Disekitar awal 80-an terjadi letusan Gunung St. Helens. Tidak ada yang pernah menyaksikan hal seperti itu sebelumnya. Ada murka alam yang berapi-api dan drama dari seorang Harry R. Truman, lansia yang menolak untuk meninggalkan rumahnya saat letusan terjadi.
"Aku akan tetap di sini," katanya, seperti yang diceritakan National Geographic. Harry Truman pun tewas karena letusan gunung. Letusan ini juga menghancurkan rumahnya yang sudah ditinggalinya selama 50 tahun.
Ahli geologi dan pejabat pemerintah sudah memperingatkan bahaya letusan ini selama berminggu-minggu sebelumnya. Semestinya semua orang punya banyak waktu untuk mengungsi atau meninggalkan zona tersebut. Akan tetapi, beberapa orang, seperti Truman, memilih tetap di sana. Namun, itu bukanlah bagian terburuk dari letusan Gunung St. Helens. Berikut adalah beberapa hal yang bahkan lebih buruk yang mungkin tidak kamu ketahui tentang bencana tahun 1980 itu.
1. Gunung St. Helens cukup tenang untuk waktu yang lama
Gunung Saint Helens berada di Skamania County, Washington, Amerika Serikat. Gunung ini tidak aktif selama lebih dari 100 tahun, yang sebenarnya tidak terlalu lama dalam waktu geologis. Menurut MountStHelens.com, gunung tersebut memiliki ancaman terhadap semua yang ada di sekitarnya jika meletus. Masyarakat adat setempat mengingat letusan, dan secara sporadis pernah aktif antara tahun 1831 dan 1857. Ada letusan besar pada tahun 1800, tetapi pada tahun 1857, St. Helens masih tenang, dengan beberapa ledakan uap yang mungkin terjadi pada akhir 1800-an dan awal 1900-an.
Daerah di sekitar St. Helens terkenal dengan keindahannya, seperti adanya Danau Spirit, yang terletak di dasar utara gunung berapi, yang masih menjadi tujuan rekreasi yang populer. Pada saat imigran Eropa mulai menetap di daerah itu, gunung itu cukup tenang untuk para wisatawan.
2. Kebanyakan korban yang meninggal akibat letusan gunung St. Helens tidak berada di dalam zona bahaya
Tanah di dekat Gunung St. Helens mulai bergetar kira-kira dua bulan sebelum gunung itu akhirnya meletus. Ahli geologi mencoba memprediksi skala bencana, tetapi pada era 80-an atau awal 80 -an, teknologi masih terbatas dan data historis sangat sedikit. Ketika ledakan akhirnya terjadi, semua orang panik. Zona bahaya di sekitar Gunung St. Helens secara resmi dinyatakan berjarak tidak lebih dari tiga mil gunung berapi. Padahal, Pompeii, kota bersejarah yang terkenal musnah oleh gunung Vesuvius, berjarak enam mil dari gunung berapi.
Setelah St. Helens meletus, gubernur negara bagian Washington mengatakan kepada publik bahwa 57 korban berada dalam zona bahaya, tetapi itu tidak benar. Faktanya, semua kecuali tiga korban berada di luar zona bahaya pada saat letusan. Lebih buruk lagi, sebenarnya zona bahaya resmi lebih luas, hanya saja dokumen itu tidak pernah disetujui dan ditandatangani oleh Gubernur Dixy Lee Ray.
3. Gempa bumi mengakibatkan longsoran terbesar dalam sejarah
Kehancuran dipicu oleh gempa berkekuatan magnitudo 5,1, yang sebenarnya bukan gempa besar di luar peristiwa vulkanik. Gempa dengan kekuatan seperti itu tidak akan menyebabkan banyak kerusakan. Akan tetapi, dalam kasus Gunung St. Helens, gempa berkekuatan magnitudo 5,1 yang melanda pada tanggal 18 Mei 1980 menyebabkan pelonggaran tonjolan di sisi gunung yang telah terbentuk selama beberapa minggu.
Sejauh satu mil, puing-puing melesat ke sisi gunung dengan kecepatan mendekati 150 mil per jam. Longsoran ini menjadi yang terbesar dalam catatan sejarah. Longsoran ini juga melenyapkan segalanya dalam 24 mil persegi di utara Gunung St. Helens.
Menurut US Geological Survey, puing-puing itu menghantam Danau Spirit, dan menciptakan gelombang tsunami setinggi 850 kaki atau sekitar 259 meter. Singkatnya, tsunami 2004 yang menewaskan 230.000 orang di Thailand, India, dan Sri Lanka hanya setinggi 100 kaki atau sekitar 30 meter. Ketika air kembali ke danau, air itu membawa banyak puing, sampai sekitar 282 kaki atau sekitar 85 meter material baru ke dasar danau, meningkatkan garis pantai sekitar 200 kaki atau 60 meter.
