Meskipun polio diperkirakan sudah ada selama ribuan tahun yang lalu, tetapi polio baru mencapai proporsi pandemiknya di abad ke-20. Dan meski sangat menular, sebagian besar kasus polio tidak menunjukkan gejala, sehingga sulit untuk mendeteksi penularan dan mengisolasi yang terinfeksi.
Sekitar dua persen kasus polio sangat parah, karena memengaruhi otot dan menyebabkan kelumpuhan pada tungkai. Kesulitan bernapas yang dialami penderita polio akhirnya menginspirasi ilmuwan dengan menciptakan paru-paru besi, yang masih digunakan oleh beberapa orang hingga 2020.
Pemberantasan polio menjadi salah satu upaya medis yang berhasil dilakukan. Pada 2020, dua dari tiga jenis polio diberantas di setiap negara, kecuali Afghanistan dan Pakistan. Namun, masih ada kasus polio yang diturunkan dari vaksin dan masih ada risiko penularannya di seluruh dunia. Jadi, ada baiknya, nih, kita mempelajari betapa buruknya polio di masa lalu. Yuk, ikuti sejarah polio yang pernah melanda dunia.
1. Penyebab dan gelaja polio
Polio, juga dikenal sebagai poliomyelitis, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Menurut CDC, ada tiga jenis virus polio, yaitu: Tipe 1, 2, dan 3. Namun, Tipe 2 dan Tipe 3 dinyatakan sudah diberantas pada 2019. Polio dianggap sebagai penyakit yang sangat menular, meskipun hanya menyebar di antara manusia. Virus polio menyebar melalui aerosol atau tetesan dan masuk melalui mulut selama melakukan kontak dari orang ke orang, atau melalui kontaminasi tinja dari air, peralatan sehari-hari, makanan, atau berjabat tangan.
Walaupun sebanyak 95 persen infeksi polio tidak bergejala, tetapi mereka yang terinfeksi masih bisa menularkannya. Gejala infeksi polio berupa demam, muntah, nyeri punggung dan leher, serta kelemahan otot. Disebut sebagai polio nonparalitik, jenis infeksi polio ini dapat berlangsung hingga 10 hari dan kebanyakan dapat disembuhkan. Ada juga polio yang lebih ringan, yang dikenal sebagai polio abortif, dengan gejala seperti flu biasa. Jenis polio ini menyebabkan sekitar 4-8 persen infeksi.
Namun, dua persen kasus polio mengarah ke polio paralitik, yang mengakibatkan kelumpuhan di batang otak, sumsum tulang belakang, atau keduanya. Menurut WHO, di antara mereka yang menderita polio paralitik, 5-10 persen meninggal akibat otot pernapasannya tidak berfungsi dengan baik.
2. Polio sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu
Meskipun polio tidak mencapai tingkat epidemi hingga 1800-an, tapi ada bukti bahwa polio sudah ada selama ribuan tahun. Mumi Firaun Siptah, yang memerintah dari 1197 hingga 1191 SM, memiliki kelainan bentuk kaki kiri dan tungkai yang menandakan mengalami polio atau cerebral palsy. Dilansir dari BBC, ada ukiran batu Mesir Kuno, juga dikenal sebagai prasasti, yang berasal dari 1404-1365 SM, menggambarkan seseorang yang menggunakan tongkat, serta salah satu kakinya lebih kurus, yang merupakan ciri khas polio.
Sebuah Vas pelike dari Yunani Kuno abad ke-5 juga menggambarkan orang dengan tungkai bawah yang lebih kurus dan kelainan bentuk tulang belakang, serta menggunakan bantuan tongkat.
3. Penjelasan medis pertama tentang polio
Pada akhir abad ke-18, dokter anak bernama Michael Underwood memberikan deskripsi medis pertama tentang polio. Pada 1789, Underwood mengidentifikasi penyakit yang menimpa anak-anak itu dalam buku teks kedokterannya. Ia menggambarkan penyakit itu dengan kelemahan ekstrem yang membuat tulang tidak mampu menopang tubuh.
