Dunia bisa saja berakhir karena senjata nuklir atau sesuatu yang mengerikan lainnya. Infrastruktur global bisa runtuh dan membuat hidup manusia berada dalam kesukaran. Nah, ternyata hal ini pernah ada di masa lalu. Great Depression (Depresi Besar) adalah salah satunya.
Seberapa buruk Great Depression itu? Ingatan historis tentang Great Depression sudah berubah seiring berjalannya waktu, dan banyak dari apa yang dulu kita yakini ternyata salah. Berikut adalah beberapa kesalahpahaman paling umum tentang dekade yang mengerikan itu.
1. Great Depression terjadi karena Roaring 20s
"Roaring 20s" terkenal dengan reputasi buruknya. Pada masa itu, orang kaya membeli saham yang dinilai terlalu tinggi. Sementara itu, orang-orang miskin dan kelas menengah membeli peralatan model baru yang justru mengubah hidupnya menjadi makin susah. Dan biasanya mereka akan terlilit utang untuk mendapatkan hal-hal itu.
Banyak sejarawan mengira bahwa pengeluaran yang berlebihan dan pembelian alat elektronik secara kredit ini merupakan salah satu faktor mengapa dunia masuk ke masa Great Depression.
University of Virginia mengatakan bahwa Roaring 20s tidak berdampak banyak. Era itu ditandai oleh pertumbuhan ekonomi, manufaktur, dan inflasi yang lambat, sehingga tidak mungkin semua aktivitas itu memiliki dampak negatif yang tinggi terhadap perekonomian.
2. Anjloknya pasar saham tahun 1929 menyebabkan Great Depression
Ketika pasar saham jatuh pada Black Thursday, semua orang dibuat panik, tak terkecuali bagi mereka yang memiliki saham. Akibatnya, banyak yang menjual saham mereka. Tetapi apakah itu mengarah pada Great Depression? Naik turunnya pasar saham hanya terjadi beberapa bulan ke depan sampai Good Friday (Jumat Agung), tahun 1930, pasar kembali pulih ke sedia kala, sebelum 1929.
Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Dilansir Time, Great Depression sebenarnya dimulai pada tahun 1930, ketika banyak bank yang mulai mengalami kegagalan. Hal itu terjadi karena bank membuat keputusan bodoh dengan pinjaman uang selama bertahun-tahun. Kegagalan bank pada tahun 1930-an terjadi ketika nasabah bank tidak memiliki perlindungan, jadi ketika bank jatuh, bank mengambil semua uang nasabahnya.
Sementara itu, daya beli masyarakat mulai turun dan terjadi peningkatan pengangguran. Segalanya mulai tak terkendali setelah itu, sampai titik terendah Great Depression ketika tingkat pengangguran mencapai 25 persen.
3. Great Depression dimulai di Amerika
Great Depression dimulai di Amerika, tetapi bergema di seluruh dunia. Pada tahun 1932, kemerosotan ekonomi sudah mencapai Afrika, Asia, Australia, Eropa, Amerika Selatan, dan seluruh Amerika Utara. Pada awal 1920-an, pengangguran secara global telah mencapai angka yang tinggi, 30 juta orang kehilangan pekerjaan mereka.
Bagi orang-orang yang tinggal di negara-negara yang kurang beruntung, Great Depression sangat membebani. Dikutip Digital History, perdagangan internasional turun hingga 30 persen. Negara-negara Barat berhenti mengimpor barang-barang dari negara-negara yang bergantung pada ekspor pertanian, sehingga harga kopi, timah, dan karet turun hingga 40 persen. Masyarakat yang putus asa melakukan pemberontakan, hingga beberapa pemerintah mengangkat diktator militer sebagai kepala negara.