4. Erupsi gunung St. Helens bukan saja batu dan abu
Tanah longsor yang meluluhlantakkan sekitar 24 mil persegi bukanlah satu-satunya tragedi letusan gunung St. Helens. Terdapat juga aliran piroklastik. Saat gunung itu terbebas dari tonjolan raksasa yang menyimpan semua material panas dalam keadaan tertutup, batu dan gas panas di dalam gunung itu meledak, mengeluarkan material dengan kecepatan 200 hingga 250 mil per jam.
Aliran piroklastik adalah massa abu, lava, batu apung, dan gas panas yang keluar dari gunung berapi. Panasnya mencapai suhu 1.300 derajat Fahrenheit atau setara 704,4 derajat Celsius. Bencana itu merenggut korban manusia pertama.
Dilansir Science History Institute, siapa pun yang dekat dengan ledakan itu akan mati seketika, dalam waktu kurang dari satu detik, yang berarti mereka tewas sebelum tubuh mereka dapat mengirim sinyal rasa sakit ke otak. Mayat ini tidak akan ditemukan, kemungkinan karena mereka diuapkan oleh ledakan. Namun, bukan itu yang menyebabkan 57 korban Gunung St. Helens meninggal. Autopsi menunjukkan bahwa sebagian besar korban St. Helens meninggal karena sesak napas akibat menghirup abu panas.
5. Beberapa orang meninggal karena dedikasinya untuk pekerjaan
Beberapa orang yang meninggal selama letusan Gunung St. Helens diingat sebagai orang yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Salah satunya adalah vulkanologis David A. Johnston. Seperti dilansir USA Today, Johnston mengawasi gunung itu dari pos pengamatan terdekat. Memang, Johnston tidak tahu dia dalam bahaya atau setidaknya, dia tidak tahu seberapa bahayanya dia. Pos pengamatan seharusnya cukup aman, tapi pada kenyataannya, tempat itu dilenyapkan oleh ledakan awal dan jasad Johnston pun tidak pernah ditemukan. Kata-kata terakhirnya, terdengar melalui transmisi radio, "Vancouver! Vancouver! Ini dia!"
Ada dua fotografer yang tewas dalam ledakan itu, tetapi Robert Landsburg-lah yang meninggalkan informasi berharga tentang letusan itu. Landsburg berada beberapa mil dari puncak ketika letusan terjadi. Alih-alih mencoba melarikan diri, ia malah melindungi kameranya. Dia mengambil foto sampai detik-detik terakhir, kemudian membungkus kamera dan memasukkannya ke dalam kantung kamera, menyimpan kameranya ke tasnya, dan ia menutupi tubuhnya dengan tas untuk melindunginya dari abu dan magma yang jatuh. Landsburg ditemukan 17 hari kemudian, terkubur oleh puing-puing, tetapi hasil gambar dari kameranya dalam kondisi baik. Foto-foto itu diterbitkan oleh National Geographic pada Januari berikutnya.
6. Gunung St. Helens tidak saja mengakibatkan aliran piroklastik
Gunung St. Helens terkenal dengan abunya. Bahkan, setelah letusan terjadi, banyak orang mencari keuntungan dengan menjual botol yang diisi abu sebagai suvenir. Bahkan hari ini, wisatawan masih bisa membeli abu Gunung St. Helens dan patung-patung kecil yang terbuat dari material gunung.
Dikutip History.com, awan abu naik 12 mil ke udara, di mana ia menghasilkan kilat. Saksi mata melaporkan bahwa ia melihat cahaya kilat, dan bahkan lebih mengerikan, bola ukuran "Volkswagen" dari api St Elmo yang berguling-guling di tanah sejauh 25 mil dari letusan. Beberapa laporan mengatakan bahwa letusan menghasilkan satu petir setiap detiknya, dan beberapa petir menyebabkan kebakaran hutan kecil.
7. Abu letusan yang sangat destruktif
Gunung St. Helens belum puas hanya dengan menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Melansir kabar LiveScience, gunung itu mengalami ledakan kedua setelah ledakan pertama yang melemparkan abu dan gas panas bermil-mil ke udara. Selama beberapa hari, St. Helens mengeluarkan 540 juta ton abu, yang menyebar sepanjang 2.200 mil, yang meliputi tujuh negara bagian.