Menurut National Museum of American History, dibutuhkan 50 tahun lagi bagi ahli ortopedi Jacob von Heine untuk mengetahui efek polio pada tulang belakang. Patologi polio belum teridentifikasi sampai 1855. Saat itu, beberapa dokter mengidentifikasi atrofi yang terjadi pada materi abu-abu tulang belakang. Wilhelm Heinrich Erb menamai penyakit itu dengan sebutan poliomyelitis anterior akut pada 1875. Ini menggabungkan istilah Yunani untuk abu-abu (polio) dan sumsum (muelos) untuk mencerminkan peradangan materi abu-abu tulang belakang. Sayangnya, tidak satu pun dari dokter ini yang mengenali sifat polio yang sangat menular atau meramalkan epidemi yang akan datang.
4. Epidemik polio pertama
Epidemik polio pertama terjadi pada 1868. Ada setidaknya 14 kasus di dekat Oslo, Norwegia. Kemudian, pada 1881, setidaknya ada 13 kasus di Swedia bagian utara. Pada 1894, di negara bagian Vermont diketahui ada 132 orang menderita kelumpuhan permanen dan 18 orang meninggal. Dikutip Washington Post, sebagian besar korban wabah polio di Vermont berusia antara 5 sampai 10 tahun.
Wabah polio di Vermont adalah epidemik polio pertama yang terdokumentasi. Sayangnya, para dokter masih belum percaya bahwa penyakit itu menular. Menurut History of Vaccines, Charles Caverly, seorang dokter yang menulis tentang epidemik paralitik di Vermont, menyatakan bahwa penyakit itu tidak menular.
Tetapi karena dokter tidak melaporkan diagnosis polio kepada otoritas kesehatan masyarakat, sulit untuk diketahui penyebaran epidemik polio sampai pada awal 1900-an. Wabah terbesar berikutnya terjadi di New York pada 1907, dengan lebih dari 1.000 kasus polio yang dapat dikenali. Karena epidemik polio meningkat dalam tingkat keparahan, frekuensi, dan ukurannya, ada kemungkinan virus berkembang selama epidemik awal ini.
5. Epidemik polio 1916
Pada musim panas 1916, New York dilanda epidemi polio yang sangat parah. Lebih dari 9.000 kasus dilaporkan. Secara nasional, ada lebih dari 27.000 kasus. The Conversation melansir kabar bahwa otoritas kesehatan memutus jalur penularan dengan isolasi dan pengobatan. Fasilitas umum ditutup, tetapi polio sering kali menyebar di lingkungan keluarga, terutama mereka yang tidak memiliki WC pribadi.
Polio pertama kali didiagnosis pada dua anak dari imigran Italia di Brooklyn. Para imigran Italia pun disalahkan atas epidemik tersebut. Bahkan, terkadang mereka mendapat kekerasan fisik, terlepas dari kenyataan bahwa penyebaran infeksi mereka sebenarnya rendah. Banyak orang menganggap bahwa polio juga disebarkan oleh hewan peliharaan. Pada 26 Juli 1916, SPCA di New York City melaporkan bahwa 80.000 hewan peliharaan dibunuh.
Menurut The Open Microbiology Journal, dokter melakukan berbagai metode penyembuhan, mulai dari suntikan intraspinal hingga semprotan hidung. Tetapi lebih dari 50 persen orang yang menerima perawatan ini justru meninggal dunia. Sayangnya, polio belum juga mereda ketika terjadi Perang Dunia I dan epidemi influenza 1918.
6. Epidemi tahunan
Presiden Franklin D Roosevelt (FDR) pernah terjangkit polio pada 1921. FDR lumpuh permanen dari pinggang ke bawah. Selama 1940-an dan 1950-an, Amerika Serikat menderita epidemik polio tahunan selama musim panas dan awal musim gugur.
Sangking cemasnya, para orang tua mengurung anak-anak mereka di rumah. Menurut Departemen Kesehatan Minnesota, Pameran Negara Bagian Minnesota terpaksa dibatalkan pada 1946 untuk mengurangi penularan polio. Pada 1953 polio dianggap sebagai hal paling menakutkan bagi orang Amerika, yang mereka gambarkan seperti "ledakan nuklir ".
