Kamu pasti tidak asing dengan film Jaws, salah satu film blockbuster dunia. Film yang digarap oleh Steven Spielberg dan diadaptasi dari novel Peter Benchley ini, nyatanya diadaptasi dari peristiwa kehidupan nyata di tahun 1916, yang membuat dunia takut akan hiu. Insiden ini terjadi di sebuah kota kecil di pantai New Jersey pada awal abad ke-20. Jadi jangan sampai terlewatkan daftar poin-poin di bawah ini, ya.
BACA JUGA: 6 KISAH MENGHARUKAN ANTARA HIU DAN MANUSIA
1. Pada tahun 1916, serangan hiu menewaskan seorang pemuda
Pada 1 Juli 1916, seorang pemuda bernama Charles Vansant sedang berjalan ke tepi Beach Haven, New Jersey. Saat Vansant mengarungi gelombang laut yang dangkal, seketika seekor hiu menggigit kaki kirinya.
Vansant berteriak meminta pertolongan, tetapi banyak orang yang mengira kalau dia hanya bercanda. Darah yang mengalir ke dalam air yang akhirnya membuat kerumunan orang menolong dan menarik Vansant yang ternyata dicabik-cabik hiu pembunuh. Sayangnya, luka-lukanya terlalu parah untuk diobati, ia meninggal kehabisan darah.
Hari itu, kematian tragis pemuda tersebut menjadi insiden pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Serikat, di mana seekor hiu membunuh manusia.
2. Kematian berikutnya yang sama mengerikannya
Dilansir National Geographic, korban berikutnya dari serangan hiu adalah pemuda bernama Charles Bruder, seorang pelayan yang baru saja datang dari Swiss. Bruder dikenal sebagai perenang yang handal, dan dia berenang sekitar 91 meter dari lepas pantai, dan disinilah dia berteriak minta tolong. Dua orang kapten menyeret pemuda itu ke kapal mereka, karena melihat air di sekitarnya sudah berwarna merah gelap, ternyata didapati bahwa kedua kakinya telah dimakan oleh seekor hiu.
Para kapten berusaha mengobatinya, tapi sudah terlambat. Bruder tewas karena lukanya. Pada titik ini, media mulai memperhatikan apa yang terjadi. Patroli diluncurkan karena dua pemuda telah dibunuh oleh seekor hiu dalam kurun waktu seminggu, dan itu tidak lazim.
3. Tidak ada yang percaya bahwa hiu berbahaya
Di abad ke-21, manusia menganggap hiu sebagai hewan yang buas (mungkin karena film Jaws). Namun ditahun 1916, semua orang menganggap bahwa hiu tidak berbahaya. Bahkan ketika dua pemuda itu terbunuh.
Seperti yang dijelaskan oleh History, hiu dianggap sebagai makhluk yang pemalu dan suka menghindar. Bahkan ketika Vansant dan Bruder terbunuh, para ahli menolak teori bahwa "hiu pemakan manusia". Sebaliknya, mereka justru menyalahkan paus pembunuh, tuna besar, atau penyu yang justru bisa mematikan. Ya, jelas, orang-orang tahun 1916 menganggap penyu dan tuna lebih menakutkan daripada hiu.
Pada tahun 1891, seorang atlet bernama Hermann Oelrichs menawarkan sejumlah uang kepada siapa saja yang dapat membuktikan kalau hiu berbahaya. Oelrichs bahkan membuktikannya sendiri dengan melompat ke dalam air yang dipenuhi hiu dan mencoba menghasut hiu-hiu tersebut, tetapi dia tidak diserang sama sekali. Namun, ketika serangan Jersey Shore terjadi pada tahun 1916, para ilmuwan mengutip aksi Oelrichs sebagai bukti terhadap teori serangan hiu.
4. Keganasan hiu yang semakin meningkat
Minggu berikutnya, seorang remaja laki-laki bernama Lester Stillwell dan teman-temannya berenang di Matawan Creek, New Jersey, yang lebih dari satu mil dari teluk terdekat. Dikutip The New York Times, seketika hiu menggigit lengan bocah itu, dan menariknya ke bawah air. Anak-anak lelaki lainnya berlari keluar dari air, dan berlari melewati pusat kota Matawan untuk mencari pertolongan.
Pada awalnya, banyak yang tidak percaya bahwa Stillwell diserang hiu, itu karena Stillwell memiliki penyakit kejang-kejang, selain itu, mereka menduga bahwa hiu tidak mungkin membunuh orang. Namun, seorang penjahit bernama Watson "Stanley" Fisher dengan gagah berani melompat ke air dan menyelamatkan anak itu. Tak diduga, ia menemukan hiu. Ketika Fisher mencoba menarik mayat bocah itu dari air, hiu itu menyerang kaki Fisher, merobek kulit dan daging di kakinya. Fisher melarikan diri dari air, tetapi luka tersebut justru mengakhiri hidupnya.