Pihak berwenang terpaksa menutup negara bagian 90 dari Seattle ke Spokane selama seminggu karena jarak pandang yang buruk. Beberapa bandara ditutup selama dua minggu. Lebih dari 1.000 penerbangan komersial yang keluar dari daerah itu dibatalkan, membuat para wisatawan terombang-ambing ketika abu terus turun dari langit.
Setelah abu mengendap, ia masuk ke filter udara, transformator listrik, dan sistem minyak. Abu menyebabkan sirkulasi pendek pada transformator listrik, yang mengakibatkan pemadaman listrik. Di Negara Bagian Washington, pihak berwenang harus membersihkan 2,4 juta yard kubik abu dari jalan raya dan bandara. Di Yakima saja, biaya pembersihannya saja sekitar 2,2 juta US dolar atau setara Rp33,4 miliar. Dan dua orang mengalami serangan jantung ketika membersihkan abu-abu itu.
8. Menciptakan lumpur
Dikutip GlacierHub, sebelum letusan, Gunung St. Helens adalah rumah bagi 11 gletser besar dan beberapa gletser yang lebih kecil, yang sebagian besar sudah ada di sana selama beberapa ratus ribu tahun yang lalu. Letusan melenyapkan sekitar 70 persen dari massa gletser. Menciptakan air yang bercampur dengan lumpur dan puing-puing. Peristiwa ini disebut tanah longsor, atau oleh ahli vulkanologi disebut "lahar."
Lahar mengalir menuruni gunung ke lembah-lembah sungai, merobohkan pohon-pohon, memusnahkan semua struktur buatan manusia yang selamat dari ledakan itu, dan menghancurkan seluruh jembatan. Lahar mengirimkan lebih dari sekadar lumpur ke lembah-lembah, ia juga membawa semua pohon tumbang dan puing-puing lainnya. Lahar yang membawa air, lumpur, dan puing itu seluas 11.000 hektar ke dalam Reservoir Swift, meningkatkan ketinggian danau sekitar 2,6 kaki.
Gletser baru pun telah terbentuk di dalam kawah Gunung St. Helens. Gletser ini disebut Crater Glacier, terbentuk lebih dari beberapa dekade dan merupakan salah satu gletser termuda di Bumi. Dan ketika Gunung St. Helens meletus lagi, ia mampu menelurkan satu atau lebih lahar.
9. Kerugian dan kerusakan akibat letusan gunung St. Helens
Memang, belum ada banyak letusan gunung berapi besar di Amerika. Baru-baru ini ada Kilauea di Hawaii, yang diperkirakan menghabiskan sekitar 800 juta US dolar atau sekitar Rp12,1 triliun akibat kerusakannya. Ada juga Lassen Peak di California, yang meletus pada tahun 1914, dan Gunung Shasta (juga di California), yang terakhir meletus sekitar tahun 1786.
Menurut FEMA, letusan gunung St. Helens menyebabkan kerusakan senilai 3,4 miliar US dolar atau setara Rp51,7 triliun, yang membuat letusan Kilauea seperti tidak ada apa-apanya. Meski begitu, hanya 951 juta US dolar atau sekitar Rp14,4 triliun yang dibayarkan untuk bantuan bencana. Sebagian besar jatuh ke Administrasi Bisnis Kecil, Badan Manajemen Darurat Federal, dan Korps Insinyur Angkatan Darat A.S.
3,4 miliar US dolar atau sekitar Rp51,7 triliun memang terdengar cukup besar bagi sebuah bencana alam. Namun, para ahli geologi memprediksi peristiwa yang jauh lebih besar yang terjadi antara 10.000 tahun ke depan. Ketika Yellowstone Caldera meletus, letusan itu akan membawa seluruh benua Amerika Serikat ke dalam kegelapan, yang akan mengganggu pasokan makanan dan menyebabkan kelaparan massal.
10. Penebangan kayu menjadi alasan mengapa zona bahaya tidak diperluas
Letusan gunung Saint Helens juga menghancurkan produksi kayu. Menurut Survei Geologi AS, letusan tersebut menghancurkan 4 miliar papan kayu, yang berarti sekitar 150.000 rumah mewah. Berbicara tentang penebangan, salah satu alasan mengapa zona bahaya sangat kecil adalah karena perusahaan kayu melobi untuk mempertahankan bisnisnya. Mereka memiliki sebagian besar tanah di sekitar gunung berapi, dan jika zona bahaya diperluas berarti akan menghentikan operasi penebangan. Faktanya, gunung berapi meletus pada hari Minggu, itu yang mungkin menyelamatkan ratusan nyawa penebang.