Munculnya fasisme berkorelasi dengan Great Depression di Jerman, Italia, dan Jepang, para pemimpin menjanjikan kehidupan yang lebih layak, tetapi dengan perubahan sosial secara kejam. Hitler membuat serikat buruh ilegal dan merestrukturisasi militer, yang memiliki dampak positif pada pengangguran, tetapi hal itu melahirkan Nazisme. Jadi kemiskinan bukan satu-satunya hal mengerikan yang lahir dari masa-masa mengerikan itu.
4. Herbert Hoover tidak berkontribusi apapun
Menurut American Institute of Economic Research, Herbert Hoover memang mendukung pasar bebas, tetapi dia juga melakukan semacam intervensi pemerintah. Faktanya, apa yang dilakukan Hoover membuka jalan bagi New Deal Roosevelt.
Hoover meluncurkan serangkaian kebijakan yang dirancang untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi pengangguran, seperti program pekerjaan umum yang mencakup rencana untuk membangun bendungan besar yang dinamai "Hoover." Dia juga mendirikan Dewan Pertanian Federal, yang membantu memperlambat penurunan harga pangan, dan dia menciptakan sebuah program yang memberikan pinjaman berbunga rendah untuk bisnis di Amerika.
Sekarang, masih ada banyak perdebatan tentang apakah kebijakan Hoover benar-benar membantu, dan beberapa sejarawan mengira bahwa Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley yang merupakan kebijakannya, ternyata menyebabkan perang dagang besar-besaran antara AS dan Eropa, yang justru memperburuk keadaan.
5. Semua orang di Amerika menderita
Di Amerika, 25 persen dari populasi tidak memiliki pendapatan sama sekali, sementara 35 persen lainnya mampu bertahan hidup. Hal ini berdampak dalam banyak hal. Melansir laman EyeWitness to History, beberapa pasangan bahkan menunda pernikahan mereka karena masalah finansial, dan pasangan lain menunda perceraian karena hal yang sama. Banyak orang yang tidak ingin memiliki anak di tengah-tengah keterpurukan ekonomi ini, membuat angka kelahiran turun.
Depresi juga menimbulkan masalah psikologis. Beberapa laki-laki meninggalkan keluarga mereka karena merasa malu menjadi pengangguran. Tetapi karena hal ini juga, banyak perempuan yang bekerja karena lebih mudah menemukan pekerjaan dibandingkan suami mereka. Secara keseluruhan, dampak Great Depression bergantung pada seberapa tangguh seseorang dalam menghadapi tantangan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
6. Tidak ada solusi bagi mereka yang kelaparan
Pada tahun 1931 ada 20 kasus kelaparan di New York City saja. Pada 1934, ada 110 kematian di kota karena kelaparan. Kabar tentang kelaparan di New York City bahkan mencapai negara Afrika yang dilanda kemiskinan di Kamerun, yang menyumbangkan sejumlah kecil uang mereka (3,77 US dolar) kepada orang-orang New York dengan harapan bisa membantu.
Itu hanya kelaparan di New York City. Kemungkinan banyak orang yang kelaparan di seluruh Amerika. Tetapi secara keseluruhan, kelaparan bukanlah masalah besar di Amerika. Banyak keluarga yang mencari jalan keluar untuk mendapatkan dan menghemat makanan. Mereka yang tidak pernah bercocok tanam, tiba-tiba menggarap lahan dan terjun menjadi petani. Mereka belajar cara melestarikan dan menggunakan kembali kealihan nenek moyang.
Ibu rumah tangga menggunakan bahan yang hemat untuk makanan sehari-hari. Taman kota didirikan untuk membantu menanggulangi kelaparan, dan restoran menjual makanan dengan harga murah. Dalam banyak hal, itu adalah bukti ketangguhan manusia dalam situasi sulit.
7. Tingkat kematian meningkat selama Great Depression
Ada yang beranggapan bahwa kualitas hidup menurun, dan tingkat kematian naik, tetapi itu tidak terjadi selama Great Depression. Tingkat kematian sebenarnya menurun selama tahun-tahun itu, bahkan jika memperhitungkan dengan beberapa orang yang mati kelaparan dan meningkatnya tingkat bunuh diri.