7. Paru-paru besi
Iron lungs (paru-paru besi) adalah alat yang menerapkan tekanan negatif agar memungkinkan penderita polio bernapas. Tekanan tersebut menyebabkan otot dada dan diafragma seseorang meniru seperti gerakan pernapasan, memaksa udara keluar dari mulut saat tekanan meningkat dan menarik udara masuk saat tekanan menurun.
Menurut Polio Voices: An Oral History from the American Polio Epidemics and Worldwide Eradication Efforts, paru-paru besi ditemukan oleh Philip Drinker pada 1928, setelah bereksperimen pada kucing dan kemudian rekan-rekannya. Mesin itu ditingkatkan secara signifikan oleh John Emerson beberapa tahun kemudian. Penderita polio yang pertama kali mencoba paru-paru besi adalah seorang gadis berusia 8 tahun. Ia ditopang dengan mesin tersebut selama lima hari dan meninggal karena infeksi yang tidak diketahui.
Awalnya, paru-paru besi hanya digunakan dalam situasi darurat, namun dokter terus menggunakannya karena jumlah pasien yang meningkat. Padahal belum diketahui dengan jelas keefektifannya atau pun keamanannya.
Beberapa orang hanya membutuhkan perawatan paru-paru besi selama beberapa minggu atau bulan, tergantung pada tingkat keparahan kelumpuhannya. Bahkan, ada juga yang menghabiskan sepanjang hidupnya di paru-paru besi. Oleh sebab itu, pada akhir 1940-an, dikembangkan tempat tidur goyang untuk membantu beberapa orang melepaskan ketergantungannya dengan paru-paru besi. Pergerakan kasur goyang membantu menarik dan mendorong udara masuk dan keluar dari paru-paru, meskipun sebenarnya kurang efektif dibandingkan paru-paru besi.
8. Vaksin virus aktif Hilary Koprowski
Terinspirasi oleh pengembangan vaksin demam kuning oleh Max Theiler, Hilary Koprowski mulai membuat vaksin polio pada akhir 1940-an. Vaksin Koprowski dibuat dari virus yang aktif. Jika membuat vaksin virus yang tidak aktif, ilmuwan akan menggunakan formaldehida untuk menghancurkan kemampuan virus menghasilkan penyakit sekaligus mempertahankan partikel virus.
Koprowski menggunakan metode atenuasi yang sama seperti Theiler, memindahkan virus polio melalui otak tikus untuk mengurangi virulensinya sampai virus tersebut melemah tetapi masih dapat memicu respons imun. Koprowski menguji vaksinnya pada simpanse dan dirinya sendiri, lalu melanjutkan uji coba pada manusia. Subjek tesnya terdiri dari 20 anak cacat mental di Desa Letchworth di Rockland County, New York. Untungnya, tidak ada yang mengalami komplikasi. Dan Koprowski mengumumkan hasilnya pada 1951.
Menurut Cambridge Medical History, pada pertengahan 1930-an, dua ilmuwan di Amerika Serikat, Maurice Brodie dan John Kolmer, menguji vaksin polio mereka pada anak-anak, namun berakhir tragis. Vaksin Brodie, dibuat dengan virus yang tidak aktif, tidak menghasilkan cukup antibodi, dan terkadang menyebabkan reaksi alergi. Sedangkan virus Kolmer, yang dibuat dengan virus aktif, belum dilemahkan dengan benar dan akibatnya menyebabkan beberapa kasus polio. Meskipun vaksin Koprowski berhasil digunakan di empat benua di seluruh dunia, tetapi Amerika Serikat tidak pernah menyetujui penggunaannya.
9. Vaksin virus tidak aktif Jonas Salk
Pada 1950-an, Jonas Salk juga membuat vaksin polio, meskipun dibuat dari virus mati yang tidak aktif dibandingkan dengan virus Koprowski yang aktif. Awalnya, Salk menguji vaksin itu ke anak-anak dan dirinya sendiri. Dikutip The Conversation, setelah Salk mendemonstrasikan viabilitas vaksinasi pada monyet laboratorium dan dua kelompok kecil anak-anak dengan dan tanpa polio, National Foundation for Infantile Paralysis mensponsori salah satu uji coba lapangan terbesar dalam sejarah medis tersebut.