11. Dampak letusan bagi pertanian
Daerah di sekitar Gunung St. Helens bagus untuk berkemah, tetapi juga bagus untuk pertanian. Gandum, alfalfa, apel, dan kentang ditanam (dan masih) ditanam di daerah itu, dan menurut Survei Geologi AS, abu letusan gunung menghancurkan banyak tanaman tersebut. Total kerugian untuk tanaman di Washington timur diperkirakan sekitar 100 juta US dolar, atau sekitar tujuh persen dari total nilai tanaman di daerah tersebut. Itu menjadi salah satu area yang punya berita kurang enak. Namun sebagian besar alfalfa dapat diselamatkan, karena abu itu pada akhirnya tidak beracun bagi peternakan.
Abu vulkanik berbahaya bagi serangga pertanian, terutama lebah, sehingga berdampak juga bagi ekosistem. Abu menempel pada rambut di tubuh lebah dan membuatnya sulit atau tidak mungkin untuk terbang, sehingga di beberapa tempat hasilnya lebih rendah karena tidak adanya penyerbukan. Di sisi lain, abu juga berbahaya bagi belalang, dan belalang suka makan tanaman, jadi ada sedikit ketidakseimbangan ekosistem. Dan tanaman yang berada lebih jauh dari letusan sebenarnya menguntungkan, karena ternyata, lapisan tipis abu membantu retensi kelembaban, dan abu vulkanik mengandung nutrisi yang dapat bermanfaat bagi tanaman.
12. Pengaruhnya bagi hewan liar
Tentu saja, manusia dan tumbuh-tumbuhan bukan satu-satunya korban gunung berapi St. Helens. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, mungkin ada 7.000 hewan buruan besar seperti beruang dan rusa yang mati karena letusan. Letusan itu juga melenyapkan setiap burung di daerah itu dan sebagian besar hewan kecil lainnya.
Ikan pun mati. Faktanya, Departemen Perikanan Washington memperkirakan bahwa 12 juta ikan Salmon Coho mati ketika pembenihan di dekatnya dihancurkan oleh letusan. 40.000 salmon lainnya mati di bilah turbin generator hidroelektrik.
Bencana memang menyimpan banyak kepiluan dan kesengsaraan. Itu mungkin cara alam menuju kesetimbangannya. Namun, dibalik itu pasti tersimpan hikmah. Begitu pula dengan letusan gunung St. Helens yang pernah terjadi di masa lalu.
https://www.sciencehistory.org/distillations/harry-versus-the-volcano
https://www.usatoday.com/story/news/nation-now/2015/05/17/mount-st-helens-people-stayed/27311467/
http://mountsthelens.com/
https://www.nationalgeographic.com/news/2016/03/160320-mount-st-helens-eruption-logging-volcano-olson-ngbooktalk/#close
https://www.independent.co.uk/news/world/europe/france-earthquake-today-bordeaux-normandy-nantes-rennes-le-mans-usgs-a8968481.html
http://seismo.berkeley.edu/blog/2010/05/18/today-in-earthquake-history-mount-st-helens-1981.html
https://www.worldvision.org/disaster-relief-news-stories/2004-indian-ocean-tsunami-facts
https://volcanoes.usgs.gov/vhp/pyroclastic_flows.html
https://www.chicagotribune.com/news/ct-xpm-1990-05-18-9002100068-story.html
https://www.sciencehistory.org/distillations/harry-versus-the-volcano
https://huckberry.com/journal/posts/robert-landsburg-s-brave-final-shots
https://www.history.com/topics/natural-disasters-and-environment/mount-st-helens
http://volcano.oregonstate.edu/volcanic-lightning
https://www.theguardian.com/science/2004/dec/09/science.research
https://www.livescience.com/27553-mount-st-helens-eruption.html
https://pubs.usgs.gov/gip/msh/impact.html
http://volcano.oregonstate.edu/what-were-effects-people-when-mt-st-helens-erupted
https://glacierhub.org/2017/04/25/new-glacier-grows-mount-st-helens/
https://pubs.usgs.gov/wsp/2438/report.pdf
https://www.staradvertiser.com/2018/09/01/hawaii-news/recovery-from-kilauea-eruption-might-cost-800m/
https://www.usgs.gov/faqs/which-volcanoes-conterminous-united-states-have-erupted-nation-was-founded?qt-news_science_products=0#qt-news_science_products
https://training.fema.gov/hiedu/docs/hazdem/billion%20dollar%20u.s.%20disasters.doc
https://pubs.usgs.gov/gip/msh/impact.html
https://www.livescience.com/33330-yellowstone-caldera-supervolcano-eruption.html
https://volcanoes.usgs.gov/volcanic_ash/mount_st_helens_agriculture.html
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17731222
0 komentar