Sebuah studi yang dikutip oleh Smithsonian mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Secara keseluruhan ada penurunan kematian terkait penyakit seperti pneumonia dan influenza. Namun, kematian karena kecelakaan mobil menurun, itu karena banyak orang yang tidak lagi membeli mobil.
Program ekonomi (juga dikenal sebagai "Kesepakatan Baru") yang diberlakukan oleh Presiden Roosevelt juga berdampak pada keaejahteraan hidup. Tetapi ada faktor-faktor lain yang tidak ada hubungannya dengan Great Depression, seperti perbaikan umum dalam sanitasi dan perawatan kesehatan.
8. Para petani dari Dust Bowl melarikan diri ke California secara massal
Buku karya Steinbeck, The Grapes of Wrath, mempopulerkan gagasan eksodus massal era Great Depression dari Dust Bowl. Menurut Chicago Booth Review, bukan petani yang pergi dari dataran Great Plains yang terkenal berdebu dan tandus itu, tetapi mereka yang memiliki keterampilan tinggi dan beberapa pekerja yang tidak memiliki keterampilan. Jumlah mereka hanya 10 persen untuk pergi ke Golden State, dan 52 persen masih tinggal di Dust Bowl.
Dust Bowl adalah wilayah yang membentang dari Dakota Utara ke Texas dan dari Lembah Sungai Mississippi ke Pegunungan, pada masa itu kebetulan sedang dilanda kekeringan bersamaan ketika bank-bank mengalami kegagalan.
Masalah diperburuk karena tanah tersebut ditanami secara berlebihan dan digembalakan selama beberapa dekade, membuatnya terkikis. Nama "Dust Bowl" berasal dari tanah yang terhembus oleh angin, menciptakan badai debu yang sangat parah hingga menghalangi matahari. Jadi orang-orang yang tinggal di sana tidak memiliki uang dan hanya memiliki sedikit makanan.
9. New Deal mengakhiri masa Great Depression
Apakah bantuan New Deal cukup membantu? Beberapa ekonom mengatakan bahwa hal itu tidak membantu sama sekali. Ada pula yang mengatakan bahwa itu cukup membantu. Melansir History, program ekonomi dari Franklin D. Roosevelt yang bernama "The New Deal" memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian, tetapi itu bukan satu-satunya hal yang membantu mengatasi masalah perekonomian.
Bantuan itu memang membuka jalan bagi gerakan buruh, membentuk sistem Jaminan Sosial Amerika. Itu juga menetapkan peraturan dan lembaga yang sebagian besar bertanggung jawab atas Federal Deposit Insurance Corporation, yang mengasuransikan rekening bank jika terjadi kegagalan bank. Serta membuat banyak orang kembali bekerja - proyek pekerjaan umum yang didirikan di bawah New Deal memberi pekerjaan kepada jutaan orang Amerika yang menganggur.
Namun, selama masa kejayaan New Deal, pengangguran tetap tinggi, yakni sekitar 18 persen, dan pendapatan rata-rata orang Amerika terus menurun. Jadi New Deal itu merupakan pencegahan bukan penyembuhan.
10. New Deal membantu semua orang
New Deal tidak selamanya menguntungkan, khususnya bagi pekerja kulit hitam Amerika. Menurut Cato Institute, undang-undang utama New Deal merupakan tindakan Pemulihan Industri Nasional tahun 1933, yang menciptakan sekitar 700 "kartel industri." Kartel industri membatasi hasil dan menaikkan upah. Hasilnya, banyak pekerja berketerampilan rendah mendapatkan harga dari pasar kerja, karena pengusaha tidak diperbolehkan membayar kurang dari upah minimum. Jadi, sekitar 500.000 pekerja kulit hitam menjadi pengangguran sebagai akibat langsung dari kebijakan tersebut.