Uji coba dimulai pada 26 April 1954. Uji coba ini memakan waktu satu tahun untuk menganalisis hasil dan menentukan apakah vaksin itu aman dan efektif. Diberikan melalui suntikan, lebih dari 600.000 anak diberi vaksin Salk, sementara lebih dari satu juta anak lainnya dipantau.
Presiden Dwight D Eisenhower mengatakan bahwa setiap anak harus mendapatkan vaksin polio. Ia menunjuk Sekretaris Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Oveta Culp Hobby untuk mencari tahu perkembangan vaksin. Sementara itu, Hobby sendiri mengklaim bahwa vaksin gratis akan membuka pintu pengobatan sosial. Hobby juga menambahkan bahwa produksi vaksin harus dilakukan oleh perusahaan swasta. Jadi meskipun Salk tidak mematenkan vaksinnya, namun vaksinnya dijual oleh perusahaan swasta, yang membuat harga vaksin tersebut melonjak dari 2 US dolar menjadi 20 US dolar.
10. Perbedaan vaksin salk dan vaksin sabin
Dalam waktu yang sama ketika Salk mengerjakan vaksinnya, Albert Sabin juga membuat vaksin, menggunakan teknik virus hidup yang sama dengan yang digunakan Koprowski. Dilansir Science History Institute, setelah mengembangkan tiga jenis virus polio yang tampaknya menginduksi antibodi tanpa menyebabkan kelumpuhan, Sabin menguji vaksin oral tersebut pada dirinya sendiri, rekan penelitiannya, dan keluarganya. Sabin juga menguji vaksin polio pada orang-orang yang dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Chillicothe. Meskipun begitu, tidak diketahui pasti seberapa etis eksperimen Sabin itu.
Pada titik ini, vaksin Salk sudah digunakan di Amerika Serikat dan Sabin tidak mendapatkan dana untuk uji coba skala besar seperti Salk. Namun pada 1957, Sabin meyakinkan Uni Soviet untuk melakukan uji coba dengan vaksinnya. Setelah uji coba dianggap berhasil pada 1960, Amerika Serikat menyetujui vaksin Sabin pada 1961 untuk diproduksi.
Meskipun vaksin Sabin lebih mudah diberikan dan lebih murah, masih ada kemungkinan satu dari 750.000 tertular polio dari virus hidup yang dilemahkan. Maka dari itu, untuk memberantasnya vaksin polio Salk tersedia secara luas di seluruh dunia.
11. The Cutter Incident
Pada bulan April 1955, salah satu laboratorium yang memproduksi vaksin Salk tidak berhasil menonaktifkan virus, yang akhirnya membuat 40.000 orang terserang wabah polio. Dikenal sebagai The Cutter Incident, Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Amerika Serikat memastikan bahwa vaksin yang tidak layak itu berasal dari Cutter Lab yang berbasis di California. Cutter Lab gagal mengikuti instruksi dari Salk. Akibatnya, 200 anak menderita berbagai tingkat kelumpuhan dan 10 anak kehilangan nyawanya karena polio.
Pemerintah pun membentuk komite ilmuwan untuk menyaring vaksin polio yang layak atau tidak. Dan pada pertengahan Juni, inokulasi dilanjutkan di bawah pengawasan pemerintah yang lebih ketat. Kongres AS juga mengesahkan Undang-Undang Bantuan Vaksin Polio tahun 1955 untuk menyebarkan vaksin secara lebih luas ke publik. Sayangnya, insiden terkait vaksin ini sudah terjadi. Membuat banyak orang takut dan tidak yakin akan kemanjuran vaksin.