Sayangnya, pembantaian belum berakhir. Hiu menghilang di bawah permukaan, dan setengah jam kemudian dilaporkan bahwa anak laki-laki lain juga diserang. Ia adalah seorang anak berusia 14 tahun bernama Joseph Dunn. Ia cukup beruntung karena selamat.
5. Perilaku hiu ini dianggap tidak normal
Seperti yang dikemukakan The New York Times, hiu yang mengancam penduduk New Jersey pada 1916 bukanlah binatang biasa. Hiu itu berperilaku seperti pembunuh berantai yang memiliki metodenya sendiri, merobek korban demi korban dan berenang di air yang biasanya tidak pernah terlihat ada hiu. Sudah terjadi lima serangan selama beberapa minggu, bahkan, itu dianggap tidak normal karena tidak ada hiu yang brutal seperti ini.
Tentu, ada saatnya dimana hiu menyerang beberapa orang. Namun, hiu tidak pernah menggila seperti yang terjadi di New Jersey. Bisa dibayangkan bahwa hiu mungkin kelaparan, tetapi meskipun begitu, mengapa ia terus mengejar mangsa yang cukup sulit? Lagi pula, lautan punya banyak ikan untuk dimakan.
6. New Jersey melawan balik
Kota Matawan akhirnya berburu melawan hiu. Hadiah 100 US dolar akan diberikan bagi siapa saja yang mampu memburu hewan itu. Akibatnya, penduduk setempat mengarungi air untuk memburu hewan ini. Ada yang membawa tombak, senapan, bahkan dinamit.
Sementara itu, melansir kabar The Vintage News, orang-orang yang membunuh hiu itu main hakim sendiri dengan berpatroli di garis pantai menggunakan perahu motor, membunuh setiap hiu yang mereka temukan. Diperkirakan ratusan hiu terbunuh dalam perburuan ini.
7. Gedung putih terlibat
Berita tentang serangan hiu yang mematikan terdengar hingga Pantai Timur, dan berita ini juga dilebih-lebihkan ke titik di mana masyarakat mulai percaya bahwa hiu mengancam New Jersey. Akibatnya, tidak ada seorang pun dari New England ke Florida yang menginjakkan kaki ke dalam air, karena takut akan serangan hiu.
Kepanikan akhirnya menyebar ke Washington, D.C, dan menjadi perhatian Presiden Woodrow Wilson. Wilson, mantan gubernur New Jersey, menjadi sangat prihatin tentang kematian akibat serangan hiu. Menurut The Providence Journal, ia menyerukan pertemuan kabinet. Setelah diskusi ini, pemerintah AS memutuskan untuk meminjamkan bantuan federal ke New Jersey untuk menyingkirkan hiu pemakan manusia itu. Hiu menjadi musuh nomor satu, dan segera setelah itu, The Washington Post memuat judul "Perang AS melawan Hiu."
8. Hiu pembunuh yang berhasil ditangkap?
Seorang taxidermist bernama Michael Schleisser - yang juga pelatih singa untuk sirkus Barnum and Bailey, juga ikut berburu hiu pembunuh. Schleisser melihat sirip hiu di pukat yang ia tempatkan di Teluk Raritan. Dia menarik hiu itu ke atas kapal dan memukulnya dengan gagang dayung yang patah, berulang-ulang, sampai mati.
Hiu putih besar yang memiliki panjang tujuh setengah kaki ini, kemudian disimpan Schleisser untuk koleksinya. Ia yakin bahwa hiu ini telah memangsa banyak manusia. Buktinya terlihat ketika hiu Schleisse dipotong, The Providence Journal melaporkan bahwa terdapat sisa-sisa daging manusia yang ditemukan di dalam perut hiu itu.
9. Apakah mereka berhasil menangkap hiu yang tepat?
Namun, banyak pertanyaan seputar serangan hiu Jersey Shore, menurut ReefQuest Center for Shark Research. Para ahli masih ragu bahwa hiu pemakan manusia itu memiliki tubuh yang putih besar. Karena hiu putih besar tidak mungkin berenang di sungai air tawar, hiu-hiu ini juga jarang muncul di perairan New Jersey. Kemungkinan besar, hewan itu adalah seekor hiu banteng, yang menimbulkan pertanyaan apakah Schleisser menangkap ikan yang tepat? Adapun sisa manusia di perutnya, hiu itu bisa saja memakan mayat korban yang tenggelam di dasar laut. Itu sangat mungkin terjadi.
Seluruh teori tentang "hiu nakal", yang menyalahkan hiu sebagai pembunuh berantai untuk lima kematian, bisa menjadi omong kosong belaka. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, hiu tidak pernah berperilaku seperti itu. Selanjutnya, dua serangan hiu pertama pada Vansant dan Bruder terjadi di 70 dan 25 mil jauhnya dari Matawan Creek. Tempat itu memang cocok dihampiri hiu. Saat ini, para ahli mengusulkan bahwa serangan 1916 mungkin berasal dari tiga hiu yang berbeda, bukan satu.