Ada juga pajak gaji baru, dan kebijakan lain yang menyulitkan bisnis untuk merekrut orang atau mengumpulkan modal. Undang-undang Penyesuaian Pertanian, yang melewati tahun yang sama, justru memotong produksi pertanian untuk menaikkan harga - dan jika hasil produksi sedikit maka lebih sedikit juga lapangan pekerjaan.
Rasisme juga berperan. The Wagner Act of 1935 membuat monopoli serikat pekerja, dan serikat buruh yang kuat itu adalah orang kulit putih, yang dianggap lebih layak dipekerjakan, sehingga orang kulit hitam agak kesusahan mencari pekerjaan.
11. Awal Perang Dunia II mengakhiri Great Depression
Banyak yang mengatakan bahwa Great Depression belum berakhir sampai Amerika memutuskan untuk bersatu melawan Hitler. Tetapi seberapa besar dampak positif yang dimiliki Perang Dunia II terhadap Great Depression? Hal itu sebenaranya tidak mengakhiri Great Depression.
Bahkan mengutip Forbes, perang itu hanya menormalkan standar hidup yang buruk, yang sudah biasa dilakukan orang yang biasa hidup susah selama bertahun-tahun sebelumnya. Dengan kata lain, pengurangan pengeluaran pemerintah, pajak, dan peraturan akhirnya mengubah situasi ekonomi Amerika menjadi lebih baik.
Ada juga kesalahpahaman tentang penurunan pengangguran yang terjadi pada awal perang. Ya, pengangguran memang menurun, itu karena para pemuda melakukan wajib militer dan dikirim ke luar negeri. Produk domestik bruto juga meningkat, bukan karena kehidupan masyarakat menjadi lebih baik tetapi karena AS membuat banyak senjata dan peralatan militer. Jadi pastinya, perang memiliki dampak pada ekonomi, tetapi secara keseluruhan, standar hidup tidak meningkat sampai setelah perang berakhir.
Revolusi industri memang membuat manusia bergantung dengan banyak hal, termasuk pekerjaan dan pasar saham. Tetapi, sejarah dan jalannya kehidupan tidak selalu berjalan baik, terkadang ada masa-masa krisis dan sulit yang harus dilewati manusia di setiap zamannya. Kira-kira bisa menjadi pembelajaran gak, ya?
https://www.ushistory.org/us/46f.asp
https://ideas.darden.virginia.edu/great-depression
https://time.com/5707876/1929-wall-street-crash/
https://www.history.com/topics/great-depression/great-depression-history
https://www.thebalance.com/unemployment-rate-by-year-3305506
https://www.britannica.com/event/Great-Depression
http://www.digitalhistory.uh.edu/disp_textbook.cfm?smtid=2&psid=3433
https://www.aier.org/article/5-myths-about-the-great-depression-and-new-deal/
https://www.khanacademy.org/humanities/us-history/rise-to-world-power/great-depression/a/the-presidency-of-herbert-hoover
http://www.eyewitnesstohistory.com/snprelief1.htm
http://www.digitalhistory.uh.edu/disp_textbook.cfm?smtID=2&psid=3434
https://www.history.com/news/life-for-the-average-family-during-the-great-depression
https://www.atlasobscura.com/articles/restaurants-during-great-depression
https://www.smithsonianmag.com/science-nature/great-depression-had-little-effect-on-death-rates-46713514/
https://review.chicagobooth.edu/economics/2016/article/busting-myths-about-dust-bowl
https://library.uoregon.edu/ec/wguthrie/dustbowl.html
https://www.history.com/news/new-deal-effects-great-depression
https://www.aier.org/article/5-myths-about-the-great-depression-and-new-deal/
https://www.cato.org/publications/commentary/why-did-fdrs-new-deal-harm-blacks
https://www.forbes.com/sites/peterferrara/2013/11/30/the-great-depression-was-ended-by-the-end-of-world-war-ii-not-the-start-of-it/#1ab47bcc57d3
0 komentar