12. Kontaminasi virus SV40
Pada 1960, hampir 30 persen dari vaksin polio terkontaminasi dengan Virus Simian 40, atau SV40, virus yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker. Menurut Oncogene, kemungkininan bisa terjadi karena vaksin dibuat dalam kultur sel ginjal monyet yang menyimpan SV40. Tetapi, para peneliti belum memastikan apakah SV40 menyebabkan kanker pada manusia atau tidak, karena belum ada bukti yang menunjukkan bahwa orang yang mendapat vaksin polio antara tahun 1955 sampai 1963 memiliki peningkatan kanker.
Menurut Vaccination: A History from Lady Montagu to Genetic Engineering, ditemukan bahwa ketika peneliti membuat vaksin polio dengan virus yang tidak aktif seperti formaldehyde dan beta-Propiolactone, virus SV40 dipastikan juga tidak aktif .
13. Kasus polio hari ini
Di dunia, polio tipe 1 masih menjadi endemik di Afghanistan dan Pakistan, namun dianggap telah diberantas di beberapa benua yang lain. Namun, kasus polio akibat vaksin justru masih terus terjadi di seluruh dunia, karena penggunaan vaksin oral aktif daripada vaksin injeksi tidak aktif.
Amerika Serikat memberantas polio pada tahun 1979, dan dibandingkan dengan 1988, kasus polio di seluruh dunia sudah menurun hingga 99 persen. Menurut NPR, benua Afrika dinyatakan bebas dari polio pada tahun 2020 setelah empat tahun sejak kasus polio terakhir dilaporkan.
Tetapi meskipun pemberantasan polio hampir tuntas, banyak negara yang masih menderita kasus-kasus polio akibat vaksin yang mereka terima berbentuk virus polio yang lemah, tetapi hidup, yang dapat bermutasi dan menyebar di komunitas yang kurang diimunisasi. Antara Agustus 2019 sampai Agustus 2020, lebih dari 20 negara di seluruh dunia melaporkan bahwa ada kasus polio yang diturunkan dari vaksin.
Nah, itulah 13 sejarah memilukan tentang virus polio yang pernah menghebohkan dunia.
https://www.britannica.com/science/polio/Polio-through-history
https://www.rchsd.org/health-articles/polio/
https://www.theatlantic.com/national/archive/2012/01/what-america-looked-like-polio-children-paralyzed-in-iron-lungs/251098/
https://www.buzzfeednews.com/article/carolinekee/polio-survivor-uses-iron-lung
https://polioeradication.org/news-post/two-out-of-three-wild-poliovirus-strains-eradicated/
https://www.nature.com/articles/d41586-020-02501-3
https://www.cdc.gov/cpr/polioviruscontainment/diseaseandvirus.htm
https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/two-out-of-three-wild-poliovirus-strains-eradicated
https://www.healthline.com/health/poliomyelitis
https://www.washingtonpost.com/archive/lifestyle/wellness/1997/01/14/the-conquest-of-infantile-paralysis/ae3c12d9-fecf-4bf5-a5b0-a54010ef187f/
https://www.ecdc.europa.eu/en/poliomyelitis/facts
https://www.healthline.com/health/poliomyelitis#symptoms
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/polio/symptoms-causes/syc-20376512
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/poliomyelitis-polio
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis
https://ancientegyptonline.co.uk/siptah/
https://n.neurology.org/content/92/14/678
http://exhibits.hsl.virginia.edu/treasures/michael-underwood-1736-1820/
https://amhistory.si.edu/polio/timeline/index.htm
https://jnnp.bmj.com/content/jnnp/76/1/128.full.pdf
https://med.libretexts.org/Bookshelves/Anatomy_and_Physiology/Book%3A_Anatomy_and_Physiology_(Boundless)/11%3A_Central_Nervous_System/11.1%3A_The_Spinal_Cord/11.1C%3A_Spinal_Cord_Grey_Matter_and_Spinal_Roots
https://www.winneshiekhealth.org/poliomyelitis
https://books.google.de/books?id=9D1BR2xwg3gC&lpg=PA9&pg=PA9#v=onepage&q&f=false
https://books.google.de/books?id=9D1BR2xwg3gC&lpg=PA10&pg=PA10#v=onepage&q&f=false
http://scielo.isciii.es/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0211-95362012000200003