10. Seberapa besar serangan hiu mempengaruhi Jaws?
Serangan hiu New Jersey tahun 1916 menarik banyak perhatian media dan membuat pengunjung pantai takut pada air. Tidak mengherankan, histeria yang mengikuti insiden ini sering dijadikan sebagai inspirasi utama untuk novel thriller Peter Benchley 1974, Jaws, yang kemudian menginspirasi film blockbuster Steven Spielberg.
Seperti yang dijelaskan oleh NJ.com, ketakutan masyarakat terhadap hiu di AS berasal dari serangan 1916, jadi jika peristiwa tragis ini tidak terjadi, hiu mungkin tidak akan ditakuti.
11. Lebih dari 40 tahun setelah terjadinya serangan, kota kecil itu masih mengingatnya
Di tahun 2016, pada peringatan 100 tahun serangan hiu yang mematikan, kota kecil Matawan, New Jersey, mengadakan acara peringatan untuk mengenang mereka yang telah meninggal. Masuknya wisatawan menjadi perubahan besar bagi sebuah kota yang hanya memiliki populasi 9.000 orang ini.
Pahlawan acara tersebut adalah penjahit yang sudah meninggal, Stanley Fisher, yang kehilangan nyawanya karena berusaha menyelamatkan Lester Stillwell dari hiu. Sebuah upacara peringatan khusus diadakan di makam Fisher dan bocah itu, dan sebuah monumen baru untuk menghormati Fisher dibuka. Buyut perempuan Fisher, John S. Nichols adalah profesor emeritus di Universitas Pennsylvania. Dia mengklaim bahwa, sebelum hiu itu terlihat, tidak ada yang percaya apa yang terjadi pada paman buyutnya.
12. Kisah Jaws membuat kita sangat takut dengan hiu
Ya, hiu memang terlihat menakutkan. Tapi sejujurnya, kisah nyata di balik rahang hiu ini membuat kita semua terlalu takut pada hiu. Bagaimanapun, hiu bukanlah pembunuh berantai, monster, atau setan. Mereka hanya ikan yang kelaparan. Seperti yang ditunjukkan oleh Business Insider, hiu hampir tidak pernah melakukan serangan tanpa alasan.
Misalnya, yang terjadi antara tahun 1916 dan 2011, hiu putih besar yang ditakuti banyak orang hanya menyerang 106 orang Amerika, dengan hanya 13 dari serangan ini yang terbukti fatal. Itu bukan angka yang tinggi. Sejujurnya, hiu tidak suka memakan manusia. Bahkan ketika hiu menyerang manusia, itu pasti hanyalah insiden "tabrak lari", di mana hiu menggigit manusia, berharap mendapatkan makanan yang lezat, namun ia menyadari bahwa itu bukan santapan yang enak, lalu hiu segera berenang menjauh.
Penelitian 2013 menunjukkan bahwa hiu itu sangat takut dengan manusia daripada sebaliknya, mengingat bahwa manusia diperkirakan membunuh antara 63 hingga 273 juta hiu per tahunnya. Secara statistik, jauh lebih mungkin bahwa manusia akan makan semangkuk sup sirip hiu, dibandingkan dengan hiu yang memakan manusia.
BACA JUGA: PENYUKA IKAN? SEBAIKNYA 14 JENIS IKAN INI TIDAK DIKONSUMSI
http://www.bbc.com/culture/story/20160713-the-true-story-of-jaws
https://www.nationalgeographic.com/news/2015/07/150702-shark-attack-jersey-shore-1916-great-white/
https://www.newspapers.com/clip/24218856/charles_bruder_killed_in_shark_attack/
https://www.history.com/news/the-real-life-jaws-that-terrorized-the-jersey-shore
https://www.nationalgeographic.com/news/2015/07/150702-shark-attack-jersey-shore-1916-great-white/
https://www.nytimes.com/2016/07/11/nyregion/a-century-later-memories-of-fatal-shark-attacks-linger-in-new-jersey.html
https://www.thevintagenews.com/2018/01/31/jaws-inspiration/
https://www.providencejournal.com/news/20170531/july-1-1916-birth-of-nations-war-on-sharks
https://www.courierpostonline.com/story/news/2016/07/01/shark-attacks-day-terror-began/86625208/
https://www.providencejournal.com/news/20170531/july-1-1916-birth-of-nations-war-on-sharks
http://www.elasmo-research.org/education/topics/saf_nj_maneater.htm
https://www.smithsonianmag.com/history/the-shark-attacks-that-were-the-inspiration-for-jaws-15220260/
https://www.nj.com/entertainment/2016/06/the_1916_nj_shark_attacks_take_a_tour_through_hist.html
https://www.nytimes.com/2016/07/11/nyregion/a-century-later-memories-of-fatal-shark-attacks-linger-in-new-jersey.html
https://www.businessinsider.com/why-you-shouldnt-be-worried-about-sharks-2014-7
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308597X13000055
0 komentar