejala yang terkait dengan epilepsi.
Kekuatan penyembuhan yang pernah diyakini ini bukan saja melampaui ranah fisik, namun juga spiritual. Menurut buku Killer History karya Clive Gifford, zat yang disebut "Mummy Powder" atau "Mummy Dust" ini sangat diminati di kalangan orang kaya sejak abad ke-12. Faktanya, Raja Inggris Charles II percaya bahwa Mummy Powder mengandung kekuatan. Dia sering menggosok bubuk itu ke kulitnya, yang dianggapnya sebagai keagungan kuno dari para firaun.
Sementara itu, beberapa ratus tahun sebelumnya, Raja Prancis, Francis I meminum campuran rhubarb kering dan bubuk mumi setiap hari. Ia percaya bahwa ritual itu membuatnya kuat dan terlindungi dari orang-orang jahat yang ingin melukainya.
7. Mumi yang terawetkan secara alami
Tidak semua mumi memiliki kemewahan dengan proses ritual secara profesional. Beberapa, pada kenyataannya, menjadi mumi murni karena suatu kecelakaan. Mayat ini disebut bog bodies.Ditemukan di seluruh Eropa, bog bodies adalah hasil mumi dari orang yang mati di tengah rawa dan lahan basah. Daerah miskin oksigen ini kaya akan lumut gambut anti-mikroba, sehingga tubuh yang ditemukan seringkali terawetkan dengan sangat baik.
8. Mumi Frankenstein
Orang Mesir mungkin yang paling terkenal mempraktikkan mumifikasi, tetapi ia bukan satu-satunya. Faktanya, pada tahun 2001, para ilmuwan menemukan beberapa mumi berusia 3.000 tahun di sebuah pulau dekat Skotlandia. Menurut National Geographic, mumi-mumi Skotlandia ini tersusun dari beberapa bagian badan yang berbeda. Rupanya "mumi Frankenstein" ini awalnya dimumikan dalam rawa, sebelum dimakamkan kembali 300 hingga 600 tahun kemudian.Para peneliti memiliki beberapa pendapat tentang penemuan mumi-mumi itu. Satu teori mengatakan bahwa ketika mayat-mayat itu ditemukan beberapa ratus tahun setelah kematian mereka, mereka pun dikubur dengan layak. Orang-orang yang melakukan penguburan menggabungkan bagian-bagian dari mayat yang berbeda yang mereka temukan untuk membuat tubuh menjadi lengkap.
Teori yang jauh lebih mengada-ada mengungkapkan bahwa mumi Frankenstein ini dibuat dengan sengaja, mengambil satu potong dari beberapa tubuh yang menggambarkan sifat tertentu dari garis keturunan keluarga untuk membentuk tubuh yang lengkap.
9. Mumi biksu Jepang
Kamu mungkin berpikir proses mumifikasi dilakukan ketika seseorang sudah meninggal. Tetapi menurut Atlas Obscura, sejumlah kecil biksu Shingon di Jepang membuat mumi saat mereka masih bernafas. Tujuannya untuk memasuki keadaan meditasi yang mendalam dan abadi, dan selama sekitar 800 tahun, lebih dari dua belas biksu membuat mumi diri mereka sendiri.Proses ini dimulai dengan diet yang cukup parah, yaitu tidak boleh mengkonsumsi apa pun kecuali apa yang bisa ditemukan di pegunungan berhutan di mana mereka hidup sendirian, biasanya mereka hanya memakan akar pohon, kulit kayu, dan pinus. Diet ketat ini menghilangkan lemak tubuh, jaringan otot, dan kelembaban - akhirnya mulai memumikan tubuh ketika mereka masih hidup.
Ini dilakukan selama 1.000 hari, berganti-ganti antara mencari makanan dan bermeditasi sampai siklusnya dianggap lengkap. Sebagian besar biksu Jepang ini menjalani siklus beberapa kali sebelum mereka benar-benar siap untuk langkah terakhir, karena langkah terakhir ini adalah kematian. Mereka akan berhenti makan sampai mereka merasa saatnya untuk mati. Pada saat itu mereka akan memanggil teman-teman mereka untuk mengubur mereka ke dalam lubang yang relatif kecil (sebuah tabung kecil) yang mengarah ke permukaan agar mereka tidak mati lemas, tetapi sebaliknya akan mati karena kelaparan.
Namun, prosesnya masih jauh. Seribu tahun setelah penguburan mereka, makam para rahib ini dibuka untuk melihat apakah mumifikasi berhasil atau tidak. Hanya mayat yang tidak menunjukkan tanda pembusukan yang dianggap berhasil dan diabadikan.
Beberapa proses mumi di beberapa belahan dunia memang terkesan unik. Jadi, sudah tahu kan, kalau mumi bukan saja dari Mesir.
0 komentar