https://www.washingtonpost.com/archive/lifestyle/wellness/1997/01/14/the-conquest-of-infantile-paralysis/ae3c12d9-fecf-4bf5-a5b0-a54010ef187f/
https://www.historyofvaccines.org/content/first-us-polio-epidemic
https://amhistory.si.edu/polio/americanepi/communities.htm
https://theconversation.com/how-a-virus-brought-new-york-to-a-standstill-in-the-summer-of-1916-134955
https://benthamopen.com/contents/pdf/TOVACJ/TOVACJ-4-13.pdf
https://qz.com/787385/the-history-of-polio-in-new-york-includes-unnecessarily-killing-72000-cats-and-8000-dogs/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4293735/
https://amhistory.si.edu/polio/howpolio/fdr.htm
https://www.wbur.org/hereandnow/2020/03/16/polio-epidemic-covid-19-coronavirus
https://eu.gosanangelo.com/story/news/2019/06/12/san-angelo-center-polio-epidemic-summer-1949/1421514001/
https://www.health.state.mn.us/about/history/Chapter3.pdf
https://theconversation.com/how-a-virus-brought-new-york-to-a-standstill-in-the-summer-of-1916-134955
https://www.woodlibrarymuseum.org/museum/item/918/iron-lung
https://books.google.de/books?id=CfxTX-A3GSkC&lpg=PA141&pg=PA141#v=onepage&q&f=false
https://americanhistory.si.edu/collections/search/object/nmah_728031
https://www.theguardian.com/society/2020/may/26/last-iron-lung-paul-alexander-polio-coronavirus
https://www.sciencemuseum.org.uk/objects-and-stories/medicine/iron-lung
https://amhistory.si.edu/polio/howpolio/ironlung2.htm
https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(13)61661-X/fulltext
https://www.mcgill.ca/oss/article/health/what-does-it-mean-when-vaccine-contains-inactivated-virus
https://norkinvirology.wordpress.com/2016/07/07/vaccine-research-using-children/
https://www.historyofvaccines.org/content/koprowski-tests-polio-vaccine-children
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1472109/
https://www.nytimes.com/2013/04/21/us/hilary-koprowski-developed-live-virus-polio-vaccine-dies-at-96.html
https://www.who.int/biologicals/areas/vaccines/polio/ipv/en/
https://www.ladyscience.com/features/the-netowrks-of-women-behind-the-polio-vaccine
https://theconversation.com/lessons-from-how-the-polio-vaccine-went-from-the-lab-to-the-public-that-americans-can-learn-from-today-145604
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1114166/
https://www.americanheritage.com/miracle-workers
https://virginiachronicle.com/?a=d&d=TDS19550618.1.10&e=-------en-20--1--txt-txIN--------
https://www.sciencehistory.org/historical-profile/jonas-salk-and-albert-bruce-sabin
https://drc.libraries.uc.edu/handle/2374.UC/664216
https://hekint.org/2018/01/30/salk-sabin-disease-rivalry-vaccine/
https://www.elsevier.com/connect/remembering-the-dreaded-summers-of-polio
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1383764/
https://www.eisenhowerlibrary.gov/sites/default/files/research/online-documents/salk/salk-m.pdf
https://www.presidency.ucsb.edu/documents/statement-the-president-the-polio-vaccine-situation
https://ajph.aphapublications.org/doi/pdf/10.2105/AJPH.45.10.1349
https://www.washingtonpost.com/history/2020/04/14/cutter-polio-vaccine-paralyzed-children-coronavirus/
https://www.nature.com/articles/1207877
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK221112/
https://books.google.de/books?id=orjaA_7sYZQC&lpg=PA395&hl=de&pg=PA395#v=onepage&q&f=false
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/does-polio-still-exist-is-it-curable
https://www.npr.org/sections/health-shots/2012/10/16/162670836/wiping-out-polio-how-the-u-s-snuffed-out-a-killer
https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2020/08/25/905884740/africa-declares-wild-polio-is-wiped-out-yet-it-persists-in-vaccine-derived-cases
https://www.nature.com/articles/d41586-020-02501-3
0 komentar